kisah seorang remaja bernama fadli. 16 tahun diri nya baru masuk sma,namun dia tak memiliki orang tua. bukan tak memiliki tetapi kedua orang tua nya tak peduli dengan dia. kedua orang tua nya hanya mengirim dia uang setiap bulan. di saat itulah fadli bertemu dengan seorang wannita berumur 30 tahun bernama fitri. fitri yang tak memiliki pekerjaan memutuskan untuk menjadi pembantu dia mengetuk pintu setiap rumah di pinggiran kota dan menawarkan diri nya sampai dia bertemu dengan fadli, fadli lah yang menerima dia untuk bekerja namun dengan syarat dan kontrak, apa saja syarat dan kontrak nya?.. apa kalian penasaran baca saja dulu bab 1 jika suka bisa di lanjut jika tidak di stop saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilman padli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter #30
1 hari telah berlalu kini fadli sedang berada di ruang tamu sambil merapihkan baju untuk menutupi leher nya.
Saat fadli sedang merapihkan baju nya fitri muncul dari dapur dia berjalan dengan terpincang- pincang merasakan rasa sakit yang ia rasakan dari arah donat milik nya.
"hah... Masih terasa sakit..." bisik nya di dalam hati. "fadli ini bekal untuk kamu yang rajin sekolah nya ya jangan lupa pulang dari sekolah kamu beli dulu daging sapi untuk makan malam nanti" jelas fitri sambil memberikan kresek.
Fadli mengangguk dia mengambil kresek nya dan bertanya sambil menatap fitri "apa semua susah tertutupi?"
Fitri menatap fadli dia bingung dengan pertanyaan fadli namun dia tetap menjawab "kamu ganteng sih kenapa?"
"hah.. Bukan itu yang aku tanyakan. Anu.. Apa bekas ciuman di leher aku sudah tertutupi?" tanya fadli lagi dengan wajah yang sedikit memerah.
"ya.. Sudah tertutupi semuanya" jawab nya dengan santai.
Fadli terseyum dia memeluk fitri tanpa ragu dan memberikan ciuman di kening fitri dengan lembut "kalo begitu aku berangkat" kata nya langsung keluar dari pintu dan berjalan menuju sekolah.
Sementara itu di dalam rumah fitri masih melamun dia terkejut dengan perlakuan fadli barusan wajah nya memerah merona karena baper. "dasar anak bodoh" kata nya kesal dengan wajah yang memerah.
Beberapa menit berjalan fadli akhir nya tiba di sekolah melati. Saat dia berdiri di depan gerbang sekolah masih kosong hanya ada beberapa orang saja.
"kenapa sekolah nya sepi seperti ini?" tanya fadli bingung.
"karena para siswa dan juga siswi sekarang berada di sekolah mawar mereka pergi untuk melihat 10 besar rengking ujian waktu itu" jelas zahra tiba- tiba.
"kamu kapan datang bikin kaget saja dasar bodoh" bentak fadli marah.
"ya.. barusan sih maap aku ngak menyapa kamu dan langsung bicara hingga membuat kamu kaget" jawab zahra santai dengan wajah yang tak bersalah.
"jadi mau ke sekolah mawar untuk melihat rangking 10 besar?" tanya fadli penuh senyuman.
"tidak mau ngapain lihat kayak gitu sudah jelas rangking satu nya akan di dapatkan oleh siswa atau siswi dari sekolah mawar sekolah kita mana ada orang pintar sudahlah ayo kita masuk ke dalam kelas" ajak zahra menarik lengan fadli.
Fadli pun hanya bisa diam dan pasrah di bawa zahra menuju ke kelas. Saat mereka tiba di kelas dan masuk ke dalam kelas yang kosong itu suasana terasa sedikit mencekam.
fadli dan zahra bengong di pintu masuk ke kelas.
"jadi mau masuk?" tanya fadli.
"ya.. Tentu saja masuk fadli kamu buka semua jendela nya aku akan membersihkan bagian lain"jelas zahra.
fadli mengangguk mereka berdua lalu mulai bekerja sama untuk membersihkan kelas yang lumayan kotor itu.
Beberapa menit telah berlalu kelas yang tadi nya memiliki suasana mencekam kini suasana nya lebih hidup lagi cahaya matahari masuk ke dalam kelas dan mulai menghangatkan kelas itu.
Fadli dengan tenang duduk di kursi nya dia segera bermain game di hp milik nya.
"fadli kamu kenapa memakai baju seperti itu sampai menutupi leher dan lengan apa kamu sakit?" tanya zahra penasaran dengan pakaian yang fadli kenakan kali ini.
"benar aku sakit aku ngak boleh kena angin" jelas fadli santai.
"eh.. Begitu ya... Tapi yah aku kesal karena hanya ada kita berdua saja di sini" kata zahra tiba- tiba.
"kenapa kamu kelas" tanya fadli. Masih fokus pada game di hp nya.
"karena aku sedikit takut dengan kamu. Itu kamu tau kalo kamu tiba- tiba memiliki nafsu pada tubuh aku ini" jelas zahra.
Fadli melirik ke arah zahra dia melihat zahra dari bawah sampai ke atas. wajah zahra memerah karena di perhatikan fadli seperti itu.
"apa fadli kok kamu menatap aku seperti itu?" tanya zahra.
"tidak ada. Aku hanya memastikan apakah aku akan memiliki nafsu kepada kamu?, hem.. Kayak nya ngak mungkin deh soal nya kamu tidak terlalu seksi kurang menarik" jelas fadli.
Setelah mendegar itu zahra tampak marah dia membawa buku besar yang ada di meja guru dan brak.. Zahra memukul fadli dengan keras.
Fadli memengangi kepala nya yang sedikit benjol "maap aku bilang kamu kurang menarik" kata fadli menatap zahra.
"dasar bodoh aku ngak peduli soal itu" jelas zahra marah.
Mereka lalu duduk kembali dan diam dengan kesibukan masing- masing.
Beberapa menit berlalu. dila teman seklas fadli masuk dan berkata "fadli kamu dapat rangking satu gila hebat sekali"
Zahra terkejut mendegar itu sementara fadli tanpak biasa saja. Zahra segera memegang pundak fadli dan bertanya.
"kenapa kamu bisa mendapatkan peringkat satu?"
"aku tidak tau" jawab fadli tampak ketakutan dengan tatapan dari mata zahra.
Zahra kembali duduk di kursi nya dan diam " sudahlah " kata nya santai. Fadli tampak kesal dengan perlakuan zahra namun dia merasa biasa saja dan tak mau memperpanjang urusan itu. Dila segera mendekat dan duduk di depan fadli yang sedang main game.
"fadli aku ngak menyangka ini kamu bisa mendapatkan peringkat satu kamu hebat sekali" puji dila terseyum.
"ya makasih tapi itu kan hanya ujian biasa saja bukan hal besar kecuali kalo aku peringkat sati di sekolah melati ini baru aku akan bangga" jelas fadli.
Dila terseyum "tapi itu juga pencapaian besar" jelas nya.
Fadli pun hanya mengangguk saja dan lanjut main game.
Setelah beberapa menit berlalu para teman- teman fadli akhir nya datang juga ke sekolah mereka memberikan ucapan selamat kepada fadli karena pencapaian nya di ujian gabungan.
Beberapa menit kemudian bel berbunyi bu diana langsung masuk ke dalam kelas dan duduk di depan kelas.
"jadi aku dengar kamu mendapatkan posisi satu di ujian gabungan ya fadli" tanya bu diana menatap fadli dari depan.
"ya aku mendepatkan nya kata nya sih aku belum lihat ke sekolah mawar" jawab fadli santai.
"tidak itu sudah di pastikan kamu yang menjadi juara satu nya. sekarang aku mau bertanya kenapa di ujian gabungan kamu tak mengerjakan semua soal?" tanya bu diana tampak marah kepada fadli.
"eh.. fadli kamu dapat juara satu tapi tak mengerjakan semua soal?" tanya zahra menatap kaget.
Semua orang di kelas kaget mendegar itu tapi fadli biasa saja. "ya aku ngak mengerjakan semua nya karena malas haha malas berpikir" jelas fadli.
Bu diana menatap marah dia menghela napas dengan tenang "hah.. Baiklah aku mengerti sekarang ini hasil ujian gabungan aku akan membagikan nya" jelas bu diana mulai membagikan kertas itu.
Setelah semua kertas di bagikan pelajaran pun di mulai. Fadli dan semua murid di kelas nya langsunh belajar dengan giat.