NovelToon NovelToon
Bukan Istri Kedua

Bukan Istri Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Obsesi / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Widia

Hidup tak berkecukupan, memaksakan Alana mengubur impiannya untuk berkuliah. Dia akhirnya ikut bekerja dengan sang ibu, menjadi asisten rumah tangga di sebuah rumah cukup mewah dekat dari rumahnya. Namun masalah bertubi-tubi datang dan mengancam kehidupan dirinya dan sang ibu. Dengan terpaksa dirinya menerima tawaran yang mengubah kehidupannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lingkaran Takdir

"Sayang, maafkan aku!"

Kedatangan Jeselyn ke kantornya, membuat Aravind tak bisa bergerak untuk menyusul Alana ke salon. Apalagi, Jeselyn menunjukan ekspresi menyedihkan yang membuat Aravind luluh dan memaafkannya.

"Ya sayang, maafkan aku yang juga tak pernah mengerti keadaanmu," ucap Aravind sambil membalas pelukan istrinya.

Rasa cintanya pada Jeselyn masih besar, namun tak dapat di pungkiri jika Alana sedikit demi sedikit menggeser keberadaan Jeselyn di pikiran Aravind.

"Aku yang selalu egois dan tak pernah mengerti kamu, sayang. Maaf jika selama ini aku belum menjadi istri yang baik."

Pada akhirnya, Aravind pun memilih pulang ke rumah utamanya setelah dua minggu tak tidur di sana. Baginya, menghabiskan waktu dengan Alana lebih penting agar mempercepat kehamilannya walau sang mertua sedang dilanda musibah.

"Lalu siapa yang menjaga mommy?" Tanya Aravind yang sudah lama tak menjenguk sang mertua.

"Bi Darmi, daddy yang tugaskan dia untuk jaga mommy."

Aravind segera ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya dan mencoba untuk mencerna semua yang terjadi pada dirinya. Di bawah guyuran air, pria itu mulai berpikir untuk menjadikan Alana sebagai madunya selamanya namun tak akan bisa mengubah posisi Jeselyn sebagai istri yang sah di mata agama dan juga hukum.

"Aku sangat menyayangkan jika Alana harus ku sembunyikan. Tapi aku juga tak rela jika dia harus menjadi milik orang lain."

Keserakahan, keegoisan dan rasa tidak puas dalam diri Aravind seolah bangkit. Sifatnya yang berasal dari genetik Bara seolah terpantik oleh pesona Alana. Gadis yang bahkan baru di kenalnya beberapa ini.

Sementara itu, gerak gerik Jeselyn terlihat mencurigakan. Wanita itu menggeledah lemari sang suami seperti pencuri yang sedang mencari benda berharganya. Namun, dia tak menemukan benda yang di cari. Wajahnya terlihat panik, seolah menyimpan sesuatu yang tak ingin terbongkar oleh sang suami.

Dia pun keluar, mencari tempat yang cukup jauh dari kamarnya. Lalu menghubungi seseorang yang sepertinya begitu dekat.

"Aku tak menemukannya, bagaimana ini? Kalau dia tahu semuanya, aku bisa hancur!"

Aravind yang keluar dari kamar mandi, dan mencari pakaian tidurnya di lemari yang pintunya sudah terbuka. Melihat pakaiannya yang sedikit berantakan, membuat pria OCD itu merasa jika seseorang telah menggeledah lemari miliknya.

"Sayang, kamu cari apa sampai buat pakaianku berantakan?" Tanya Aravind yang langsung tahu jika itu adalah perbuatan istrinya.

"Maaf sayang, sebenarnya aku mencari cincin kawin. Aku tak menemukannya di manapun, aku fikir kau yang menyimpannya."

"Aku tak pernah menyimpan perhiasan di lemari. Semua perhiasanmu dan jam tangan milikku ada di lemari khusus kan," ucap Aravind yang ragu pada jawaban istrinya.

"Iya, aku lupa. Karena sudah lama aku tak tidur di rumah jadi banyak hal yang ku lupakan."

Jeselyn memeluk suaminya, begitupun Aravind yang membalas pelukan istrinya. Namun wajah Jeselyn tetap menunjukan rasa cemas, karena barang yang dia cari belum juga di temukan.

"Bagaimana ini, di mana Aravind menyimpannya? Pria ini ternyata bisa licik juga, padahal polisi pun sudah bilang kalau dia mengambilnya. Amplop itu harus segera ku musnahkan," gumamnya dalam hati.

Sementara itu Aravind melepas pelukan Jeselyn dan meminta istrinya untuk segera mandi.

"Kau pasti mencari amplop itu kan. Jeselyn Nala Amadirta, apa yang kau sembunyikan?" Gumam Aravind yang sudah tahu rencana istrinya.

•••

Alana turun dari taksi menuju kontrakan ibunya. Sambil membawa beberapa belanjaan untuk kebutuhan makan sang ibu dan juga uang yang selalu di minta padanya setiap seminggu sekali.

"Sepatu itu lagi," keluhnya saat melihat sepatu kulit Joko yang sudah ada di depan pintu kamar ibunya.

Alana pun hanya diam duduk di depan kamar ibunya, tak ingin masuk dan melihat pasangan terlarang itu. Sayup-sayup terdengar suara bentakan dari seorang laki-laki yang sedang marah.

"Sudah ku bilang kita berpisah saja! Jangan libatkan aku dalam hidupmu, Ira. Kau tahu, arwah suamimu sering mendatangiku dalam mimpi. Dia menyalahkanku atas kematiannya. Padahal kau yang memintaku untuk melenyapkannya kan, agar bisa menguasai tanah milik suamimu itu," ucap Joko yang membuka semua rahasia yang di tutup Ira selama ini.

"Kau bahkan tak tahu malu, karena harta itu seharusnya milik Alana. Sementara kau, yang hanya ibu tirinya menikmati uang hasil penjualan tanah itu, dan berpura-pura kesusahan di depan Alana."

"Diam kau Joko, kau juga menikmati sebagian uang itu kan. Apa kau tahu jika hidupku pun tak tenang, karena Hamdan terus mendatangiku di mimpi."

Alana merekam semua pembicaraan ibunya dan Joko agar menjadi alat atas bukti kejahatan yang telah keduanya lakukan. Gadis itu tersungkur lemah karena tak tahu jika selama ini hidupnya penuh dengan rahasia.

Mengetahui jika Ira hanyalah ibu tirinya, Alana pun menepis rasa takut dan berani menghadapi pasangan yang sudah menghabisi ayah kandungnya.

"Siapa ibu kandungku, Ira? Katakan siapa ibu kandungku?" Teriak Alana diringi tangisan yang menyayat hati. Bahkan lukanya karena Aravind belum kering, ditambah dengan luka karena kenyataan yang baru dia dengar.

"Alana, sayang. Aku mohon jangan pernah laporkan kami pada polisi. Aku akan memberikanmu uang hasil jual tanah itu," mohon Ira sambil berlutut di depan anak tirinya.

"Ya, mana uang itu dan beritahu siapa ibu kandungku? Aku tak akan melaporkan kalian," ucap Alana yang membuat Ira dan Joko memberikan uang sebesar seratus juta rupiah.

"Ibumu dia sudah meninggal, dia makamkan di TPU X. Namanya Namira Adnan."

Alana segera keluar dari tempat itu, dia pun segera menaiki taksi dan pergi menuju lokasi TPU yang di sebutkan Ira.

Sambil berjalan, gadis itu terus merutuki dirinya. Merasa bersalah karena selama ini dia tak pernah tahu ibu kandungnya.

"Kenapa ayah tak bilang padaku kalau wanita itu bukan ibu kandungku?" Gumam gadis itu setelah menemukan makam sang ibu.

Alana segera menghubungi sang paman dan menceritakan semua yang dia dengar dari mulut Ira dan Joko.

"Kak Hamdan, akhirnya Alana tahu rahasia ini karena ibu tirinya sendiri," Gumam Wisnu sambil menceritakan kenyataan yang tersimpan rapat selama ini.

Semuanya di ceritakan tanpa terlewat, bagaimana bisa Alana lahir dari ibu yang berbeda dan ternyata...

"Jadi posisiku sekarang adalah posisi ibu kandungku dulu," lirih Alana yang kini menangisi hidupnya. Bahwa selama ini Namira adalah istri kedua yang dipinta neneknya untuk sang ayah agar mau memberikan anak.

Pernikahan Hamdan dan Ira merupakan hasil perjodohan, sementara Namira yang hanya gadis yatim piatu adalah wanita yang sebenarnya Hamdan cintai.

Hingga akhirnya, keduanya dipersatukan dalam pernikahan saat mengetahui kenyataan jika Ira tak bisa mengandung.

Alana hanya bisa meremas dada saat mengetahui kenyataan pahit yang terjadi antara ibu kandung dan ayahnya. Dia pun bertekad untuk bisa keluar dari lingkaran takdir atas hidupnya yang harus senasib dengan Namira.

1
Randa kencana
Ceritanya sangat menarik
Fitri Widia: Terima kasih 🥺🙏
total 1 replies
partini
waduh waduh imbalannya tempik
partini
ibunya lagi main kah
partini
good
Fitri Widia: terimakasih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!