NovelToon NovelToon
Putri Yang Kembali, Kaisar Yang Menanti

Putri Yang Kembali, Kaisar Yang Menanti

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Dikhianati oleh suami dan adiknya sendiri, Putri Wei Lian menyaksikan keluarganya dihukum mati demi ambisi kekuasaan. Di saat nyawanya direnggut, ia berdoa pada langit—dan mukjizat terjadi. Ia terbangun sebulan sebelum perjodohan maut itu terjadi. Dengan tekad membara, Wei Lian berjuang membatalkan takdir lamanya dan menghancurkan mereka yang menghancurkannya. Tanpa ia tahu, seorang pria misterius yang menyamar sebagai rakyat biasa tengah mengawasinya—seorang kaisar yang hanya menginginkan satu hati. Saat dendam dan cinta bersilangan, akankah takdir berubah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Udara di wilayah utara selalu lebih dingin, menusuk tulang dan terasa sepi. Hutan pinus di sekitar benteng tua Klan Liao diselimuti kabut pekat, seolah menutup mata dunia dari apa yang terjadi di balik gerbang kayu besar itu.

Namun malam ini, kabut itu bukan sekadar hawa dingin.

Ia menyembunyikan sesuatu.

Sesuatu yang selama ini hanya menjadi bisikan dalam dokumen rahasia kerajaan.

Dan malam ini… kebenaran akan terbuka.

Wei Lian duduk di kursi kayu sederhana yang diikat dengan rantai halus dari besi dingin. Di depannya, berdiri seorang pria tua dengan jubah hitam berkerah tinggi, rambut peraknya diikat rapi, wajahnya penuh bekas luka perang, namun matanya tajam dan masih memancarkan wibawa.

Jenderal Lu Shengtai.

Dulu, ia adalah tangan kanan Kaisar Hanbei sebelum Mo Yichen dilahirkan. Ia menghilang dalam pertempuran terakhir melawan Klan Liao di masa lalu—semua mengira ia gugur.

Namun kenyataannya…

Ia membelot.

“Aku tidak bangkit untuk balas dendam pribadi,” ujarnya lirih, suaranya dalam seperti guruh yang tertahan. “Tapi untuk menyeimbangkan keadilan yang telah lama diputarbalikkan.”

Wei Lian menatapnya tajam. “Dengan mengacaukan dua kekaisaran dan membunuh rakyat yang tidak bersalah? Itu bukan keadilan. Itu kekejaman.”

Jenderal Lu tersenyum samar. “Kau lebih pintar dari yang kuduga. Tak heran Mo Yichen jatuh hati padamu. Tapi itu tak penting. Sejarah tak memerlukan cinta. Ia hanya mencatat siapa yang menang.”

Wei Lian menarik napas dalam. Ia tahu ia harus mencari cara keluar—atau setidaknya mengulur waktu hingga sinyal rahasia dari Ah Rui sampai ke tangan Mo Yichen dan Zhao Jin.

Sementara itu di ruangan bawah tanah…

Yan’er merangkak dalam lorong sempit, menyusuri jalur pelayan yang dulu ia lihat dari peta. Meski tubuhnya masih sakit akibat luka sebelumnya, matanya tak kehilangan fokus.

“Jika aku berhasil menonaktifkan mekanisme pengunci utama gerbang barat…” gumamnya, “Mo Yichen bisa masuk.”

Langkah kakinya pelan, tapi cepat. Tangan kanannya menggenggam pisau tipis.

Di sisi lain markas, Ah Rui diikat di tiang kayu, namun mulutnya tak berhenti bicara meski mulut lawan tutup telinga.

“Kau tahu, kau harusnya menyusun pasukanmu lebih rapi. Lihat? Kuda kalian kotor, formasi berantakan. Bukan pasukan bayangan, ini pasukan kartun…”

Salah satu penjaga menendang tanah dekatnya. “Diam!”

Ah Rui terkekeh. “Aku hanya bilang… kalau nanti pasukan Mo Yichen datang dan melihat ini… mereka mungkin kasihan dan kirim pelatih barisan dulu sebelum bertarung.”

Sementara itu, di luar benteng

Mo Yichen memegang cincin giok yang masih utuh—tanda bahwa Wei Lian belum dalam bahaya hidup. Tapi itu juga berarti ia masih tertahan.

Zhao Jin mendekat. “Jika kita menyerbu sekarang, kita mungkin bisa membuka gerbang dalam dua jam.”

“Terlalu lama,” gumam Mo Yichen.

Ia memejamkan mata sejenak. Hatinya gelisah. Tapi dia percaya—Wei Lian bukan wanita yang mudah ditundukkan, dan Yan’er bukan gadis yang mudah kalah.

Tiba-tiba, suara siulan samar terdengar dari arah utara.

Mo Yichen membuka mata cepat.

Itu adalah kode sandi dari Ah Rui. Dua nada naik, satu turun.

“Gerbang barat terbuka.”

Mo Yichen menoleh cepat ke pasukannya. “Bersiap. Masuk dengan formasi sunyi. Kita bawa mereka pulang—hidup.”

Kembali ke ruang utama benteng

Jenderal Lu perlahan mendekati Wei Lian. “Apa kau tahu… kenapa aku tidak membunuhmu sekarang?”

Wei Lian diam.

“Karena aku ingin Mo Yichen melihatmu menjadi simbol kegagalannya. Menyaksikan wanita yang ia cintai jatuh di tanganku.”

Wei Lian menunduk… lalu tersenyum tipis.

“Lalu bagaimana jika aku lebih dulu menjatuhkanmu, sebelum dia sempat datang?”

Braak!

Tiba-tiba jendela ruangan itu pecah.

Yan’er meloncat masuk sambil melempar bom asap kecil. Dalam sekejap, ruangan dipenuhi kabut putih. Wei Lian segera melepas rantai tangannya dengan jarum rambut yang telah ia sembunyikan, lalu menangkap pedang pendek yang dilempar Yan’er ke arahnya.

“Waktunya keluar,” ujar Yan’er cepat.

Mereka berlari ke arah pintu belakang—namun Jenderal Lu sempat memberi aba-aba.

“JANGAN BIARKAN MEREKA KABUR!”

Suara lonceng darurat berbunyi. Pasukan penjaga mulai berdatangan.

Namun sebelum mereka sempat mengepung…

Gerbang barat meledak terbuka.

Mo Yichen masuk dengan pasukan Hanbei, Zhao Jin memimpin barisan samping, sementara Ah Rui—yang entah bagaimana berhasil membebaskan diri sendiri—lari ke arah Wei Lian dan Yan’er sambil berseru, “Akhirnya! Aku muak dengan aroma kayu lapuk dan penjaga yang bau ketiak!”

Pertarungan meletus.

Namun pasukan musuh tidak sekuat sebelumnya. Banyak dari mereka ternyata hanya warga yang dibayar dan dilatih setengah. Begitu pasukan Hanbei menekan, barisan musuh mulai runtuh.

Mo Yichen melawan Jenderal Lu sendiri di depan aula utama. Pertarungan pedang terjadi di antara reruntuhan dan kobaran api.

Di saat Jenderal Lu hendak menghantam fatal, Wei Lian datang dari samping dan menahan pedangnya.

“Yang ini… biarkan aku.”

Mo Yichen menatapnya—lalu mengangguk dan mundur.

Wei Lian dan Jenderal Lu berdiri berhadapan.

Dan untuk pertama kalinya, masa lalu dan masa depan bertarung dalam satu garis.

Bersambung

1
Cindy
lanjut kak
Osie
wuuuaaaww
Cindy
lanjut kak
sahabat pena
putri seorang jenderal hebat memang cocok nya sama kaisar muda, kutub, setia dan bucin bukan sama putra mahkota 🤣🤣🤣
Cindy
lanjut kak
Osie
gagal fokus sama pet8 kedua..minyak menyala...kagak kebayang senjata pamungkas buatan ah rui
Cindy
lanjut kak
Kusii Yaati
kalau adiknya model Wei ruo walau ada kehidupan kedua pun ogah aq terikat persaudaraan dengannya, apalagi matinya karena ambisi yang belum terwujud, pasti tuh di kehidupan kedua pun ambisi gilanya masih ke bawa😒
Tiara Bella
akhirnya metong jg tuh si Wei Ruo....tinggal ngadepin putra mahkota aja
Nitnot
mantaaafs
Cindy
lanjut kak
Ayudya
Ren you ga akan perna sadar apa ya kalau dia tu udah salah
Osie
dan kalau bersama author..akupun siap menunggu double up lanjutan/Grin//Grin//Grin//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
Osie
akhirnya menuju hidup baru
Osie
kereeennn..gak sabar nunggu kiamat buatan wei lian di istana
Wulan Sari
semangat 💪 ayo Thor lanjut trimakasih, semoga Wei Ruo bisa di temukan dan sadar kalau dia berbuat jahat ....
Tiara Bella
Wei Ruo kemana gerangan dah lenyap aja ...
Yunita Widiastuti
khidupan rmh halaman baru
Cindy
lanjut kak
Tiara Bella
Wei Ruo ini ya bener² mw aja dihasut biar keluarganya hancur.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!