NovelToon NovelToon
ENCOUNTER

ENCOUNTER

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:277
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Laila

pertemuan yang membuat jatuh hati perempuan yang belum pernah mendapatkan restu dari sang ayah dengan pacar-pacar terdahulunya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Laila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Fany melirik anaknya sangat terkaget melihat siapa yang menyapa mereka di depan pintu. Sang ibu mengelus bagian tricep anak tunggalnya dengan senyuman hangat dan pandangan penuh dengan arti.

            “Welcome!” sapa pria itu dengan wajah dan suara penuh dengan rasa antusias.

“It’s really nice home,” puji Fany memberikan keranjang buah dan box berisi beragam kue pasar yang dia beli tadi pagi.

“Well, thank you,” Zaki menggeser tubuhnya, “yuk masuk,” ucapnya. “Saraaah, Fany sama Baskara udah sampe nih,” ucapnya memberi tahu wanita yang sedang menyiapkan makanan di meja makan.

“Mbaaaak,” wanita itu langsung berjalan dan menyambut tamunya. Cupika cupiki dengan Fany dan berjabat tangan dengan Baskara, “Aku Sarah. Kamu pasti Baskara, kan? Papa kamu sering cerita soal kamu.”

            “Ya,” jawab Baskara seadanya.

“Sayang, Fany bawain ini,” ucapnya meletakkan buah dan kue itu di meja makan.

“Ih ya ampun, Mbak. Pake repot segala.”

“Gak repot.”

“Udah laper belum? Kita makan yuk. Aku masak soto bandung.”

“Waaah enak nih kayaknya,” ucap Fany.

            Mereka berempat menikmati makan siang mereka kala itu. Namun, Baskara di sana hanya lebih banyak mendengarkan dan menjawab seadanya. Dia sendiri masih bingung dengan kondisi ini. Sang Mama gak pernah menceritakan kalau teman lama yang akan mereka temui siang itu adalah Papa juga istrinya.

            “Si Robby sama Luna lagi gak di rumah?” tanya Fany.

“Robby masih di LA, Mbak. Nanggung kalo mesti pindah kuliahnya. Kalo Luna lagi main ke rumah ibuku, Mbak,” Robby adalah anak Sarah dengan almarhum suaminya sedangkan Luna adalah anak Sarah dengan Zaki.

“Ooh udah masuk kuliah. Cepet banget ya.”

“Kerjaan kamu gimana, Bas? Papa denger dari Mamamu, kamu bikin kantor arsitek sendiri ya?”

“Iya bareng sama temen-temen aku.”

“Keren loh,” kata Zaki, si Papa yang ingin berbincang lebih banyak dengan anaknya, “kantor dimana?”

“Di Antasari.”

“Ooohh, enaknya. Deket. Gak perlu lama-lama di jalan. Papa nih baru adaptasi sama penuhnya jalanan Jakarta. Huuuh, bener-bener deh. Stress banget,” ceritanya berusaha untuk mencairkan dinginnya Baskara.

Fany tertawa menanggapi ucapan mantan suami yang dia rasakan setiap berangkat dan pulang kerja, “Selamat datang di ibukota yang padat ya,” katanya diikuti suara tawa.

            Di saat ibu-ibu sedang menyiapkan makanan penutup di dapur, Baskara memanfaatkan moment untuk sedikit menenangkan debaran jantung dan kebisingan dikelapanya. Dia duduk melantai di teras belakang rumah itu sambil menatap halaman hijau yang terdapat pohon mangga yang sedang berbuah.

            “Sebentar lagi mangganya mateng,” kata sang Papa melihat pada pohon mangga yang sedang berbuah. “Dulu kamu suka banget sama mangga. Bisa abis sama kamu sendiri kalo Papa lagi ngupasin,” ucapnya ikut duduk di sebelah anak lelakinya.

Sementara Baskara hanya mengembangkan senyum tipis. Sekelebat ingatan masa lalunya melintas.

“Kamu gak ada yang mau di tanyain atau diobrolin ke Papa, Bas?” tanya pria paruh baya itu.

Baskara diam sejenak sebelum akhirnya bersuara, “papa sayang sama Mama?”

“Papa sayang sama Mama kamu, Bas. Tapi kalau sekarang sayangnya bukan sebagai pria dan wanita, tapi sayang sebagai teman, sebagai sahabat. Bagaimanapun Mama dan Papa sudah kenal sejak lama sekali.”

“Kalau Papa sayang, kenapa dulu kalian malah pisah, Pa?”

“Dulu Papa merasa kami punya mimpi yang sama. Papa pun menaruh harapan setinggi langit kita sekeluarga bisa kumpul bareng lagi. Tapi, siapa yang sangka yang kita rencanain itu gak melulu mulus. Kami mengusahakan dulu, Bas. Kami bener-bener mengusahakan semuanya bisa berhasil. Tapi ditengah kejenuhan kami, dan ekspektasi kami yang runtuh, komunikasi kami yang terbilang sulit waktu itu, membuat kami memilih jalan ini. Walau kami tau itu akan sakit untuk kami dan untuk kamu.”

            “Harusnya waktu itu Papa berusaha lebih keras lagi,” ujarnya. Untuk pertama kali dia menyuarakan pendapatnya semenjak kedua orang tuanya bercerai. “Harusnya Papa bisa lebih ngerti kondisi Mama. Papa harusnya dulu lebih perjuangan pernikahan kalian. Harusnya Papa juga lebih mikirin aku. Papa gak tau gimana aku kayak orang bego selalu nunggu Papa pulang buat liburan bareng padahal orang tua aku udah cerai saat itu. Ngerasa bego karena aku gak ngerti kenapa Mama selalu bilang Papa lagi sibuk di sana,” ucapnya tanpa sadar menitihkan air matanya. “I miss you so much, Pa. I miss us,” ungkapnya.

            Sang Papa perlahan memeluk anaknya. Pemuda yang entah kapan terakhir ia lihat menangis, kini menangis lagi dihadapannya. Baskara cukup sesegukan siang itu. Perasaan yang sudah lama dia tahan, kini meluap.

“Do you happy now, Pa? with your new family?” tanya Baskara melepaskan pelukan sang Papa dan menghapus air matanya.

“I am, Nak. Papa juga senang akhirnya anak lanang Papa udah mau ngomong lagi sama Papa. Papa juga kangen sama kamu, Bas.”

“Sorry.”

“Kamu gak perlu minta maaf. Papa terima hal itu, Bas. Udah jadi konsekuensi Papa dan itu hak kamu untuk benci sama Papa.”

“Daripada benci, kayaknya lebih ke arah sebel. Kesel.”

            “Anakmu itu masih suka sok-sok nanyain kabar kamu, atau dengerin aku kalo cerita soal kamu, kok,” kata si Mama yang tiba-tiba muncul dari dalam rumah.

Rupanya wanita paruh baya itu sudah memperhatikan interaksi anak-ayah sedari tadi.

“Mama.”

“Kalo kata anak jaman sekarang sih tsundere.”

Papa tertawa dan menepuk bahu anaknya. Hari itu, Baskara berbincang banyak dengan Papanya. Menanyakan berbagai macam pertanyaan yang selama ini selalu berkecamuk di benaknya. Di sana juga, Baskara bisa melihat wajah bahagia ibunya dan ayahnya juga istri ayahnya. Mereka yang saling sayang dan saling menghormati, berakhir dengan kebahagiaan masing-masing.

...♥...

1
Shion Fujino
Menarik perhatian.
Winifred
Aduh, gak sabar pengen baca kelanjutannya!
luhax
Bagus banget deh, bikin nagih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!