Kau Rebut Pacarku, Kunikahi Papamu

Kau Rebut Pacarku, Kunikahi Papamu

Part 1. Buah Jatuh Sepohon-Pohonnya

"Ouh, yes, honey! Yeahh ... disana! Enak sekali, Honey!"

Desah dan erangan nikmat terus terdengar dari balik pintu yang sedikit terbuka kamar Royal Beach Bungalow. Membuat jantung seorang Beby Arshinta berdetak tak karuan. Tangan Beby yang gemetar, menggenggam ponsel yang ia siapkan untuk merekam momen ulang tahun calon suaminya erat-erat. Dadanya sesak oleh suara-suara manja dari balik pintu kamar itu. Seperti belati menusuk telinganya hingga tembus ke jantung.

Tangannya yang bebas memegang kue ulang tahun untuk pria yang besok akan menjadi suaminya. Namun, seakan melupakan untuk apa ia membawa kue itu, Beby melangkah masuk untuk membuktikan bahwa suara itu bukan berasal dari Revan Hadi Satria. Pria yang selama lima tahun ini menjalin hubungan asmara dengannya.

Beby mendorong pintu perlahan.

Lantas, pemandangan yang tak pernah Beby bayangkan dalam mimpi paling buruk sekalipun terlihat di depan matanya.

Diatas ranjang yang akan menjadi peraduan dan pelabuhan cintanya dengan sang kekasih, kini terbaring tumpang tindih dan saling melilit penuh kenikmatan Revan dan Clara—wanita yang selama ini menjadi batu sandungan bagi Beby. Wanita yang selama ini telah membuat Beby memilih jalan lain daripada berpapasan dengannya. Musuh bebuyutan sepihak bagi Beby, yang ia benci karena tidak bisa ia kalahkan kekuasaannya.

Clara Divarani mengalungkan kaki di pinggang Revan, kedua tangannya sibuk meremas rambut dan kepala Revan.

"Jadi apa Beby-mu bisa sehebat aku?!" ucap Clara penuh goda. "Dia boleh hebat, tapi hanya aku yang bisa memiliki kamu, kan, Sayang?!"

Revan menghentak keras pinggulnya sekali, hingga membuat Clara kembali mengerang keenakan.

"Beby hanya gadis kolot sok suci! Disentuh saja tidak mau, apalagi sampai seperti ini?"

Bibir Beby tergigit menahan jerit. Air matanya turun mewakili perasannya yang sakit dan hatinya yang hancur lebur. Revan ... tega-tega nya berkata begitu!

Sesuatu yang Beby tidak pernah sangka sama sekali. Revan seorang pria yang ia cintai sepenuh hati.

Tawa Clara terdengar kemudian, lalu wanita itu diangkat tubuhnya oleh Revan untuk berganti posisi dari merebah jadi berdiri. Namun, ketika keduanya masih saling bertaut untuk berdiri, mata Clara menangkap kehadiran Beby di depan pintu.

Clara bukannya malu, tetapi justru meletakkan dagu di pundak Revan. Bibirnya tersenyum penuh kemenangan melihat Beby sudah bersimbah air mata.

"Sayang, ada tamu tak diundang datang," bisik nakal Clara ke telinga Revan yang saat ini sedang membawanya menempel di dinding.

Revan menoleh ke pintu, sebab ia juga seperti menyadari kehadiran orang lain. Mata Revan sontak membelalak dan menjatuhkan Clara kasar.

Clara yang sudah menyiapkan antisipasi itu segera menutup tubuhnya dengan kemeja milik Revan, tanpa tahu malu ia bersandar malas di dinding. Mengelus rambutnya yang berantakan dan menatap Beby dingin juga licik.

"Beby, a-aku bisa jelaskan!" Revan menunduk spontan. Ia lupa kalau sedang bertelanjang tanpa sehelai benang pun melekat di badannya.

"Sa-sayang, Beby, tunggu aku sebentar!" Revan berusaha menutupi dirinya dengan kedua tangan lalu berlari ke kamar mandi begitu saja. Wajahnya yang semula merah dan mengeluarkan keringat panas kini berubah pucat dan panik.

Beby menatapnya tanpa berkedip meski matanya terasa panas dan perih. Ia akan menahannya sekuat tenaga.

Clara menyisir rambutnya ke belakang dengan jemari, penuh percaya diri, berjalan dengan lenggokan yang begitu sensual, lalu duduk di ranjang dengan kaki tersilang anggun. “Oh, Sayang ... kamu tidak perlu merekam. Aku bisa kirimkan videonya dengan kualitas lebih bagus kalau mau.”

"Kenapa?" suara Beby serak, matanya nanar menatap Clara. "Kenapa kau lakukan itu, Clara? Kenapa kau terus mengganggu kebahagiaan yang aku bangun susah payah? Kenapa harus Revan, Clara?"

Clara turun dari ranjang, berjalan pelan mendekatinya seperti singa betina yang baru saja menguasai mangsanya. “Karena aku benci kamu. Karena semua orang selalu menyukai Beby si sempurna. Karena setiap kali aku berdiri di dekatmu, orang-orang membandingkan ku seperti aku adalah bayanganmu yang tidak berharga!"

Beby menatap mata Clara. Bukankah selama ini Clara sudah mendapatkan apa yang ia mau? Bukankah selama mereka bersaing, Clara selalu memenangkan semuanya? Beby rela menjauh, menyingkir agar tidak membuat Clara melakukan hal-hal buruk demi memenangkan persaingan.

"Tapi kenapa harus Revan, Clara? Kau tau kan kami akan menikah besok?" Beby masih tetap tidak habis pikir. Apa kurang selama ini Beby mengalah pada Clara? Beby diam saja meski semua terasa tidak adil baginya. Semua itu semata-mata agar Clara berhenti mengganggunya.

Clara berhenti satu langkah dari Beby, menatap wajah gadis itu dalam-dalam.

"Aku ambil Revan darimu bukan karena aku mencintainya," lanjutnya pelan, seraya melirik ke arah pintu kamar mandi, waspada. Bagaimanapun, ia baru mulai, dan tidak ingin Revan mencampakkannya lebih awal. “Tapi karena aku ingin kau merasa bagaimana rasanya semua yang kau bangun, kau jaga, kau impikan ... dihancurkan tepat di depan matamu.”

Beby terhenyak. Dia benar-benar sesak napas dan nyaris limbung jika saja Beby tidak mengepalkan tangan agar dia tetap kuat. Astaga, dulu dia dirundung, dihina, dicaci, diminta selalu patuh dan mengalah, tapi semua itu belum cukup? Beby pernah terluka fisik hingga butuh waktu lama untuk penyembuhannya, itu juga belum cukup?

Clara tertawa seperti tokoh antagonis sebuah drama. Pelan, halus, tetapi membunuh. Ia tidak berhasil menyingkirkan tawa penuh kemenangan yang memuaskan dari bibirnya begitu melihat Beby kalah telak.

Beby hanya bisa membuang napas saking sakit dan hancurnya perasaan ini. Dia benar-benar telah tersudut dan jatuh.

"Sayang—Beby!" Revan keluar dari kamar mandi, panik mendapati Beby bersimbah air mata di hadapan Clara. Ia bingung harus bagaimana menyikapi keadaan ini. "Dengarkan aku, Sayang ... ini semua nggak seperti yang kamu pikirkan, Baby!"

Revan mendekat, langkahnya pelan seperti hendak menangkap ayam liar.

"Aku akan jelaskan semuanya, kamu tenang, ya," ujar Revan seraya mengangkat tangannya demi menenangkan Beby. "Aku tau aku salah, tapi, ini semua benar-benar di luar kendali ku!"

Beby melirik Clara yang bersedekap tanpa berniat menunjukkan mukanya yang jahat tadi, lalu akhirnya menatap Revan di depannya, jijik.

"Berhenti disana, Revan!" ucap Beby serak. "Pernikahan ini sebaiknya kita batalkan saja!"

Usai berkata demikian, Beby mundur dan berlari meninggalkan kamar pengantin yang akan mereka tempati besok malam.

"Beby—" Revan berinisiatif mengejar.

"Van!" teriak Clara penuh drama, "apa kau akan meninggalkan aku? Setelah semuanya? Setelah apa yang aku lakuin untuk kamu? Kau hari ini tidak pakai pengaman, jadi aku yakin aku akan hamil tidak lama lagi!"

Revan berhenti mendengar hal itu, lalu memutar badan menatap Clara. "Kita bisa bicarakan itu nanti, Clara ... yang jelas, aku harus buat Beby menikah denganku!"

Revan kemudian kembali berlari mengejar Beby. Bagaimanapun, Beby harus tetap jadi istrinya, apapun yang terjadi.

Beby menangis sejadi-jadinya, hingga ia tidak sadar telah menabrak beberapa orang yang melintas.

"Beby?!"

Beby berhenti ketika mendengar suara ayah dari Revan. Ia mengusap air mata dan berkata terbata-bata ketika mereka saling berhadapan.

"Pak ... pernikahan ini saya batalkan! Revan berselingkuh dan saya tidak mau mempunyai suami peselingkuh!"

"Siapa? Revan?" Galih bertanya dengan kening berkerut. "Itu tidak mungkin, Beby! Jangan ngelantur kalau bicara!"

Tentu Galih tidak terima, tetapi melihat Revan di kejauhan berlari ke arah sini, lalu Clara mengekori di belakangnya kemudian, ia segera menyadari keadaan yang selama ini telah ia dengar samar-samar.

Galih menghela napas, tak punya pilihan lain. Beby yang sudah siap melarikan diri itu ditahan oleh Galih di pergelangan tangan. Dicengkeramnya kuat-kuat lengan kecil itu.

"Beby, pernikahan kalian akan tetap berlangsung besok!" Galih sedikit melirik Beby. "Kalau kau membatalkan pernikahan, maka biaya pernikahan ini kau yang akan menanggungnya sendiri!"

Mata Beby membelalak. Ia menatap Galih tak habis pikir. Yang salah anaknya, tapi yang harus menderita adalah dirinya. Ini sungguh tidak adil.

"Tidak bisa begitu, Pak!" protes Beby.

Galih memutar badan hingga bisa melihat Beby dengan jelas. "Kalau begitu menikahlah besok dengan Revan!"

Beby menggelengkan kepalanya seraya berusaha lepas.

"Atau kalau kau mau memudahkan urusan, tidurlah denganku ... maka kau tidak perlu menikah juga tidak perlu membayar biaya pernikahan!" Galih mendekatkan bibir ke telinga Beby. "Gimana? Sama-sama enak, kan?"

Beby menahan geram karena merasa dilecehkan. Ia menarik tangannya kuat-kuat lalu mendengus sinis.

"Simpan saja pikiran kotor Bapak itu dalam-dalam! Saya tidak akan menjual diri saya begitu murah!"

Galih terkekeh. "Kalau gitu, bayar vendor yang bisa mencapai 500 juta itu, Beby!"

"Baik, akan saya bayar!" tantang Beby berapi-api.

"Waktumu hanya sehari saja, Manis!"

"Besok sore, uangnya akan Bapak terima utuh!" balas Beby seraya ingin meludah. Tapi ia tahan dengan baik sebab ia tidak sudi lagi bertatapan dengan manusia-manusia tidak punya moral ini.

Beby segera melanjutkan larinya, dibawah tatapan meremehkan Galih.

"Sok suci kamu, Beby! Uang segitu kau dapat dari mana? Besok pasti kau akan jadi milikku!"

Terpopuler

Comments

Ratu Tety Haryati

Ratu Tety Haryati

Terima kasih karya terbarunya, Akak Othor🥰🙏

2025-09-26

3

Ratu Tety Haryati

Ratu Tety Haryati

Bapak anak podo ed*an

2025-09-26

2

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

anak & bapak sama-sama menjijikkan

2025-09-13

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Buah Jatuh Sepohon-Pohonnya
2 Part 2. Hai, Babu, eh, Beby!
3 Part 3. Pusing Dengan Cara Terhormat
4 Part 4. Kunikahi Bapakmu
5 Part 5. Disangka Kurir Paket
6 Part 6. Gitu Aja Kok Repot
7 Part 7. Mabok Kecubung Sebaskom
8 Part 8. Suami Apa Truck, Kok Disetir?
9 Part 9. Keluarga Badut
10 Part 10. Berusaha Lepas
11 Part 11. Pre Bucin Era
12 Part 12. Sudah Pernah Pegang?
13 Part 13. Mengatur Siasat
14 Part 14. Hilang Baru Terasa
15 Part 15. Keceplosan
16 Part 16. Jokes Tepi Jurang
17 Part 17. Kakak Madu
18 Part 18. Tapi Clara Putrimu
19 Part 19. Rahasia Besar Di Balik Pernikahan
20 Part 20. Suami Jompo Beby
21 Part 21. Pinjam Sebentar Papamu
22 Part 22. Saya Lapar!
23 Part 23. Lilin Jumbo
24 Part 24. Terbongkar Semuanya
25 Part 25. Jadikan Aku Milikmu Malam Ini
26 Part 26. Trick Licik Beby
27 Part 27. Menerima Keputusan Danu
28 Part 28. Galak Tapi Dungu
29 Part 29. ... Uang!
30 Part 30. Meremehkan Mertua
31 Part 31. Ribut Troos!
32 Part 32. 3 Kali Plus Extra Camilan
33 Part 33. Saya Sih Mau-Mau Saja
34 Part 34. Simpati Tanpa Empati
35 Part 35. Beneran Apa Borongan?
36 Part 36. Meni Pedih, euy!
37 Part 37. Duh, Gusti!
38 Part 38. Dilarang Baper!
39 Part 39. Good Luck-ing
40 Part 40. Kawanan Sesat
41 Part 41. Kami Hanya Sepakat
42 Part 42. Sakit, Sialan!
43 Part 43. Menang Tanpa Berperang
44 Part 44. Deeptalk Couple
45 Part 45. Bunga 7 rupa
46 Part 46. Teman Tapi Tak Mesra
47 Part 47. Attention Please!
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Part 1. Buah Jatuh Sepohon-Pohonnya
2
Part 2. Hai, Babu, eh, Beby!
3
Part 3. Pusing Dengan Cara Terhormat
4
Part 4. Kunikahi Bapakmu
5
Part 5. Disangka Kurir Paket
6
Part 6. Gitu Aja Kok Repot
7
Part 7. Mabok Kecubung Sebaskom
8
Part 8. Suami Apa Truck, Kok Disetir?
9
Part 9. Keluarga Badut
10
Part 10. Berusaha Lepas
11
Part 11. Pre Bucin Era
12
Part 12. Sudah Pernah Pegang?
13
Part 13. Mengatur Siasat
14
Part 14. Hilang Baru Terasa
15
Part 15. Keceplosan
16
Part 16. Jokes Tepi Jurang
17
Part 17. Kakak Madu
18
Part 18. Tapi Clara Putrimu
19
Part 19. Rahasia Besar Di Balik Pernikahan
20
Part 20. Suami Jompo Beby
21
Part 21. Pinjam Sebentar Papamu
22
Part 22. Saya Lapar!
23
Part 23. Lilin Jumbo
24
Part 24. Terbongkar Semuanya
25
Part 25. Jadikan Aku Milikmu Malam Ini
26
Part 26. Trick Licik Beby
27
Part 27. Menerima Keputusan Danu
28
Part 28. Galak Tapi Dungu
29
Part 29. ... Uang!
30
Part 30. Meremehkan Mertua
31
Part 31. Ribut Troos!
32
Part 32. 3 Kali Plus Extra Camilan
33
Part 33. Saya Sih Mau-Mau Saja
34
Part 34. Simpati Tanpa Empati
35
Part 35. Beneran Apa Borongan?
36
Part 36. Meni Pedih, euy!
37
Part 37. Duh, Gusti!
38
Part 38. Dilarang Baper!
39
Part 39. Good Luck-ing
40
Part 40. Kawanan Sesat
41
Part 41. Kami Hanya Sepakat
42
Part 42. Sakit, Sialan!
43
Part 43. Menang Tanpa Berperang
44
Part 44. Deeptalk Couple
45
Part 45. Bunga 7 rupa
46
Part 46. Teman Tapi Tak Mesra
47
Part 47. Attention Please!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!