Elsa Pervis merupakan anak satu-satunya dari kelurga Pervis, kelurga yang sangat terkenal akan kekayaannya, serta sifat kerja kerasnya, membuat Duke Pervis ayah dari Elsa menjadi mudah terkenal.
Hidup serba berkecukupan memang lah menjadi kebahagiaan bagi banyak orang termasuk dengan Elsa, dimana semua kebutuhan yang kau inginkan akan mudah didapatkan.
Namun itu semua tidak lah bertahan lama, kebahagian yang dulu sangat mudah Elsa dapatkan seketika sirna, saat kecelakaan kereta kuda yang dulu dia alami membuat kedua orang tuanya meninggal.
Meninggalnya kedua orang tuanya, membuat Elsa seketika menjadi gadis yang tidak berguna, dimana saat itu lebih banyak orang yang menyukai harta keluarganya dibandingkan orang yang ingin merawatnya.
Di kehidupan kedua ini Elsa akan bertekad, untuk membuat kelurga pamannya menjadi hancur, setelah dirinya mengetahui meninggalnya kedua orang tuanya ada hubungannya dengan pamannya saat itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zarina Andriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Dengan sedikit drama yang dibuat para pekerja Pervis, Elsa mengantar mereka keluar menuju kereta kuda, yang akan mengantar mereka ke desa Selatan tempat dimana neneknya tinggal.
"Nona!" Panggil salah satu pelayan disana.
"Ada apa?" tanya Elsa langsung.
"Saya hanya ingin menyampaikan saja Nona, bahwa Nona Kiana dan ibunya ada di balkon lantai 2," sahut pelayan itu.
"Baiklah terima kasih sudah memberitahu ku," ucap Elsa tersenyum.
"Baik semua, mulai aktingnya, Tuan Han kenapa anda diam saja?" tanya Elsa.
"Ah... Anu nona, jika saya sudah tau seperti ini, sulit bagi saya untuk bisa berakting secara natural," ucap Han terkekeh.
"Apa?"
"Cih... sudah ku bilang kan tadi, jangan memberitahu Han awal-awal, dia itu tidak pandai berakting," sahut Hana menatap wajah suaminya dengan kesal.
Elsa hanya tersenyum melihat Han yang lagi-lagi menundukkan kepalanya karena merasa menjadi orang yang tidak berguna, dengan sedikit pukulan dipundak Han, Elsa memberitahu pada semua yang ada disana bahwa mereka pasti akan baik-baik saja.
"Ya sudah ayo keluar," ajak Elsa.
Seperti yang sudah mereka perkirakan kereta yang akan mengantar mereka ke desa Selatan telah tiba, Rina yang ada dibelakang Elsa berusaha keras menahan tawanya saat beberapa temannya melakukan akting secara berlebihan.
"Kami semua pasti merindukan Nona, Hiks... Nona walaupun kita berpisah jauh, ingatlah satu hal, bahwa hanya kami pelayan yang paling setia pada nona."
"Itu benar Nona, tolong jangan lupakan kami, hiks..."
"Jangan telat untuk makan, jangan pilih-pilih makanan, dan jangan membuat para pelayan baru kesulitan."
"Dan jangan membuat orang lain jadi kerepotan."
"Tolong jangan buat susah pekerjaan pelayan baru."
Entah kenapa kata-kata mereka ini bukan seperti akting.
"Tenang saja, aku pasti akan selalu ingat dengan kalian, aku juga tidak akan merepotkan pelayan baru, aku janji," ucap Elsa tersenyum.
"Baiklah Nona kami pergi dulu, selamat tinggal," ucapnya melambaikan tangan pada Elsa.
Elsa tersenyum bersama dengan Rina, tangan mereka terus melambai pada kereta kuda yang berisikan para pekerja kelurga Pervis, setelah 3 kereta kuda itu keluar dari kediaman Pervis, Elsa dan Rina kembali masuk ke dalam mansion.
"Rina... Kapan kira-kira pelayan baru itu datang?" tanya Elsa.
"Seperti yang sudah disampaikan teman saya, mereka akan tiba besok pagi Nona."
"Besok pagi? waktu yang begitu cepat, baiklah kita akan mulai menyusun rencananya malam ini, sampaikan pesan ini pada Lucas dan Tuan Sam."
"Baik Nona."
...~*~...
Besok paginya dihalaman kediaman keluarga Pervis, sebuah kereta kuda yang berisikan banyak sekali orang tak dikenal telah berdiri dibawah sana berhadapan dengan Lisa serta Leon ayah Elsa.
"Teryata orang yang direkrut Nyonya banyak juga," cuma Elsa.
Elsa dan Rina, yang saat itu berada di kamarnya menatap tajam ke arah bawah yang sedang menunjukan sosok Leon sedang memberikan arahan pada pelayan baru.
"Mari kita sambut mereka," ajak Elsa.
"Baik Nona."
Sebentar lagi permainannya akan dimulai, mata Elsa menatap tajam ke arah depan, langkahnya begitu tenang saat beberapa rombongan orang tak dikenal masuk kedalam rumahnya.
"Elsa! Turunlah, mereka ingin berkenalan dengan dirimu," ucap Lisa ramah.
Dengan terpaksa Elsa turun dari lantai dua, tatapan Rina bertemu dengan, tatapan orang-orang disana, wajah Rina nampak tidak senang saat berhadapan dengan orang-orang itu.
"Mereka adalah pelayan baru yang akan melayani kita, percayakan saja pada pilihan ku Elsa, mereka semua tidak akan pernah membuat kesalahan, aku jamin itu."
Tidak pernah membuat kesalahan? Cih... Kita liat saja kedepannya seperti apa.
"Benarkah? kalo begitu mohon kerja samanya," balas Elsa tersenyum.
"Nona, Perkenalkan nama saya Lala, saya disini sebagai pengganti dari ibu Hana," ucapnya menundukkan kepala dihadapan Elsa.
Wajah Elsa langsung datar saat tau siapa yang mengganti ibu asuhnya, tangannya tanpa sadar terkepal kuat saat ingatan masa lalunya kembali dia ingat.
Nona Elsa lah yang meracuni Tuan Duke, saya melihat sendiri dengan mata kepala saya.
"Ya... Mohon kerja samanya Lala, semoga kau betah kerja disini," ucap Elsa tersenyum.
"Saya pasti akan sangat betah kerja disini Nona," balasnya.
Setelah selesai memberi salam pada pelayan baru, Elsa tanpa menambah kata lagi langsung pergi dari hadapan orang-orang disana dengan Rina yang mengikutinya dari belakang, semua mata langsung menatap tajam ke arah Elsa yang sudah pergi menjauh.
"Ingat... Tujuan mu ke sini bukan untuk main-main," tekan Lisa pada Lala.
"Tidak perlu diberitahu pun, aku juga sudah tau," jawab Lala acuh.
...~*~...
Tempat Berbeda di Mansion keluarga Pervis, sebuah kereta kuda berhenti tepat dihalaman rumah kelurga Elisabeth, semua orang turun dari kereta kuda itu saat sosok wanita paru baya tersenyum menyambut kedatangan Hana serta yang lainnya.
"Selamat datang Hana," sapa Vani.
"Selamat Siang Nyonya besar," sapa Hana menundukkan kepalanya.
"Aku sudah dengar semuanya, mari kita berbicara didalam, sebelum itu silahkan kalian bersihkan badan dulu."
"Baik Nyonya besar," jawab mereka serempak.
Di Mansion yang berada di Desa selatan milik kelurga Elisabeth, hiduplah seorang Duehees Elisabeth yang hidup seorang diri dengan ditemani beberapa pelayan bersamanya.
Dueheses Elisabeth merupakan wanita yang dikenal kuat pada era kerjaannya, beliau juga merupakan ibu kandung dari ibunda Elsa, dikatakan bahwa Vani Elisabeth ini memiliki pemikiran yang sangat luas dalam membangun ekonomi di negara Oktavia, contoh saja saat Oktavia 25 tahun yang lalu mengalami penurunan ekonomi tidak ada satu pun para menteri yang berhasil memecahkan masalah tersebut jika bukan Duehees Elisabeth.
Karena ide kreatif dari beliau, akhirnya negara Oktavia yang berada diujung tanduk akhirnya bisa diselamatkan dengan sangat muda.
Karena kejadian itu kelurga Elisabeth terkenal sebagai orang terkaya di kerjaan Oktavia bukan itu saja bahkan karena kehebatan yang dimiliki beliau, Dueheses Elizabeth mendapatkan hadiah Wilayah kekuasaan di desa Selatan sebagai tanda terima kasih kepada kelurga Elisabeth.
"Nyonya memanggil saya?"
Vani menghembuskan nafas kasar saat Hana berdiri didepan pintu kamarnya.
"Masuklah."
Dengan hati-hati Hana masuk kedalam kamar Vani, dirinya langsung menundukkan kepala saat berhadapan dengan Vani.
"Dan sampai akhirnya kau dipecat juga," ucap Vani menatap wajah Hana dengan miris.
"Maafkan saya Nyonya, yang tidak bisa menjalankan perintah anda dengan benar," jawab Hana menyesal
"Lupakan saja, cucuku juga sudah mengatakan bahwa ini bukan salah mu."
"Ya?"
"Ibu dan anak itu pasti sangat senang sudah berhasil mengeluarkan separuh dari penghuni rumah," gumam Vani.
"Dasar Kau Duke Pervis, jika bukan karena cucuku sudah ku bahwa Elsa ke sini," ucap Vani penuh kesal.
"Hana ceritakan semuanya dari awal."
"Iya Nyonya?"
"Ceritakan semuanya dari Awal, awal sekali dari dua wanita itu hadir sampai kalian terusir seperti ini," ucap Vani.
Hana langsung menundukkan kepalanya, "Baik Nyonya akan saya ceritakan semuanya dari awal," ucap Hana.
TBC
-YOU'RE MINE, SERRA
-POSESSIVE PILOT
-"AFFAIR WITH UNCLE++"
-My best friend's Daddy is my husband
-Pengantin Pengganti Tersakiti
jd sebel aq,bodohnya ga kerulungan