Dokter Amora Agatha Arnold seorang dokter Ahli bedah yang banyak di senangi oleh pasiennya dan sesama teman dokter nya, selain seorang dokter yang hebat Amora juga adalah putri tunggal dari seorang pengusaha sukses .
tetapi pada saat ia menemukan pria dambatan hati nya Daddy nya tidak memberikan restu kepada nya
" selama ini Daddy menuruti semua ke inginan mu tetapi yang satu ini maaf Daddy tidak bisa " ucap Shaka menundukkan kepalanya dia tidak bisa melihat putri nya menangis di hadapan nya hanya karena ingin meminta restu dari nya
apakah Shaka akan memberikan restu untuk Amora dan kekasih nya atau justru Shaka tidak akan pernah merestui hubungan putri nya itu
.
.
.
saksikan terus cerita nya jangan sampai ketinggalan 🤗 Like comen dan Vote 🥰🤗 Author nya juga jangan lupa di Follow ya guysss heheheehee 🤭🤭
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gaji yang tak kunjung cair
.
.
di dalam ruang rapat Amora , dokter Lucky , dokter Dito dan dokter Widya sedang duduk menunggu kedatangan pak Vino selaku direktur utama rumah sakit peduli kasih ini
sudah stengah jam mereka menunggu tetapi pria paru baya itu tak kunjung menunjukkan batang hidung nya
" seperti nya tua bangka itu tidak akan datang " ucap dokter Dito dengan melipat kedua tangannya di depan dada dengan santai nya ia menyandarkan tubuh nya di kursi lalu memutar mutar kursi itu
" seperti nya begitu dia kan hanya seorang pengecut , " tambah dokter Lucky yang di antara mereka dia lah yang paling marah
" uang ku semakin menipis mana lagi aku harus bayar cicilan mobil " Dokter Widya berkata seraya memijat pelipis nya
" dia pasti datang " ucap Amora yang paling santai di antara mereka, baru saja dokter Dito ingin berkata tetapi pintu ruang rapat itu tiba-tiba terbuka dan masuk lah pak Vino selaku direktur utama rumah sakit tempat mereka bekerja di ikuti oleh asisten nya di belakang nya
selain pak Vino ada juga sorang pria asing yang ikut masuk bersama dengan pak Vino mereka tidak tau siapa pria itu tetapi dokter Dito berbisik di telinga dokter Lucky
" seperti nya itu pengusaha yang mendukung pak Vino selama ini " bisik nya seraya menatap pria paru baya itu yang langsung duduk dengan sangat tidak sopan di hadapan mereka
" seperti nya begitu " tambah dokter Lucky
Amora hanya mengangkat sebelah alis nya saat melihat ketidak sopanan dari pria itu, dan tak lama kembali masuk pria mudah dengan kecamatan hitam nya dan langsung duduk di samping pak Vino
" kita mulai sekarang " ucap asisten pak Vino
" silahkan pak " ucap Amora dengan santai
dokter Lucky langsung berdiri dan mengeluarkan suara nya " di mana semua gaji kami bapak simpan, kenapa sudah satu bulan lebih ini bapak belum juga mencairkan gaji kami, .. kami juga butuh biaya hidup pak, bukan cuman anda " jelas dokter Lucky dengan emosi
dokter Dito menarik tangan dokter Lucky dan menyuruh nya untuk kembali duduk tetapi tangannya langsung di tepis oleh dokter Lucky
pak Vino langsung memukul meja dengan keras nya
Brak
dokter Widya mengelus dadanya dengan kaget , dokter Dito hanya menggelengkan kepalanya ia sudah menduga hal ini akan terjadi , dokter Lucky semakin menatap tajam ke arah pak Vino sedangkan Amora ia hanya duduk dengan santai seraya memencat ponsel nya ia mengirimkan pesan kepada seseorang
" apa hak kalian menuntut itu semua...? kalian hanya seorang dokter sedangkan saya... saya direktur utama disini dan saya bebas melakukan apapun yang saya mau " pak Vino berkata dengan mata yang memerah menatap ke empat dokter satu persatu
" kami tau tapi tak seharusnya bapak tidak memberikan gaji kami, kami bekerja siang dan malam tampa lelah sedangkan anda... seenak nya tidak memberikan gaji kepada kami " balas dokter Lucky menunjuk nunjuk wajah pak Vino
pria paru baya yang duduk dengan santai di hadapan mereka itu seketika membakar rokok nya lalu segera menghisap nya dengan santai, seperti nya ia sangat menikmati pertunjukan di hadapannya saat ini
asap nya ia sembur kan di ruangan tertutup itu dan dengan cepat Amora dan dokter Widya menutup hidung nya
" sangat tidak sopan " ucap Amora dalam hati menatap sinis pria paru baya itu
sedangkan pria mudah yang memakai kaca mata hitam itu menatap dengan penuh kagum ke arah Amora seperti nya pria itu tertarik dengan dokter cantik yang duduk di hadapan nya saat ini.
pak Vino diam ia menatap tajam Dokter Lucky " kami juga butuh makan pak bukan cuman anda, " tambah nya lagi
sedangkan di luar ruang rapat dokter dan suster sedang menguping pembicaraan mereka, bahkan ada yang menempelkan telinganya di pintu berharap mereka mendengar percakapan orang yang ada di dalam ruang rapat itu
" apa kamu mendegar sesuatu " tanya suster Feby kepada suster Tiara
" aku tidak mendengar apapun " suster Tiara menggelengkan kepalanya karena memang sejak tadi ia tidak mendengar suara apapun dari dalam karena ruangan rapat itu kedap suara.
" semoga saja mereka berhasil kali ini " ucap suster Lisa penuh harap
di dalam ruang rapat keadaan semakin memanas pak Vino kembali memukul meja kedua kali nya
Brak
" jika ada yang keberatan silahkan keberatan, tetapi selama saya menjabat sebagai direktur utama disini saya akan bebas melakukan apapun, tetapi berhubung jabatan saya hari ini sudah habis maka jabatan ini saya serahkan kepada putra saya, Yudha " dan dengan tidak tau sopan nya pak Vino memperkenalkan putranya sebagai direktur utama di rumah sakit ini sebagai pengganti nya
Pria yang bernama Yudha itu segera berdiri, dokter Lucky mendudukkan diri nya dengan sangat kasar di atas kursi nya sedangkan ketiga nya menarik nafasnya dengan kasar
" perkenalkan nama saya Yudha dan mulai hari ini saya akan menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit ini menggantikan ayah saya yang sudah pensiun " jelas Yudha memperkenalkan diri nya dengan bangga sesekali ia melirik Amora
keempat dokter itu tidak merespon apa-apapun mereka mengadakan rapat ini karena ingin meminta gaji mereka tetapi justru pak Vino memperkenalkan direktur baru sebagai pengganti nya
" ada yang keberatan " tanya pak Vino menatap mereka ber empat satu persatu
dokter Dito segera berdiri " saya keberatan pak, karena gaji kami belum di cairkan "
pria paru baya yang sejak tadi duduk dengan santai seraya merokok itu mematikan rokok nya dan membuang puntung rokok itu sebarangan, lalu ia berdiri
" Dito ... oh ternyata nama kamu dokter Dito " ucap pria itu menarik senyum smirk nya
dokter Dito hanya diam menatap pria itu dengan tajam
" anda disini hanya sebagai seorang dokter... dan anda tau sendiri kan apa pekerjaan seorang dokter itu..? " ucap pria itu dengan sangat angkuh
ke empat dokter itu mengangkat alis nya menatap pria paru baya itu dengan bingung
" seperti nya tidak ada yang tau ya... kalo begitu saya akan menjelaskan nya kepada kalian apa pekerjaan seorang dokter itu " lanjut nya lagi dengan senyuman smirk, Amora sangat geram melihat wajah pria itu rasanya ia ingin sekali menonjok nya sekarang
" om Roy ayo datang lah cepat , rasanya aku tidak sabar lagi untuk membuat mulut mereka bungkam " ucap Amora dalam hati seraya melihat ke arah pintu berharap pintu itu segera terbuka.
" pertama pekerjaan dokter itu adalah merawat pasien __ " ucapan pria itu di hentikan oleh Amora ia sudah sangat muak dengan drama yang di buat oleh manusia - manusia yang tidak bertanggung jawab ini
" kami tau tuan dan seperti nya anda tidak harus menjelaskan nya " Amora berkata dengan menatap pria paru baya itu dengan sangat santai seraya menggoyang goyang kan kursi nya.
.
.
.