NovelToon NovelToon
Nikah Dadakan Karena Warga

Nikah Dadakan Karena Warga

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / CEO
Popularitas:52.7k
Nilai: 5
Nama Author: Anjay22

Reva Maharani kabur dari rumahnya karena di paksa menikah dengan pak Renggo ,ketika di kota Reva di tuduh berbuat asusila dengan Serang pria yang tidak di kenalnya ,bernama RAka Wijaya ,dan warga menikahkan mereka ,mereka tidak ada pilihan selain menerima pernikahan itu ,bagaimana perjalan rumah tangga mereka yang berawal tidak saling mengenal ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjay22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Raka cemburu

Mobil hitam yang di kendarai Raka melaju pelan di antara deretan kampus yang mulai sepi. Sore mulai merayap, langit berubah jingga, tapi di dalam mobil, suasana jauh dari hangat. Udara terasa berat, seperti ada badai yang menggantung di antara dua jiwa yang seharusnya saling memahami.

Raka duduk di balik kemudi, rahang mengeras, tangan menggenggam setir begitu kencang hingga buku-bukunya memutih. Matanya menatap lurus ke depan, tapi jelas—pandangannya tak fokus pada jalan. Ia masih melihatnya: Reva berjalan berdampingan dengan Dafa, tertawa, bercanda, seolah tak ada dunia lain selain mereka berdua. Dan Dafa—cowok itu tersenyum lebar, tubuhnya condong ke arah Reva seakan ingin melindungi, atau mungkin… menggantikan.

*“Pacar halalku,”* begitu Reva pernah berkata padanya dengan bangga. Tapi hari ini, untuk pertama kalinya, Raka merasa gelar itu goyah.

“Mas,Kenapa kamu diam,saja sih ?” tanya Reva akhirnya, suaranya pelan, penuh kehati-hatian. Ia menoleh ke arah suaminya, mencoba menangkap ekspresi di wajah Raka. Tapi Raka hanya menggeleng, bibirnya rapat, seolah tak ingin satu kata pun keluar dan mengkhianati amarah yang menggelegak di dadanya.

Reva menghela napas. “Mas …ngomong dong ,jangan diam seperti ini ,kalau aku punya salah aku minta maaf ”

"Kamu nggak punya salah kok ."

"kalau aku nggak punya salah ,kenapa mas dari tadi diam saja ,apa mas sakit ?" Reva memeriksa dahi Raka .

"Aku nggak sakit ,aku sehat ." raka masih tetap fokus menyetir.

"Kalau mas nggak sakit ,kenapa mas sedari tadi  diam ,tidak seperti biasanya ?" Reva menatap Raka dengan wajah memelas

“Kamu sama Dafa kelihatan akrab banget,” kata  Raka tiba-tiba, suaranya datar, tapi menusuk. “Sampai lupa kalau suamimu nunggu di luar?”

Reva terdiam. Ia tahu Raka melihat mereka. Tapi ia tak menyangka Raka akan bereaksi seperti ini.

mendengar ucapan Raka ,Reva nampak tersenyum tipis

“Mas, cemburu sama Dafa ? Kami cuma teman, mas . Kamu tahu itu.”

“Teman yang saling pinjam pulpen cinta? Teman yang ketawa kayak nggak ada hari esok? Teman yang jalan bareng keluar kelas kayak pasangan?” Raka menoleh sebentar, matanya tajam. “Aku nggak buta, sayang .”

Reva menelan ludah. “Aku nggak pernah berbuat yang nggak-nggak,mas. Aku bahkan bilang ke dia kalau aku sudah menikah.”

“Terus kenapa dia masih nempel kayak perangko?” Raka kembali fokus ke jalan, tapi suaranya semakin dingin. “Apa dia nggak ngerti arti ‘sudah menikah’? Atau kamu yang nggak tegas?”

Kalimat terakhir itu menusuk. Reva merasa dadanya sesak. “Kamu nggak adil, mas  Aku nggak pernah cari perhatian dia. Aku bahkan nggak pernah memberi harapan.”

“Tapi kamu biarin dia deketin kamu. Kamu ketawa, kamu ngobrol, kamu jalan bareng. Kamu lupa aku yang antar kamu tiap pagi? Yang ngingetin minum air biar nggak dehidrasi? Yang rela muter jalan cuma biar kamu nggak naik angkot sendirian?”

Suara Raka bergetar. Bukan hanya marah—ada luka di sana. Luka yang selama ini ia sembunyikan dengan senyum dan perhatian.

Reva menunduk. Ia tahu Raka benar. Tapi ia juga merasa disalahpahami. “Aku nggak pernah bandingin kamu sama siapa-siapa. mas,Dafa cuma teman kelas. Titik.”

“Kalau cuma teman, kenapa kamu kelihatan lebih santai sama dia daripada sama aku?” Raka melempar pertanyaan itu seperti lemparan batu—keras dan tak terduga.

Reva terkejut. “Apa maksud kamu?”

“Kamu sama aku… kadang kayak ada jarak. Tapi sama dia, kamu kayak… bebas. Kayak nggak perlu jaga sikap. Kayak nggak perlu mikirin perasaan orang lain.”

Reva terdiam lama. Ia menatap jendela, bayangan wajahnya yang murung terpantul di kaca. Mungkin Raka benar. Tapi bukan karena ia lebih nyaman dengan Dafa—melainkan karena dengan Dafa, ia tak perlu berpura-pura kuat. Tak perlu jadi istri yang sempurna. Tak perlu selalu tersenyum meski lelah.

Tapi itu bukan alasan untuk menyakiti Raka.

“Maaf,” bisik Reva pelan. “Aku nggak sadar kalau kamu ngerasa kayak gitu.”

Raka tak menjawab. Ia hanya menarik napas panjang, lalu menyalakan radio—seolah ingin mengubur percakapan itu dalam dentuman musik. Tapi lagu yang diputar justru lagu lama yang pernah mereka dengar bersama saat pertama kali menikah Liriknya bicara tentang cinta yang tak perlu diucap, tapi terasa dalam diam.

Ironis.

Reva menatap Raka dari samping. Wajahnya kaku, tapi matanya—matanya berkaca-kaca. Ia tahu Raka bukan tipe cemburu buta. Tapi kali ini, rasa itu datang bukan hanya karena Dafa, melainkan karena ketakutan: takut kehilangan, takut tak cukup baik, takut bahwa cinta yang ia bangun perlahan-lahan mulai retak.

“Mas ” Reva memanggil lagi, kali ini lebih lembut. “Aku nggak pernah pengin bikin kamu ngerasa kayak gini. Aku sayang kamu. Cuma kamu.”

Raka menghela napas. “Aku juga sayang kamu, sayang . Tapi… kadang aku ngerasa kayak kamu nggak butuh aku lagi. Kayak kamu udah punya dunia sendiri di kampus, sama teman-teman baru, sama… dia.”

“Aku butuh kamu. Setiap hari. Bahkan pas aku nggak ngomong apa-apa, aku tetap mikirin kamu.”

Raka akhirnya menepi di pinggir jalan. Mobil berhenti di bawah pohon rindang yang daunnya bergoyang pelan ditiup angin sore. Ia mematikan mesin, lalu menoleh pada Reva.

“Kalau kamu butuh aku… kenapa kamu biarin dia bilang ‘kita bisa nikah kapan aja’ dan kamu cuma ketawa kayak itu lelucon biasa?”

Reva terperangah. “Kamu dengar itu?”

“Aku lihat ekspresimu. Kamu nggak marah. Kamu malah ketawa. Itu yang bikin aku… ngerasa kayak bukan siapa-siapa.”

Reva menggenggam tangan Raka. “Mas ,Aku ketawa karena aku kaget, bukan karena aku setuju. Aku langsung bilang kalau aku udah menikah. Aku bahkan bilang kalau kamu itu ‘pacar halalku’. Aku bangga sama kamu, Mas. Tapi… mungkin aku salah caranya ngungkapin.”

Raka menatap genggaman tangan Reva. Hangat. Familiar. Tapi hari ini, rasanya asing.

“Aku cuma pengin kamu jaga batas, sayang . Aku percaya kamu. Tapi… aku nggak percaya cowok kayak dia. Dia kelihatan terlalu… nyaman.”

Reva mengangguk pelan. “Aku ngerti. Mulai besok, aku akan lebih hati-hati. Aku nggak mau kamu ngerasa kayak gini lagi.”

Raka menarik napas dalam, lalu mengusap wajahnya dengan tangan. “Aku juga minta maaf. Aku nggak bermaksud jadi posesif. Tapi… lihat kamu sama dia… aku kayak lihat masa lalu—waktu kamu belum jadi milikku.”

Reva tersenyum kecil. “Tapi sekarang aku milikmu. Dan cuma kamu.”

Raka akhirnya tersenyum—tipis, tapi tulus. Ia menggenggam tangan Reva erat. “Jangan biarin siapa pun ngelupain itu. Termasuk kamu sendiri.”

Mobil kembali melaju. Sore semakin redup, tapi di dalam mobil, kehangatan perlahan kembali. Tak ada lagi diam yang menusuk. Hanya dua hati yang belajar memahami—bahwa cinta tak cukup hanya dengan kepercayaan, tapi juga dengan komunikasi yang jujur, dan batas yang saling dihormati.

Namun, di balik senyum itu, Raka masih menyimpan satu pertanyaan yang menggantung:  

*Apakah Dafa benar-benar menyerah?*

Dan di hati Reva, ada kekhawatiran yang tak terucap:  

*Apakah kedekatannya dengan Dafa benar-benar tak berbahaya?*

Mereka tak tahu jawabannya. Tapi hari ini, setidaknya, mereka memilih untuk tetap berpegangan tangan—meski jalan di depan mungkin tak semulus yang mereka harapkan.

1
Maulana Sejati
carita yg bgini gue doyan,lucu,lugu dan manis jalan cerita nya...
Felycia R. Fernandez
liat Reva dan Raka jadi ingat pedekate aku dan suami,karena kita juga nikah nya tanpa pacaran,alias dijodohkan.sulit sih memulai pendekatan,tapi kalau sama sama mau memulai ya jalani saja...
MayAyunda: wah ..moga samawa ka😁
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
kenapa gak di sampaikan Raka kalau mereka sudah menikah
MayAyunda: belum waktunya kak 😄
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
kereeeeen 💗👍
MayAyunda: terimakasih
total 1 replies
inchieungill
koq mas?
MayAyunda: kan panggilan untuk suami kak 😁
total 1 replies
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
MayAyunda: terimakasih kak
total 1 replies
Rusmini Mini
cerita sederhana tp masuk ... kpn Reva pulang kampung dan berkunjung ke bu Siti
MayAyunda: ya kak nanti ya
total 1 replies
Azizka
Kecewa
Azizka
Buruk
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus dan seruu👍👍👍
MayAyunda: Terimakasih 🙏
total 1 replies
Rusmini Mini
entar malam di ulang lagi biar gak sakit dan khatam /Grin//Grin/
MayAyunda: boleh kak 🤣
total 1 replies
Rusmini Mini
setahun baru hubungan pasutri kuat banget /Shhh//Shhh/
Rusmini Mini
4 kami pacaran kdg masih kurang paham dan mengerti... berusaha menjadi lebih baik bkn menjadi hebat
Rusmini Mini
cemburu boleh tp jgn berlebihan Raka...
𝗣𝗲𝗻𝗮𝗽𝗶𝗮𝗻𝗼𝗵📝: halo kak, baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙂𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya😌
total 1 replies
Vania Nia
semangat Reva💪!!
MayAyunda: terimakasih
total 1 replies
Rusmini Mini
lah selama menikah ngapain main bola bekel 😂😂😂
MayAyunda: main gundu kak🤣🤣
total 1 replies
Vania Nia
kabur Reva!!..
MayAyunda: ayo kabur bareng kak 😁
total 1 replies
Rusmini Mini
jgn jd sombong ya Reva ingat yg kaya itu mertuamu bkn kamu 💪💪💪
MayAyunda: siaap kak
total 1 replies
Rusmini Mini
aq dah punya menantu semoga mantuku bisa membahagiakan anaku dunya wal akherat Aamiin 🤲🤲♥️♥️
Rusmini Mini
mending menikah dgn Raka drpd dgn pak Renggo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!