" Daddy aku masih muda dan masih ingin menikmati hidup , kenapa harus menikah ?" ucap Aqila dengan tidak terima ketika Daddy meminta dia menikah .
" Aqila umur kamu udah 25 tahun jadi memang sudah seharusnya menikah , sudah cukup kamu foya-foya dan membuang waktu selama ini dan Daddy ingin kamu memberikan seorang cucu sebagai pewaris " tegas Daddy .
" Pewaris apa lagi Daddy, aku sudah memenuhi keinginan Daddy untuk menjadi presiden direktur di perusahaan keluarga lalu apa lagi masalah nya?" pertanyaan Aqila yang benar-benar tidak ingin menikah dan kalaupun menikah dia belum punya laki-laki yang tepat untuk dijadikan suami ideal baginya .
" Pokoknya Daddy nggak mau tau , kalau memang kamu tidak mau Daddy jodohkan cari calon suami sendiri dalam rentang waktu 1 Minggu ini jika tidak kamu akan Daddy nikahkan dengan Brian " pernyataan Daddy .
" What, Daddy aku nggak menyukai pria itu " tegas Aqila menolak tegas .
" Maka dari itu cari cepat calon suami " ucap Daddy pada Aqila
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 jalan ke mall
Drettt
Drettt
" Om tau nggak kalau Daddy aku,"
" Apa girls?" tanya Vincent tersenyum mendengar suara Aqila yang sangat senang dan ceria malam-malam begini .
" Kata Daddy pernikahan kita nanti di rahasiakan dulu sementara waktu jadi kita nggak perlu publikasi " senang Aqila karena setidaknya setelah mereka bercerai nanti tidak banyak yang tau status nya janda .
" Iya, Daddy kamu udah bilang tadi " ucap Vincent yang sebenarnya dia sendiri yang meminta Daddy merahasiakan pernikahan mereka mengingat keamanan Aqila karena untuk saat ini kondisi belum memungkinkan.
Vincent takut jika kabar pernikahan mereka apalagi seluruh publik tau maka akan mengundang pro dan kontra besar sedangkan Vincent belum bisa mempersiapkan seluruh keamanan bagi Aqila untuk saat ini .
Dibeberapa situasi Vincent masih saja menyamar agar kehadiran nya tidak disadari serta misinya yang belum selesai .
" Ihhhh, Om kok nggak bilang aku " rengek Aqila .
" Kan kamu udah tau " ucap Vincent dengan suara kecil.
" Maksudnya dari tadi Om " kata Aqila merungut .
" Maaf , aku lupa memberitahu " kata Vincent .
" Huhhhh, sudahlah " bete Aqila yang tiba-tiba bad mood .
...........
" Girls sedang apa?" tanya Vincent setelah cukup lama mereka saling diam .
" Lagi pakai kuteks, tapi glitter nya udah habis " suara lesu Aqila .
" Besok kita beli ya " ucap Vincent.
" Wahhhh, beneran Om mau nemenin aku ke Mall besok " semangat Aqila karena besok hari Minggu .
" Besok akan aku temani "
...........
Keesokan paginya.
" Siapa yaa" batin Vincent yang baru bangun begitu ada seseorang yang memencet bell dan ketika menatap jam masih kurang jam 7 pagi .
" Aqila " kaget Vincent langsung membenahi sedikit penampilan nya yang memang baru bangun begitu melihat di monitor pemantau ternyata Aqila yang datang.
" Selamat pagi Om " sapa Aqila dengan senyum cerianya melambaikan tangan.
" Pa, Pagi" gelagapan Vincent menatap Aqila yang cantik sekali memakai dress biru muda .
" Mmmm, katanya Om mau nemenin aku ke Mall tapi baru bangun jam segini " rengek Aqila menatap Vincent yang memakai boxer dengan atasan singlet.
" Astaga , maaf Aqila aku pikir kamu tidak akan ke mall sepagi ini apalagi kamu tidak ada mengabari " ucap Vincent.
" Hehehe , Aku kalau ke Mall emang semangat Om " kekeh Aqila memainkan tali tas genggam nya .
" Yaudah masuk dulu , aku siap-siap" ucap Vincent mengajak Aqila masuk .
" Kamu sudah sarapan?" tanya Vincent yang dibalas gelengan oleh Aqila .
" Apa saat kamu kesini Daddy belum bangun?" tanya Vincent karena masih begitu pagi .
" Sudah mereka sedang olahraga pagi " kata Aqila .
" Olahraga pagi?" ulang Vincent dengan pikiran liar nya .
" Maraton" jawab Aqila .
" Yaudah kamu sarapan dulu biar aku mandi " ucap Vincent mengajak Aqila ke meja makan .
" Cuma roti aja yang ada?" tanya Aqila kurang berselera.
" Mmm, kamu mau sandwich?" tanya Vincent.
" Aku tidak pandai membuatnya " pernyataan Aqila .
" Duduklah biar aku buatkan " ucap Vincent langsung masuk kedapur dan dalam waktu 8 menit sandwich itu sudah jadi.
" Gila , pintar banget masak " batin Aqila yang duduk mengunyah sandwich buatan Vincent ketika pria itu sudah pergi mandi .
15 menit kemudian.
" Ayo " kata Vincent yang sudah siap dengan pakaian casual nya .
" A, Ayo , Ehhh Om nggak sarapan dulu ?" tanya Aqila menatap Vincent dengan intens.
" Nanti saja aku belum begitu lapar " jawab Vincent.
" Om tunggu " ucap Aqila ketika mereka akan keluar apartemen.
" Kenapa ?" tanya Vincent.
Aqila membuka tas nya lalu memberikan amplop coklat pada Vincent.
" Apa ini ?" tanya Vincent menatap Amplop ditangan Aqila tanpa mengambilnya.
" Sini Om " Aqila mengajak Vincent duduk untuk bicara serius .
" Ini uang cash sama kartu yang bisa Om gunakan untuk membeli kebutuhan Om " kata Aqila memberikan amplop itu ke tangan Vincent.
" Terimakasih Aqila , tapi untuk sekarang aku masih punya tabungan untuk membiayai kebutuhan aku sehari-hari lagian kamu sudah memberikan aku banyak fasilitas jadi tidak perlu berlebihan" ucap Vincent mengembalikan amplop itu ke tangan Aqila .
" Om , Niat aku tulus hanya membantu jadi Om nggak usah merasa tidak enak dan aku beneran cuma bantu nggak ada niat buat merendahkan Om " kata Aqila .
" Aku tau dan sekali lagi terimakasih, tapi aku adalah laki-laki yang tidak layak rasanya semua kebutuhan ku dibiayai oleh wanita atas dasar apapun itu " ucap Vincent.
" Aku masih punya tabungan " sambung Vincent tersenyum benar-benar mengembalikan amplop yang Aqila berikan.
" Pakai aja ini dulu, kalaupun Om masih punya tabungan simpan aja uang nya dulu kan nanti setelah kontrak kita selesai Om bisa menggunakan uang dari hasil kontrak serta tabungan yang masih tersisa untuk membuka bisnis baru " ucap Aqila yang membuat Vincent tersenyum.
" Sehingga nanti Om bisa hidup sejahtera setidaknya berkecukupan kembali " saran Aqila .
" Terima ya Om " kata Aqila yang tetap saja dibalas gelengan oleh Vincent.
" Ihhhh, yaudah kalau nggak mau terima uang Om pegang kartu ini aja buat bayarin aku belanja nanti " ucap Aqila memberikan kartu ke tangan Vincent.
" Tapi, "
" Bukan untuk Om tapi untuk aku, lagian aku nggak mau nanti kalau sampai ada yang merendahkan Om " ucap Aqila yang membuat Vincent terdiam.
" Astaga rasanya ingin menolak tapi kondisi membuat aku harus diam " batin Vincent menatap kartu ditangan nya.
Sebenarnya ingin rasanya Vincent menyenangkan Aqila dengan harta yang dia punya termasuk membayar semua belanjaan nya tapi jika Vincent melakukan itu maka Aqila akan curiga .
" Ya sudah ayo kita pergi " ajak Aqila memegang tangan Vincent lalu mengajaknya keluar apartemen.
" Om pakai kacamata" kata Aqila memberikan dan dia juga memakainya
...........
Sesampai di mall Aqila berjalan bersebelahan dengan Vincent dan mereka saling diam tanpa ada satupun yang memulai percakapan.
" Aqila" Vincent langsung merangkul Aqila ke pelukan nya saat beberapa orang berlarian ditengah keramaian dan hampir menabrak Aqila .
" Kamu nggak apa-apa?" tanya Vincent pada Aqila yang masih berada dalam pelukan nya .
" A, Aku nggak papa Om " ucap Aqila berdiri menjauh merasa gugup karena posisi mereka terlalu dekat .
" Sini jalanan dekat aku aja " ucap Vincent menggenggam tangan Aqila .
...........
" Kamu kok senang banget ?" tanya Vincent pada Aqila yang berjalan di sampingnya terlihat sangat ceria .
" Aku udah hampir seminggu nggak jalan-jalan Om , sampai mumet kepala aku mikirin pekerjaan" cerita Aqila berjalan ceria sampai tanpa sadar memeluk lengan Vincent yang menggenggam tangan nya .
" Kamu mau beli apa?" tanya Vincent mengelus kepala Aqila yang memeluk lengan nya .
" Ehhhh, maaf om aku nggak ma,"
" Bersandar lah " ucap Vincent yang tidak masalah lalu mengajak Aqila membeli es krim.
" Kamu suka rasa apa ?" tanya Vincent.
" Aqila " ucap Vincent menoel pipi Aqila yang malah terdiam menatap nya .
" Rasa Om , ehhhh maksud , maksud aku rasa ,, ." gelagapan Aqila .
segalak galaknya suami dari leluhurnya Ampe mommy tuh suami mereka ga ada yg lost control Ampe segitunya Vin kamu mah rada rada no good