Dijual Keluarga Pada Mafia Kejam

ke esokan paginya,maeve masuk keruangan reina.seperti biasa reina terlihat sangat dingin,tatapanya tajam.tidak ada lagi senyum manisnya.senyum itu benar-benar hilang setelah kejadian 5 tahun silam.

"malam ini tania diundang sebagai model dihotel berbintang,ini kesempatan kita karna acara itu sangat besar."

reina hanya mengangguk

"satu-satu persatu mereka akan merasakan apa yang dulu aku rasakan.bahkan lebih dari yang kurasan dulu."gumam reina dengan tatapan menusuk.dengan senyumnya yang mengerikan itu.

malam harinya,Suasana ballroom hotel bintang lima itu begitu megah. Kilau lampu kristal menggantung anggun di langit-langit, mengilap seperti istana. Para tamu undangan mengenakan gaun malam mahal dan jas berkelas. Di antara keramaian itulah, seorang perempuan muda bernama Tania melangkah penuh percaya diri, dengan gaun merah menyala yang sengaja memperlihatkan lekuk tubuhnya.

Wajahnya dihiasi riasan sempurna, bibir merah menggoda, dan rambut bergelombang dibiarkan terurai. Malam ini adalah malam kebanggaan Tania. Ia diundang sebagai model rising star, katanya, oleh sebuah perusahaan fashion yang mengaku tertarik menjadikannya brand ambassador.

Yang tidak Tania tahu, malam ini adalah awal dari kehancurannya.

Di sudut ballroom, Reina duduk dengan anggun. Gaun hitam elegan menyelimuti tubuh rampingnya, wajahnya ditutupi topeng renda hitam, hanya mata tajamnya yang terlihat. Maeve berdiri di sampingnya, setia dan awas.

"Target sudah masuk," bisik Maeve.

Reina menyesap sampanye pelan. “Buka pertunjukannya.”

Panggung utama menyorot Tania. Ia naik dengan anggun, menerima pujian dan wawancara dari host acara. Di belakangnya, layar LED raksasa bersiap menampilkan presentasi visual perjalanan karier sang model. Tapi satu detik sebelum video ditayangkan, tayangan itu berubah.

Potongan video tanpa sensor menampilkan Tania tengah bercumbu di pelukan seorang pria tua bernama Robert Pranata, si pengusaha properti. dia memiliki sebuah hotel mega dan beberapa apartemen.

Para tamu mendadak hening.

Layar berlanjut menampilkan bukti transfer sejumlah besar uang ke rekening Tania, bahkan sebuah apartemen elite yang ditempati tania sekarang dan juga sebuah mobil keluaran ter baru dengan keterangan "Hadiah dari Papa R".

Tania membeku di atas panggung. Mikrofon jatuh dari tangannya. Suara bisikan tamu mulai terdengar:

"Astaga, dia gadis simpanan!"

"Katanya influencer sukses, ternyata peliharaan!"

"Sungguh memalukan!"

"bukan kah dia juga pemilik brand kosmetik yang lagi viral baru-baru ini? wah...nggak nyangka ya!!! ternyata dia simpanan."

"benar-benar pelakor,tidak tahu malu..."

banyak hinan yang keluar dari mulut para tamu membuat tania dan robert tak bisa berkutik.

Pak Robert yang hadir di barisan depan berdiri dan berteriak lantang.

"Kau memalukan! Kurang ajar! Berani kau rekam hubungan kita?!"

Tania turun dari panggung sambil menangis, mencoba menghampiri Robert. Tapi pria itu menampar pipinya di hadapan semua tamu.

 "Mulai hari ini, aku tak sudi melihat wajahmu lagi!"

Wartawan yang hadir tak menyia-nyiakan momen itu. Kilatan kamera menghujani wajah Tania yang tercoreng air mata dan riasan luntur. Ia mencoba melarikan diri, namun gaunnya tersangkut tumit sepatu. Ia jatuh tersungkur, terduduk di lantai, menangis histeris.

Dari kejauhan, Reina berdiri dan mulai berjalan keluar ballroom. Langkahnya mantap, suara haknya menggema seirama dengan derita Tania.

“Sudah cukup untuk pembuka,” ucap Reina dingin.

Maeve menyusul, bertanya, “Apa dia tahu ini dari kita?”

“Belum,” jawab Reina. “Tapi dia akan tahu. Dan itu akan membuatnya jauh lebih takut.”

*****

Sementara ditempat lain, tepatnya di kantor Leonardo

Leonardo menatap layar besar di ruangannya. Tayangan dari media sosial sudah penuh dengan kabar viral tentang Tania. Wajahnya serius, rahangnya mengeras.

“Apa kau tahu siapa yang melakukan ini?” tanyanya pada asistennya.

Davina melangkah masuk perlahan. "siapa lagi,kalau...bukan reina tuan!!"dia dendam sama kelaurga angkatnya ,karna dulu mereka menyiksanya bahkan menjualnya pada tuan bukan?"dia mulai dari yang kecil baru kehal yang lebih besar."

leonardo hanya diam

"atur pertemuanku dengan reina O'reilly besok."

davina yang sedang merapikan berkas,tersentak apa dia tidak salah dengar barusan.

"apa saya tidak salah dengar tadi,dia minta bertemu dengan musuhnya.nyonya O’Reilly?"bisiknya dalam hati

"apa kamu dengar yang saya katakan?"tiba-tiba leonardo berdiri.

davina Tersentak kaget."i ya tuan saya mengerti."sepertinya ada sesuatu yang akan terjadi seorang leonardo meminta bertemu duluan dengan musuh bubuyutan.keluarga O’Reilly.