STOP PLAGIAT!!
Kisah Seorang gadis 23 tahun bereinkarnasi menjadi tokoh antagonis dalam novel kesayangannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anviqi Park, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26. Lepas atau Pertahankan?
Di toilet Freya merutuk kesal atas perbuatan Arthur tapi dirinya lebih kesal karena diam saja tanpa menolak seakan terhipnotis begitu saja.
Tangan berjari lentik tersebut menampung air yang keluar dari kran lalu menyiram ke wajahnya.
“Sadar Freya kau tidak boleh seperti ini”. Gumamnya namun tetap wajah rona merah tetap saja bersarang di pipinya.
“Dasar tidak tau diuntung, bagaimana bisa kau memikirkan pria itu padahal kau sudah punya 6 selir. Astaga ini semua gara-gara kau Freya Grizelle”. Ocehnya berbicara di depan cermin.
“Apa yang harus kulakukan? Jujur saja aku tidak bisa memilih, mereka semua begitu indah bagaikan malaikat turun dari surga”.
“Hahh tidak boleh, ayo tenang dan mari pikirkan dengan perlahan. Semua akan baik-baik saja”. Sambungnya sembari menarik nafas dalam dan perlahan membuangnya.
Setelah berhasil mengendalikan diri, Freya kembali ke pesta namun baru beberapa langkah melewati lorong kakinya berhenti. Matanya terbelalak sempurna seketika dirinya mematung dengan wajah pucat.
Hawa hangat dari musim panas sekejap mata berganti menjadi musim dingin menusuk tulang. Bagaikan kaca yang hancur berkeping-keping, matahari menghilang meninggalkan kegelapan tanpa sebercah cahaya.
Perlahan Freya memutar langkahnya meninggalkan taman bunga yang selama ini menjadi tempat favoritnya untuk melepaskan stress namun sepertinya ia tidak akan ke sana lagi.
Sepeninggalan Freya angin kencang berhembus meniup beberapa ranting pohon membuat kita bisa melihat dua sosok manusia berdiri saling bertemu pandang, entah apa arti tatapan itu hanya mereka berdua yang tau.
Dua insan yang menjadi tokoh utama dari dunia fiksi ini, Arthur dan Charlotte.
-o0o-
Keesokan harinya Freya bangun dengan wajah lesu, terdapat lingkaran hitam di bawah matanya yang sembab. Ya, semalaman Freya menangis sepulangnya dari pesta. Lebih tepatnya satu jam lebih cepat daripada jadwal, sebab tidak sanggup lagi untuk bertemu dengan Arthur ataupun Charlotte saat dirinya seperti itu.
“Astaga ada apa denganku sebenarnya!!”. Teriaknya frustasi.
Bertepatan dengan itu tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan sekumpulan bunga menyembul dari balik pintu.
“Ibu~”. Seru Ray yang muncul diantara buket.
“Ray”. Sang empu nama langsung berlari masuk menghempaskan diri ke atas ranjang, sedetik kemudian berhambur memeluk Freya yang masih tercengang.
“Selamat ulang tahun, mwahh”. Serunya mengecup pipi Freya.
Freya tersenyum lembut menangkup wajah yang masih menjadi tempat perkumpulan lemak bayinya gemas.
“Terima kasih sayang, ibu senang sekali. Morgan bilang Ray menyiapkan pesta untuk ibu kemarin ya?”.
Ray mengangguk namun berubah cemberut.
“Tapi gagal karna ketiduran”.
“Tidak apa-apa sayang, ibu tetap menyukainya. Terima kasih ya malaikat surgaku”. Gemas Freya menghadiahkan kecupan di wajah Ray.
“Geli~”.
“Hmm sebagai gantinya gimana kalau besok kita pergi ke desa bunga? Ibu yakin mereka merindukanmu”.
Ray mengangguk semangat.
“Baiklah. Sebentar lagi kelas dimulai, Ray akan menyelesaikan tugas dan PR untuk besok”. Ucapnya penuh semangat kemudian berlalu pergi meninggalkan Freya yang terkekeh ria melihat kepolosannya.
Tidak lama kemudian para maid datang membantu Freya bersiap-siap. Setengah jam kemudian Elvis datang seperti biasa, dia akan mencatat segala aktivitas dan jadwal Freya sedetail mungkin karena itulah salah satu tugas seorang manusia berperan banyak.
“Sarapan sudah siap dan baginda Arthur sudah menunggu anda”.
Mendengar nama itu berhasil membuat mood Freya hilang. Namun dirinya tidak boleh menghindar karena bagaimanapun juga semenjak kedatangannya ke dunia ini, mau tidak mau dirinya harus terlibat dan menyelesaikan permasalahan sebagai salah satu tokoh.
Tidak ada waktu untuk memikirkan perasaan, cukup jalani dan temukan cara untuk kembali. Callista juga ada untuk membantunya, jadi mari kesampingkan masalah perasaan yang tidak seharusnya ia rasakan.
“Dan juga Charlotte meminta izin untuk bertemu dengan anda”. Freya menjatuhkan pandangannya pada halaman luas yang membentang dari jendela kamar.
“Katakan padanya untuk menemuiku setelah sarapan”.
“Baik Yang Mulia”. Balas Elvis tidak berani melanjutkan pembahasan melihat suasana saat ini.
Walaupun ia gila dan sering jadi penganggu namun dirinya tidak segila itu untuk mengacau saat dalam mode singa betina. Cari mati itu namanya.
Setelah siap Elvis mengikuti Freya menuju ruang makan dan benar saja Arthur sudah di sana bersama Ray yang sibuk melahap sarapannya.
Beruntung bocah tampan itu tidak merasakan aura dingin yang datang dari sepasang orang dewasa di sekelilingnya, daging sapi BBQ dan segelas ice cream vanilla terlihat begitu lezat baginya.
Bohong jika Arthur tidak menyadari perubahaan Freya karena sejak kemarin dirinya sibuk mencari gadis tersebut dan baru sadar saat Morgan mengatakan bahwa Freya telah kembali.
Bingung? Tentu saja, padahal mereka baik-baik saja kemarin tapi sekarang gadis itu bahkan tidak melihat ke arahnya. Sebenarnya apa yang terjadi?
Setelah selesai sarapan mereka beralih ke taman untuk menikmati teh. Ray tidak bisa ikut karna ada kelas bersama Elvis hanya mereka berdua dan Morgan bersama beberapa pelayan yang sedang menyajikan teh dengan telaten.
Arthur menatap Freya menikmati tehnya dengan tenang namun terdapat sesuatu yang aneh dibalik ekspresi itu, ya Arthur tau itu.
“Jangan melihat saya seperti itu, baginda”. Arthur membenarkan dugaan nya mendengar Freya berbicara menggunakannbahasa formal.
“Kenapa? Apa aku akan dihukum karenanya?”.
“Tidak ada hukuman untuk hal seperti itu, saya hanya tidak nyaman”.
“Oh ya? Sayang sekali padahal aku sangat menikmati wajah cantik anda Yang Mulia Freya Grizelle calon istriku”.
Tuk!
Freya meletakkan gelasnya lalu membalas tayapan Arthur.
“Bolehkah saya mengajukan pertanyaan? Tapi ini sangat sensitif”.
“Sejak kapan anda meminta izin, dulu anda bahkan mencium saya tanpa minta izin”.
Blush~
Seketika Freya merona namun secepat mungkin mengendalikan diri.
“Ehem. Saya ingin bertanya tentang pertunangan kita, apakah anda akan melanjutkanya?”.
“Apa?”.
“Aku penasaran apakah kita akan melanjutkan hubungan ini, anda memiliki reputasi yang bagus di mata masyarakat tapi malah bertunangan dengan gadis yang sudah memiliki 6 selir”.
Dengan susah payah Freya menelan saliva.
“Karena kita sama-sama seorang pemimpin kerajaan, tidakah sebaiknya memikirkan dan meluruskan semuanya?”.
Sejenak keheningan menguasai hingga Arthur mengeluarkan suaranya.
“Bukan cuma anda, saya bukanlah kaisar yang sempurna. Reputasi saya tidak sebaik itu, bukankah saya memiliki putra? Jadi kenapa harus memikirkan pencitraan”.
“Tapi-“.
“Tidak ada yang sempurna di dunia ini bahkan untuk kaisar sekalipun. Anda ada masalah, saya juga ada. Tergantung bagaimana kita meresponnya, memikirkan cara untuk keluar tanpa merugikan siapapun”.
“Jujur dulu saya memang tidak suka dengan pertunangan ini karna sifat anda yang keterlaluan, namun seiring berjalannya waktu kehadiran anda menjadi titik nyaman bagi saya”.
“Arthur”. Seketika Freya mulai berkaca-kaca.
“Tidak ada penyesalan sedikitpun bagi saya telah bertunangan dengan anda, karena saya mencintai anda”.
Deg
Seketika hawa dingin kembali berganti menjadi hangat, bunga-bunga bermekaran memenuhi perut Freya mengalir hebat hingga mempengaruhi wajahnya.
“Saya tau semua tentang anda, bahkan tentang selir-selir itu. Saya tau fakta sebenarnya dibalik mereka semua, alasan mengapa anda memberikan peran itu”.
“Eh? A, apa-“.
“Hormat kepada yang mulia”. Seru sebuah suara membuat mereka menoleh bersamaan.
“Charlotte”.
aku suka..
semangatt sllu yah