Putri cantik kerajaan yang bernama Khanina itu memiliki kemampuan mengubah batu menjadi emas pada saat ia dalam keadaan bahagia. Kemampuan Putri Khanina tersebut membuat sang ayah ketakutan akan sesuatu yang menimpanya.
Kemudian Khanina menikah dan menjadi Ratu di kerajaan suaminya. Banyak permasalahan yang menimpanya selama berada di Kerajaan itu, sehingga ia harus menolong suaminya dengan kekuatan yang ia miliki. Namun malang menimpanya. Saat ia mengubah bebatuan menjadi emas, ada seorang yang melihatnya. Masalahpun semakin berat, ia dan suaminya dituduh berkhianat dan harus dipenjara, dan ia harus melarikan anaknya Mahiya yang juga memiliki kemampuan yang sama ke hutan gunung dan terus berada disana hingga akhirnya Mahiya menikah dan memiliki anak bernama Rae. Bebatuan di gunung itupun banyak yang berubah menjadi emas. Rae dan gunung emas menjadi incaran para pengkhianat kerajaan. Apa yang terjadi pada mereka selanjutnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atika rizkiyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suli Cemburu
Hari ini begitu berat untuk Suli. Tak seperti biasanya ia selalu bersemangat. Kali ini ia begitu malas. Matahari mulai meninggi, namun ia masih ingin terus menempelkan pipinya di bantal dan ingin terus memeluk gulingnya.
“Tak biasanya aku seperti ini” gumam Suli dalam hatinya. Namun karena bermalas-malasan bukan kebiasaan Suli, ia akhirnya duduk dan segera membersihkan dirinya ke kamar mandi.
Kini Suli sudah bersih dan rapi, ia sudah siap untuk keluar kamarnya. Tapi ia merasa hari ini hari yang menjengkelkan baginya. Ia pun kembali duduk di tempat tidurnya. Entah apa yang di dalam pikiran Suli, namun yang jelas.. ia begitu bosan dengan kejadian kemarin. Kejadian dimana Chasi begitu sangat manja dengan Rae.
“Terus-terusan berada di kamar ini juga sangat membosankan. Baiklah, aku akan keluar untuk melihat-lihat.” Ucap Suli di dalam hatinya.
Dengan perasaan yang galau dan kesal, Suli berjalan melangkahkan kakinya menuju taman istana. Lorong demi lorong ia lewati dan ia menghentikan langkahnya ketika sampai didepan teras lantai dua yang berhadapan dengan taman istana.
Suli melihat Rae bersama Chasi sedang duduk di pondok kecil taman. Mereka minum teh dan tertawa bersama. Suli memandang dengan wajah yang datar kearah mereka. Suli terus memandangi mereka.
“Mereka benar-benar pasangan yang serasi. Benar kan ?!!”
Suli sangat terkejut. Spontan ia menghadap ke arah belakang.
“Tuan Juna.. aku.. tidak tau..jika ada..”..
“tidak apa-apa, tidak apa-apa.. sayangku..” ucap Juna setengah mengejek.
“Apa kau akan terus berada disini untuk melihat mereka ?!.. jika aku jadi kau, aku akan segera pergi. Em.. yang ku dengar.. mereka berdua akan melangsungkan pertunangan.”
“Tu.. tunangan ?!” Suli menyela..
“ya.. bertunangan lalu mereka akan menikah. Bukankah Putri Chasi sangat cantik ?!.. mereka juga memiliki derajat yang sama. Lihatlah Chasi, ia sangat anggun.. ia juga Putri Raja Maraya. Tidak seperti kamu.. yaaa.. kurasa kamu hanya berasal dari kalangan rakyat biasa. Mana mungkin Raja Rae mau menikah denganmu.” Ucap Juna sambil mengeluarkan bahasa tubuh yang mengejek seperti mimik muka yang menyindir.
Suli tak tahan dengan cacian yang dikeluarkan oleh Tuan Juna. Ia juga tak bisa menahan air matanya. Suli langsung pergi meninggalkan Juna begitu saja tanpa basa basi.
Suli berjalan ke kamarnya sambil menangis. Ia duduk di tempat tidurnya, mengambil bantal dan memeluknya sambil menangis.
“Kenapa Rae seperti itu.” Suli sangat kesal. Ia tak menyadari jika kekesalan di dalam hatinya karena ia telah mencintai Rae dengan begitu dalam. Suli terus menangis.
“abang Mukaz.. aku mau pulang..” ucap Suli pelan.
Sementara, Juna yang melihat Suli begitu sedih, merasa sangat senang dan puas. Juna berharap bisa menghancurkan Suli dan memisahkannya dari Rae. Juna tau jika mereka saling menyimpan rasa di dalam hatinya masing-masing, meskipun mereka sendiri belum mengutarakannya ke publik. Tapi.. sebagai pembenci seperti Juna, ia tak menginginkan ada kebahagiaan terutama untuk Rae. Kali ini, Juna begitu puas.
“Selamat datang kehancuran” ucap Juna bergumam sendiri sambil memandang sinis ke arah Rae dan Chasi yang sedang di taman istana.
Suli terus menangis di kamarnya. Ia teringat akan kata-kata Tuan Juna, jika Rae akan menikahi Chasi. Spontan Suli mengemasi pakaiannya, ia berniat kembali pulang.
Tanpa berkata pada siapapun di istana itu. Suli mengambil kudanya dan pergi meninggalkan istana. Suli kembali pulang ke desa Adya.
Selama dalam perjalanan pulang, Suli terus menangis. Ia begitu sedih dengan perasaannya. Meski Rae tak pernah mengutarakan isi hatinya pada Suli juga sebaliknya. Namun mereka sudah begitu nyaman satu sama lain.
Menjelang sore..
Rae mencari keberadaan Suli.
“Kenapa aku tak melihat Suli sejak tadi pagi.” Gumam Rae dalam hatinya. “dimana dia ?!”.
Jujur, sejak pagi.. sebelum duduk bersama Chasi.., Rae menunggu kedatangan Suli. Namun Suli tak kunjung datang hingga akhirnya Chasi menghampiri Rae dan mereka duduk bersama di taman itu. Tak ada yang salah dengan Rae, hanya Juna yang begitu kejam.