NovelToon NovelToon
Bukan Istri Kedua

Bukan Istri Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Obsesi / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Widia

Hidup tak berkecukupan, memaksakan Alana mengubur impiannya untuk berkuliah. Dia akhirnya ikut bekerja dengan sang ibu, menjadi asisten rumah tangga di sebuah rumah cukup mewah dekat dari rumahnya. Namun masalah bertubi-tubi datang dan mengancam kehidupan dirinya dan sang ibu. Dengan terpaksa dirinya menerima tawaran yang mengubah kehidupannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai Resah

Hening dan gelap, tak membuat Alana takut berdiam diri di depan makam ibu kandungnya. Gadis itu terus menangis, menyalahkan dirinya dan juga mendiang ayahnya yang tak pernah mengatakan jika ibu kandungnya sudah tiada.

Gadis itu menangis sambil melipat tubuh, tak peduli dengan pakaiannya yang sudah kotor karena hanya duduk beralaskan tanah. Sampai seseorang mengusap lembut rambut Alana, yang membuat gadis itu terperanjat.

"Siapa kamu?" Tanya Alana pada orang yang tiba-tiba muncul dan tak mengenalnya karena area sekitarnya gelap

"Alana, ini aku."

Suara pria itu terdengar berat dan juga lembut. Pria itu berlutut di hadapan Alana dan mengulurkan tangannya.

"Ayo kita pulang, istriku," ucap Aravind dengan tatapan dingin.

"Bagaimana kau bisa tahu aku ada di sini?"

"Kau tak perlu banyak bertanya. Ayo pulang, aku tak mau kalau kau sakit lagi," jawab Aravind lalu menarik tangan Alana yang masih saja terduduk di tanah.

Mereka berdua pun berjalan menuju mobil Aravind lalu pulang ke rumah yang di tempati Alana.

Sampai di rumah, Alana segera turun dari mobil suaminya. Tanpa menoleh ke arah Aravind yang juga keluar dan menyusulnya.

"Alana," bisik Aravind yang sudah menyusul gadis itu dan merangkul kedua lengan atas Alana dari belakang.

"Mas, kenapa kau bisa tahu aku ada di makam?" Tanyanya lagi yang masih penasaran.

"Mandilah! Aku akan mempersiapkan sesuatu untukmu," jawab Aravind yang selalu menghindar dari pertanyaan Alana.

Gadis itu segera menurut, karena masih takut dengan kejadian dua minggu lalu. Dia masuk ke dalam kamar mandi dan Aravind menyiapkan gaun tidur sutra berwarna emerald untuk Alana.

Sambil merasakan tetesan air di kepalanya, Alana terus memikirkan untuk bisa keluar dari rumah ini. Apalagi setelah melihat kehadiran Aravind di makam, dia tahu jika orang itu adalah suruhan suami kontraknya.

"Untuk apa dia repot-repot melakukannya? Aku bahkan bukan orang spesial yang harus di ikuti kemana-mana," gumam Alana yang semakin putus asa.

Sementara Aravind juga telah selesai mandi dan bersiap dengan pakaian tidur yang sewarna dengan Alana. Pria itu mulai membayangkan gadis bertubuh indah dan berambut panjang mengenakan gaun pilihannya.

"Mas, kau ada di sini. Apa bisa kau keluar sebentar?" Pinta Alana yang baru keluar dari kamar mandi.

"Kenapa? Kau masih saja malu setelah lebih dari 40 malam yang sudah kita lewati," goda Aravind yang membuat Alana semakin tak nyaman.

"Tolonglah mas, aku juga tak pernah melihatmu selesai mandi dan berpakaian kan, jadi..."

Aravind menutup mulut Alana dengan telunjuknya, lalu mengangguk pelan. Dia pun keluar dari kamar itu sambil tersenyum. Alana semakin aneh dengan sikap Aravind yang banyak berubah.

"Dia memintaku memakai ini?" Ucap Alana sambil melihat gaun tidur dan robe berwarna emerald yang bertali kecil dan panjangnya di atas lutut. Bagian dadanya berbentuk V dengan potongan membentuk tubuh.

Ada keraguan dalam hatinya untuk keluar dari kamar dan menghampiri Aravind di saat hatinya belum menerima takdir yang menimpanya. Namun, melihat pesan dari Aravind yang sedikit memaksa dan ada ancaman di dalamnya, membuatnya kembali harus menurut.

Alana keluar dari kamar, dan melihat Aravind yang ternyata sudah menyiapkan makan malam untuknya.

•••

Jeselyn yang masih terjaga, kini memikirkan suaminya yang sedang menghampiri wanita calon ibu untuk melahirkan anak suaminya. Aravind akhirnya berkata jujur setelah desakan yang di lakukan Jeselyn.

"Apakah dia masih muda dan cantik?" Tanya Jeselyn dengan wajah memelas.

"Tidak, dia tak sebanding denganmu Elyn," jawab Aravind meyakinkan istrinya agar Jeselyn tak khawatir.

"Kapan-kapan aku ingin bertemu dan berterima kasih padanya, karena dia sudah mau berkorban untuk kita," ucap Jeselyn yang membuat Aravind memutar otak agar Jeselyn tak tahu jika Alana lah wanita itu.

"Iya, aku akan kenalkan kamu padanya."

Jeselyn yang sebenarnya terbakar cemburu, segera menutupi perasaannya dengan memulai sentuhan-sentuhan yang membuat Aravind terbuai.

Wanita itu tahu titik lemah sang suami, yang akhirnya membuat Aravind meluapkan hasrat padanya malam itu.

"Sayang, aku lapar," rengek Jeselyn setelah mereka selesai dalam peraduan.

"Baiklah, bagaimana kalau aku membuatkanmu pasta?" Tanya Aravind yang di balas anggukan dari Jeselyn.

Aravind pun memasakkan pasta cream untuk Jeselyn, sementara dia memasak aglio olio untuknya.

"Berarti, kau sudah tidur dengannya?" Tanya Jeselyn tiba-tiba yang membuat Aravind berhenti memasak.

"Iya, bagaimana bisa wanita itu hamil tanpa ku tiduri."

"Setiap hari? Aku harap kau hanya melakukannya di waktu-waktu tertentu," ucap Jeselyn sambil memeluk suaminya dari belakang.

"Cuci wajahmu dulu sayang, nanti akan ku jawab pertanyaanmu itu satu-satu," jawab Aravind yang tak ingin Jeselyn banyak bertanya. Apalagi Jeselyn tak mengetahui betapa brutal dan seringnya Aravind menghabiskan malam bersama Alana.

Jeselyn duduk manis di meja makan setelah mencuci muka. Aravind menyiapkan dua piring pasta dan ikut duduk di hadapan istrinya.

Nampak Jeselyn menikmati makan malamnya setelah peraduan mereka, hal yang bahkan jarang mereka lakukan selama tiga tahun menikah.

"Sayang, aku ingin sekali tidur. Ayo kita tidur," ajak Jeselyn yang terus menguap setelah perutnya terisi.

Aravind menuruti setiap kemauan istrinya, memeluk Jeselyn dan juga merelakan tangannya menjadi bantal bagi sang istri.

Tak lama, wanita itu tidur terlelap. Aravind menatap lama Jeselyn, namun pikirannya tetap tertuju pada Alana.

Pelan-pelan, Aravind melepas pelukannya dan pergi menuju rumah yang lain, di mana ada Alana di dalamnya. Gadis yang kini menguasai pikirannya.

Jeselyn yang terbangun menyadari jika sang suami menghilang di sampingnya. Dan membuatnya penasaran dengan wanita yang rela menjadi ibu untuk anak mereka.

Sementara itu, Aravind tengah menikmati makan malamnya dengan Alana. Berbeda dengan Alana yang terlihat bahkan belum menyentuh makanannya yang sudah dingin.

"Makanlah, atau kau mau ku suapi? Tenanglah, aku tidak menambahkan racun pada masakanku," ucap Aravind yang akhirnya membuat Alana mencoba masakan buatannya.

"Makanan ini apa namanya?" Tanya Alana yang tak pernah melihat makanan seperti ku lapis namun rasanya gurih sedikit asam dari saus tomat.

"Ini namanya lasagna, kebetulan aku pernah sekolah pertukaran di Italia dan belajar membuat pasta di sana."

Alana hanya mengangguk, lalu kembali memasukan suapan demi suapan masakan Aravind pada mulutnya. Rasanya yang asing namun bisa di terima lidahnya membuat hati gadis itu sedikit terobati.

"Kalau kau mau mencoba pasta lain, aku akan membuatnya untukmu," tawar Aravind yang hanya di balas anggukan oleh Alana.

Keduanya selesai menyantap makan malam, dan Alana berusaha membantu merapikan dan membersihkan bekas alat makan mereka.

Sambil mencuci piring, Alana mendapat kejutan dari suami kontraknya. Sebuah sentuhan yang membuat gadis itu merinding, namun lemas karena tak sanggup dengan kegelian yang dia rasakan.

"Alana, aku tak akan membiarkanmu sedih. Maka dari itu, habiskan malam ini dengan bersenang-senang bersamaku," bisiknya pada Alana sambil menyentuh titik lemah gadis itu.

"Mas, kenapa kita tak beristirahat saja? Hatiku sedang tak bisa menerima ini," tolak Alana sambil berusaha melepas tangan Aravind.

Aravind berhenti dan menjauhkan tubuhnya dari Alana.

"Jadi selama ini, kau menghabiskan malam bersamaku di sertai hatimu juga?" Tanyanya dengan senyum yang membuat Alana tak berani menatapnya.

1
Randa kencana
Ceritanya sangat menarik
Fitri Widia: Terima kasih 🥺🙏
total 1 replies
partini
waduh waduh imbalannya tempik
partini
ibunya lagi main kah
partini
good
Fitri Widia: terimakasih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!