seorang perempuan yang mempunyai kesalahan untuk jatuh cinta terhadap seseorang, dari sekian banyaknya laki-laki di dunia ini mengapa ia pilih laki-laki itu untuk menjadi kekasih hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naura hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 30
Setelah Hasna tersadar dari kesurupannya kemarin karena sudah berhasil dilawan oleh sesosok ghaib yang menjaganya selalu dengan baik.
Pencarian Davina kemarin tidak langsung di kasih tahu kepada Hasna langsung karena untuk menjaga kesehatan mental Hasna—dan membiarkan Hasna mencari tahu dengan sendirinya.
Hasna mengambil kunci motornya dan menjalankannya dengan kecepatan sedang—matanya ke sana kemari melihat keadaan jalanan yang sangat ramai itu—barangkali ia tak sengaja bertemu dengan Dafa di jalanan tersebut.
"SINI LU YANG UDAH SANTET GUA—BERANINYA CUMA SEGITU DOANG, KETEMU HABIS LU SAMA GUA."
Tak mampu menahan emosi—Hasna langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
Tangannya mencengkram setir motor dengan sangat kuat.
Sesampainya di rumah Dafa tanpa aba-aba sedikit pun, Hasna langsung mendobrak kencang pintu rumah Dafa yang berwarna putih polos itu.
"KELUAR LO COWOK BUSUK!!"
Dari dalam Dafa memang mendengar teriakkan emosi yang dilontarkan oleh seseorang—hanya saja ia mencoba untuk tidak memperdulikan gedoran pintu yang sangat keras itu.
"KELUAR GAK LO? PASTI LO ADA DI DALAM RUMAH INI—GAK USAH PURA-PURA GAK TAU!!"
Gendang telinganya sudah sangat bosan mendengar teriakkan emosi perempuan itu terus menerus—akhirnya dengan memberanikan diri Dafa mau untuk membukakan pintu dan mempersilahkan Hasna masuk ke dalam rumahnya.
"Silahkan masuk."
Dafa menjawabnya masih dengan nada yang sopan seraya menundukkan wajahnya seperti sedang menjaga atau mengalihkan pandangannya supaya tidak memandang langsung ke hadapan Hasna.
"GAK, NAJIS GUE MASUK KE RUMAH LO INI!"
"GUE CUMA BUTUH KEJUJURAN DARI MULUT LO LANGSUNG TERKAIT KEJADIAN SANTET YANG UDAH LO LAKUIN ITU," lanjutnya.
"Masih ngebahas hal ini ya? Sepertinya tidak ada topik pembicaraan yang lain kah?" Jawabnya dengan muka tanpa rasa bersalah.
"YA SALAH LO JUGA WOY, SELAMA INI LO GAK NYADAR? NYEBUT DAF NYEBUT!!"
Karena terus didesak oleh Hasna untuk menjelaskan kelakuannya panjang secara detail. "Yaudah iya gue akan jujur sedetail mungkin kepada lo."
"Memang gue bener kok, gue yang selama ini yang santet lo—karena sebenernya gue itu iri dengan lo, gue udah efforts mau dapetin lo tapi malah direbut sama orang lain yang tinggal nyelinap aja seenaknya—seperti mencuri efforts orang lain alias gue."
"Kok lu bisa marah gitu sih sama sepupu gua? Sepupu gue ada salah sama lo sampai lo segitunya?!"
"Asal lo tau aja has—selama ini gue itu selalu buntutin kehidupan lo, di mana sampai gue mengetahui kalau lo itu mau dijodohkan sama sepupu lo itu, gue iri has!"
Dafa mengeluarkan semua unek-unek yang telah dipendam selama ini.
"Cuma itu doang, unek-unek lo? Lo gak pernah ngerasain jadi gue ya?" tegas Hasna.
"Lo gak pernah ngerasain jadi gue, merasa kehilangan sampai-sampai gue koma tahu gak?! Diri gue sendiri sampai-sampai kena santet dari lo, mental gue di uji—fisik gue diuji, dan lo tau? Gue sampai di rasuki sama makhluk halus gara-gara terlalu banyak pikiran yang berasal dari lo!!"
Keduanya saling bertengkar tanpa jeda sedikitpun di antara mereka.
Keadaan Hasna sudah lemas seperti tak berdaya, semua pipinya sudah basah bahkan licin terbasahi oleh air mata yang sedari tadi menurun.
Tak ada satu kata maaf pun dari Dafa sendiri, semuanya hanya berdiam diri dengan menundukkan kepalanya masing-masing.