Kekurangan kasih sayang dari papanya, membuat Jessica Maverick selalu mencari perhatian dengan melakukan tindakan di luar batas, hingga dia juluki sebagai manizer atau pemain pria.
Sampai-sampai pengawal yang ditugaskan untuk menjaga Jessica kerap kali mengundurkan diri. Mereka tidak sanggup memantau pergerakkan Jessica yang liar dan binal itu.
Tindakan yang dilakukan Jessica bukan tanpa sebab, dia hanya ingin mendapatkan perhatian dari sang papa. Namun, bukannya mendapatkan perhatian, malah berujung mendapatkan pengawalan lebih ketat dari sebelumnya.
Felix namanya, siapa sangka kehadiran pria berkacamata itu membuat hidup Jessica jadi tidak bebas. Jessica pun berencana membuat Felix tidak betah.
Apakah Felix sanggup menjalankan tugasnya sebagai bodyguard Jessica? Lalu apa yang akan terjadi bila tumbuh benih-benih cinta tanpa mereka sadari?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocean Na Vinli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Semudah Itu
Felix tersenyum getir, perlahan mengendurkan pelukan.
Dia tak langsung menjawab, tengah bergelut dengan pikirannya sendiri.
Memang sempat terlintas di benak Felix, ingin membawa Jessica pergi dari sini. Namun, jika itu sampai terjadi. Maka dia harus selalu berlari dan bersembunyi dari Aiden.
Felix tak mau menginginkan hidup yang seperti itu, tidak bisa bebas pergi ke mana-mana. Apalagi Aiden memiliki kartu merahnya. Sang nenek yang saat ini masih tergolek lemah di rumah sakit dan dijaga ketat oleh para pengawal Aiden.
"Kalau kita kawin lari apa kau sanggup berlari terus dari Papamu?" tanya Felix, mencoba membaca isi pikiran Jessica.
"Sangguplah! Aku yakin kau pasti tidak akan membiarkan aku terluka dan–"
"Lalu apakah kau juga sanggup tidak bisa berjalan bebas lagi, apa sanggup tidak memakai tas-tas mahal, tidak memakai pakaian mahal, mobil mewah bahkan memakan makanan yang tidak enak lagi jika bersamaku?" sela Felix cepat, kali ini ekspresinya terlihat sangat serius.
Jessica terdiam sejenak.
"Sanggup!" Namun detik selanjutnya dia langsung menjawab sambil melempar senyum lebar.
"Jangan remehkan aku ya, aku sanggup hidup miskin, yang penting bisa bersamamu. Yuk mumpung Papa tidak ada di sini, kita kawin lari saja Felix, aku malas dengan kehidupan yang membosankan ini, aku suka tantangan, aku pikir seru juga kalau sembunyi-sembunyi dari Papa seperti di film-film itu hehe," sambung Jessica kembali. Dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Felix.
Felix menghela napas sesaat. "Di film dan realita tidak bisa disama ratakan, aku ingin wanitaku tidak kesusahan."
Mendengar jawaban Felix, Jessica tiba-tiba manyun. "Jadi sampai kapan kita seperti ini, aku ingin berjalan bersamamu, pergi menonton dan melakukan kegiatan yang lainnya, aku mencintaimu Felix, ayo kita kawin lari saja ya, aku mohon," ucap Jessica, penuh harap.
Untuk keduanya tarikan napas berat keluar dari hidung mancung Felix. Dia hendak menggerakan lidah. Namun, kemunculan Derick membuat dia dan Jessica terlonjak kaget.
"Derick, buat orang kaget saja tahu!" pekik Jessica sambil memukul pelan tangan Derick.
Derick malah terkekeh pelan. "Maafkan kedatangan saya membuat Nona dan Felix jadi kaget, saya cuma mau kasi tahu jangan mesra-mesra di sini, ada banyak mata berada di mansion, termasuk saya."
Jessica mendelikkan mata dengan tajam seketika. "Ish, iya aku tahu dan aku tidak peduli sama sekali, kapan lagi coba aku bisa berpelukan dengan kekasihku ini."
Tanpa rasa malu sedikit pun Jessica memeluk lagi Felix, yang saat ini menahan malu kala diperhatikan Derick.
"Hmm, baiklah, baiklah, kalau beg–"
"Jessica, di mana kau?"
Mendengar suara Aiden. Jessica, Felix dan Derick langsung panik.
"Felix cepatlah bersembunyi sekarang," ucap Jessica mendorong cepat dada Felix.
Tanpa mengeluarkan satu patah kata pun, Felix bergegas berlari ke sisi lain. Selepas kepergian Felix, Jessica segera keluar.
"Kenapa kau ada di situ?" tanya Aiden keheranan kala melihat Jessica muncul dari balik pohon besar barusan.
Hampir meledak rasanya jantung Jessica kala melihat Aiden berada tepat di hadapannya sekarang.
"Hehe, aku tadi main petak umpet sama Derick." Setelah berkata demikian Jessica langsung menyengir kuda.
Derick seketika muncul dari belakang. Lelaki tua itu membungkuk dengan hormat sebentar.
"Oh, begitu." Aiden melirik Derick sekilas lalu memandang ke arah Jessica.
"Ya, ada apa Pa? Tumben Papa pulang cepat?" tanya Jessica keheranan sebab Aiden sudah tiba di rumah pada sore hari.
Aiden seketika tersenyum sangat hangat. Namun, senyuman itu justru membuat Jessica menaruh curiga. Sebab sudah beberapa minggu ini dia jarang melihat Aiden tersenyum dengan begitu bahagia.
"Iya, Papa sengaja pulang cepat karena mau bersiap-siap sekaligus ingin mengajakmu ke pesta ulang tahun Charlie," kata Aiden, sambil membayangkan pesta topeng Charlie akan meriah nanti malam.
Aiden dan Charlie sudah bersepakat akan memberitahu semua orang di pesta tentang pertunangan Jessica dan Mike.
Mendengar kata 'pesta' langsung berseri-seri wajah Jessica.
"Oke, aku akan pergi ke pesta bersama Papa, asal Felix juga ikut bersama kita kalau Felix tidak ikut, aku tidak akan mau ikut Papa!" kata Jessica dengan nada tegas.