NovelToon NovelToon
Lama-lama Jatuh Cinta

Lama-lama Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Yani

Prolog :
Nama ku Anjani Tirtania Ganendra biasa di panggil Jani oleh keluarga dan teman-temanku. Sosok ku seperti tidak terlihat oleh orang lain, aku penyendiri dan pemalu. Merasa selalu membebani banyak orang dalam menjalani kehidupan ku selama ini.
Jangan tanya alasannya, semua terjadi begitu saja karena kehidupan nahas yang harus aku jalani sebagai takdir ku.
Bukan tidak berusaha keluar dari kubangan penuh penderitaan ini, segala cara yang aku lakukan rasanya tidak pernah menemukan titik terang untuk aku jadikan pijakan hidup yang lebih baik. Semua mengarah pada hal mengerikan lain yang sungguh aku tidak ingin menjalaninya.
Selamat menikmati perjalanan kisah ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Yani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jalan-Jalan Sore

“Cepat pesan-pesan….ini Axel traktir kopi nih, cepat yah tulis masing-masing mau pesan apa.” Teriak Naya memberikan kertas catatan dari karyawan yang duduknya paling ujung.

“Cie….yang dapat bonus…Makasih yah tidak lupa dengan kawan-kawan recehnya ini.” Ucap seorang karyawan merasa senang.

“"Cuma kopi kok Kak, santai." Jawab Axel malu-malu.

"Kopi juga berharga Xel, jam-jam segini sangat membantu kita untuk semangat lagi." Timpal yang lain menambahkan.

"Keren kamu Xel, patut di contoh yang lain supaya gak pelit-pelit amat jadi manusia." Teriak Sasa yang merasa baru kali ini ada yang mau berbagi dengan teman-teman nya.

"Terimakasih ya Xel...." Yang lain hanya bisa berterima kasih dengan kebesaran hati Axel.

Dia berhasil mendapat perhatian dari semua orang dengan kebaikannya. Selain itu Axel juga sangat cepat tanggap dan disiplin dalam bekerja. Banyak sekali nilai plus yang berhasil membuat Axel sangat di sukai teman-teman kerjanya meski baru ada di sana beberapa hari.

"Ini Xel, semuanya sudah pesan. Gak papa sebanyak ini Xel." Tanya Naya takut Axel keberatan.

"Santai Kak Naya, bonusnya besar. Axel bisa traktir kalian di restoran mahal kalau mau." Bisik Axel menggoda Naya.

"Ini saja, jangan berlebihan. Lebih baik uangnya kamu tabung untuk masa depan."

"Hoooo....." Ledek Axel membulatkan bibirnya.

"Jangan pesen ini Jan, ini ada kacang merah nya." Tiba-tiba sekali membuat Naya menatap keduanya.

"Dasar pasangan bucin." Gerutu Naya gemas melihat Axel sangat memperhatikan Jani. "Bisa aku minta tanpa kacang merah Xel."

"Jangan Kak, ganti saja Jan." Naya menatap Jani yang terlihat canggung.

"Jadi apa nih Jan? Gak boleh yang ini sama ayang beb."

"Hmmmm....Jani yang ini saja Kak." Tunjuk Jani cepat ke menu minuman jeruk yang terlihat segar. Bisa-bisanya Naya masih beranggapan mereka berdua ini pacaran.

“Ok…aku pesan yah teman-teman semua.” Teriaknya senang sore harinya di tutup dengan minuman manis kesukaannya.

Tok…tok…tok….

Ara masuk ke ruangan karyawan bagian pengadaan dengan sopan. Senyumnya membuat seseorang di ruangan sana tersenyum dengan hangat. Bu Sasa dengan cepat berjalan menghampiri pintu masuk menemui Ara.

“Siang Pak Ara, ada yang bisa saya bantu Pak?” Jelas sekali suara Bu Sasa yang bisa di dengar semua karyawan yang ada di sana.

“Jan…Jan…” Panggil Naya bisik-bisik. Jani menatap penuh tanda tanya. “Bu Sasa suka tau sama Pak Ara.” Bisiknya lagi yang membuat Axel yang ada di tengah-tengah keduanya ikut melirik diam-diam ke arah Bu Sasa dan Pak Ara.

“Tukang gossip ya kau Kak? Semuanya gossip update banget Kak.” Celetuk Axel pelan.

Plakkkk….

Naya memukul lengan Axel cukup kencang. “Enak saja, lebih tepatnya sumber informasi yang tepat dan akurat.” Bisiknya tidak mau di bilang tukang gossip.

Jani hanya tersenyum melihat Axel dan Naya berdebat seperti anak kecil. Di tengah-tengah perdebatan mereka Jani merasa terkejut Bu Sasa tiba-tiba saja datang menepuk pundaknya pelan. Jani sontak berdiri menghormati Bu Sasa yang mendatangi mejanya.

“Hari ini Pak Ara butuh asisten untuk menemaninya bertemu dengan klien di luar, Jani diminta menemani Pak Ara bisa Jan?” Jani mengangguk pelan.

Bu Sasa terlihat sedih saat bicara dengan dirinya. “Kalau begitu siap-siap ya Jan. Pak Ara berangkat lima belas menit lagi katanya.”

“Baik Bu.” Bu Sasa kembali ke meja nya dengan cemberut. Entah apa yang membuatnya terlihat begitu kesal. Bu Sasa biasanya sangat ramah dan tidak pernah terlihat sekesal hari ini.

“Bu Sasa marah ya Nay? Marah ke aku gak ya Nay?” Tanya Jani pada Naya yang juga menatapnya penuh banyak rasa penasaran.

"Cemburu mungkin Jan, biasanya Bu Sasa yang menemani Pak Ara mengunjungi klien." Jani jadi merasa tidak enak hati. Wajahnya penuh rasa khawatir.

"Jangan sangkut pautkan perasaan pribadi dengan pekerjaan. Bu Sasa pasti bisa profesional, dia tidak mungkin membiarkan perasaan pribadinya mempengaruhi kinerjanya yang sangat bagus selama ini." Axel mencoba menengahi.

"Belum pernah lihat Bu Sasa cemburu kan kalian? Hati-hati, kalau perasaan sudah ikut campur dalam pekerjaan, semuanya bisa di halalkan." Jani merinding mendengar Naya bicara.

"Jangan dengarkan Kak Naya Jan, sana siap-siap." Axel justru khawatir Jani yang tidak profesional karena terpengaruh kekuasaan suaminya.

Jani bisa saja berubah sewaktu-waktu, dia punya kekuasaan yang besar. Apalagi hanya sekedar menyingkirkan segelintir orang yang membuatnya tidak nyaman.

"Aku pergi yah.....dahh...." Jani berpamitan degan Bu Sasa sebelum pergi. Axel masih menatap punggung Jani yang semakin menjauh dan sekarang sudah tidak terlihat.

"Cemburu kau yah?" Tanya Naya tiba-tiba saja. Axel menggeleng sambil tersenyum heran. "Jani anaknya baik, jangan sampai kau menyakitinya ya Xel."

"Aku tidak punya kesempatan lagi untuk mendapatkannya." Naya membulatkan matanya. Menggeser kursinya mendekati kursi Axel.

"Jani sudah punya pacar? Sudah punya gebetan? Jani gak jomblo Xel?" Tanya Naya dengan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya sama.

"Sudah. Dan saya tidak mau lagi menaruh hati pada wanita yang sudah punya pasangan." Naya menutup mulutnya tidak percaya. "Jangan bergosip Kak Naya, Jani tidak mau orang lain tahu dirinya punya pasangan.

"Tenang saja Xel, aku ini anaknya gak suka sebar-sebar gossip. Apalagi teman dekatku Xel." Naya kembali menggeser kursinya setelah puas.

Axel ingin menyudahi semua ucapan Naya yang sering memojokkan dirinya dengan Jani, sekarang terasa tidak nyaman setelah dirinya tahu Jani sudah bersuami Pak Calvin.

Rasanya tidak pantas saja jika orang lain dengar bercandaan Naya yang suka tidak tahu tempat. Axel tidak mau membuat hubungannya dengan Jani canggung, sudah cukup menjadi sahabat Jani.

"Silahkan Non." Jani menggeleng dengan wajah was-was. Takut sekali ada yang mendengar Ara memanggilnya Nona. "Tenang saja, tidak ada siapapun di sini."

"Panggil Jani saja ya Pak, Jani nyaman nya di panggil Jani." Ara tertawa. Jani dengan wajah lugunya berhasil membuat dirinya tertawa.

"Aku bisa di pecat Nona." Jani mengerucutkan bibirnya. "Baiklah, hanya saat kita berdua. Jika ada orang lain akan aku panggil dengan Nama Nona." Jani lega.

"Pak Ara." Ara yang sedang menatap ponselnya segera menaruhnya. "Jani boleh tanya tidak?"

"Tentu saja Nona, silahkan." Jani terlihat berfikir, takut tidak sopan. "Silahkan Nona, saya jawab jika memang saya bisa Nona."

"Apa Pak Ara....tapi jangan marah atau tersinggung yah, kalau tidak mau jawab juga tidak apa." Ara mengangguk dengan senyum masih selembut biasanya.

"Apa Pak Ara suka dengan atasan Jani?" Ara mengerutkan dahi nya. "Bu Sasa." Ucapnya pelan.

"Gossip dari mana Non?" Jani menegakkan duduknya. Degan cepat menggelengkan kepalanya merasa malu setelah pertanyaan anehnya di ucapkan. Menyesal tentu saja.

"Aneh ya Pak? Hahahaha.....Jani juga tidak tahu kenapa bisa tanya begini." Merutuki dirinya sendiri yang tidak tahu malu. Bisa-bisanya termakan ucapan Naya sebelum pergi tadi.

Jani berjalan di samping Ara, Ara menarik Jani yang semula berjalan di belakang Ara. "Silahkan tunggu di sini Nona. Pak Calvin segera datang." Mata Jani membulat dengan sempurna.

"Lohh....kok." Belum juga menjawab, Calvin sudah datang.

Takkkk….tak….tak….

Bunyi sepatu Calvin yang berjalan dengan gagah berani menuju arahnya. Pelukkan hangat mendarat di tubuh Jani di depan keramaian.

"Maaf aku meminta Ara membawamu ke sini sayang." Tangan Calvin mengusap peluh yang membasahi kening Jani. “Maaf tidak menjemputmu sendiri.”

"Kalian ini, Pak Ara tadi bilangnya mau menemui klien." Ara hanya tersenyum. Di kepala Ara tidak ada cara lain selain ini, dia tidak mau karyawan lain merasa penasaran jika membawa Jani tanpa alasan.

"Dia hanya mencari cara agar yang lain tidak curiga sayang. Ayo kita makan. Kau pasti akan suka makanan di sini."

“Kenapa? Kok tiba-tiba?” Padahal jadwal Calvin sangat padat setau Jani. Calvin menghentikan langkahnya menatap Jani yang matanya berbinar cantik sekali di mata Calvin.

“Aku ingin memenuhi satu persatu wishlist yang tertulis di buku catatan mu sayang. Jalan-jalan sore dengan laki-laki yang kamu cintai.” Jani tersipu malu, tiba-tiba saja Calvin membicarakan buku catatan kecilnya yang pagi tadi mereka bahas.

“Kalau begitu aku akan coret satu persatu daftarnya.” Calvin memeluk Jani erat. Kini mereka sedang berusaha saling mencintai dan memiliki satu sama lain.

“Ayo kita lakukan semua yang tertulis di buku catatan itu.” Jani hanya bisa mengangguk. Bahagia sekali dicintai laki-laki yang seharusnya.

Oleh laki-laki yang sekarang menjadi suami dan penjaga dirinya. Jani ingin menghapus masa lalu kelamnya dengan Calvin, ingin memulai hidup baru dengan dipenuhi kebahagiaan saja.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!