Dark Romance + adegan berdarah , para pembaca mohon bisa menyesuaikan usia.
“Jika kau ingin anakmu tetap hidup..”
“... Maka jadilah tawanan spesial kita berdua, sayang~”
Kamala Marchel tidak pernah menyangka dirinya diculik oleh kedua lelaki kembar yang mendapatkan sebutan Devil Twins. Dan kedua lelaki itu menginginkannya, disaat dirinya sudah memiliki dua anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnes Fetrika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSMK : kedatangan polisi
“Dia tidak menyakitimu, kan ??”
“Tidak..”
“Baguslah..”
Ardern merasa lega saat melihat Kamala tidak mengalami apapun, dan bahkan wanita itu kini bersantai di sore hari. Keajaiban besar, karena sosok itu biasanya ingin menguasai tubuh Ardern lebih lama lagi, tapi kali ini, sosok misterius itu mengalah dan bahkan membiarkan Ardern mengambil kembali tubuhnya itu.
“Berapa lama ??”
“Apanya ??”
“Dia di dalam tubuhmu.. Sepertinya dia sudah cukup bisa menguasaimu dan bahkan memaksamu untuk bisa keluar.” Ujar Kamala dengan acuh sembari memasukkan buah ke dalam mulutnya.
“Itu tidak penting, sayang~ yang penting adalah dia tidak melakukan apapun padamu.” Ujar Ardern sembari tersenyum dan memeluk Kamala dari samping.
Ardern sengaja menemani Kamala di dalam, karena terjadi sesuatu yang tidak mengenakan di luar kamar itu. Ya, Archer berada di luar kamar, dan sepertinya sedikit ada permasalahan.
...
“Tuan Archer Denzell Wycliff.. Anda di laporkan atas penculikan yang terjadi pada Kamala Diamomd Victoria. Kami mendapatkan laporan dari Tuan Oliver Marchel.” Ujar seorang kepala polisi mendatangi rumah Archer dan Ardern. Di sana, sang kepala polisi menghadang dan langsung berbicara dengan Archer, membuat lelaki itu menghela nafasnya berat.
“Apakah ada bukti dalam laporan itu ??”
“Tuan Oliver mengirimi kami sebuah rekaman video yang di duga, berasal dari rumah anda, Tuan Archer.”
“Begitu ?? Baiklah, kalian bisa chek sendiri di rumah ini. Aku akan memberikan kalian ijin, chek setiap kamar disini, kecuali kamar atas, karena disana adalah kamar pelayan.” Ujar Archer menjelaskan, membuat kepala polisi itu menganggukkan kepalanya, lalu memberikan perintah kepada anak buahnya untuk masuk dan menyelidiki.
Beruntung sekali, para polisi itu masih mau mendengarkan perkataan Archer mengenai kamar atas, tidak mungkin Archer menyuruh Kamala bersembunyi di gudang, bisa-bisa wanita itu mengamuk jika sampai dirinya diungsikan ke gudang bersama dengan anak-anaknya. Tidak butuh waktu lama, para polisi itu sudah mengamati semua ruangan.
Barulah mereka tidak mendapati bukti apapun, atau adanya seorang perempuan lain kecuali pelayan. Kemudian kepala polisi itu mendatangi Archer kembali.
“Bagaimana ?? Apakah masih di perlukan penyelidikan lebih ??”
Kepala polisi itu menganggukkan kepalanya, “Sebenarnya masih ada yang harus kita selidiki lebih, karena bagaimanapun penyelidikan harus meliputi seluruh ruangan Tuan Archer.”
Gawat batin Archer di dalam hatinya, tetapi wajahnya tetap tenang dan tampak tidak bergeming.
“Sebenarnya boleh-boleh saja kalian menyelidiki seluruh ruangan disini, hanya saja kamar atas kebanyakan adalah kamar pelayan perempuan, dan kebanyakan dari mereka saat ini sedang istirahat bahkan ada yang sakit, jadi aku khawatir penyelidikan ini malah mengganggu jam istirahat mereka.” Ujar Archer dengan tenang, dan bahkan tidak terlihat gugup sedikitpun, kepala polisi itu menganggukkan kepalanya.
“Maaf tuan, karena laporan ini mendadak, jadi kami langsung melakukan penyelidikan tanpa pemberitahuan apapun.” Ujar Kepala polisi itu, Archer tersenyum kecil.
“Ini sudah biasa sebenarnya, entah kenapa beberapa orang melakukan laporan kepadaku atas beberapa kasus yang tidak aku lakukan. Tapi aku tidak peduli, selagi aku tidak melakukan kesalahan maka aku tidak masalah dengan penyelidikan seperti ini, hanya saja untuk hari ini aku meminta maaf tidak mengijinkan kalian untuk naik ke atas.” Ujar Archer dengan sopan.
Ya, apa yang dikatakan Archer tidak salah. Sudah banyak laporan atas dirinya, dan Archer sudah sering membiarkan para polisi untuk naik ke atas dan seluruh ruangan (kecuali ruang rahasia). Dan para polisi tidak menemukan bukti apapun, dan hari ini mereka juga tidak menemukan apapun.
“Ngomong-ngomong, sudah berapa lama wanita bernama Kamala Diamond Victoria itu menghilang ?? Kenapa aku baru mendengarnya sekarang ??”
“Sudah lama sebenarnya, Tuan Archer.. Bahkan kami mencurigai sosok yang menyebut dirinya ‘pembunuh 323’ itulah yang menculik Kamala.”
“Siapa dia ??” Tanya Archer menaikkan alisnya bingung mendengarkan sebuah istilah itu.
“Dia sosok misterius, yang telah menculik beberapa perempuan dan membunuh mereka serta membuang mayat mereka di lautan beberapa minggu yang lalu.”
“Astaga.. Jahat sekali orang itu.. Bagaimana bisa ada sosok sekejam itu ??” Ujar Archer dengan ekspresi terkejut darinya, bahkan terlihat tatapan mata yang tidak bisa di jelaskan begitu saja.
“Ya.. Dia marah, saat kami mencoba menyelidiki bisnis ilegal darinya. Dia sempat memberikan ancaman seperti pembunuhan massal, tapi aku tidak percaya dia akan melakukannya terhadap para perempuan yang masih gadis dan dewasa.” Ujar Kepala Polisi itu menggelengkan kepalanya sembari menceritakan kejadian beberapa waktu yang lalu.
Archer menghela nafasnya berat, “Semoga saja, wanita bernama Kamala Diamond Victoria bisa ditemukan dengan kondisi baik. Aku tidak habis pikir dengan pelaku kejahatan seperti itu.. Saya berharap anda mampu menyelesaikan semuanya.”
“Terima kasih banyak, Tuan Archer Denzel Wycliff.. Kami permisi dulu.”
“Sama-sama, saya juga berterima kasih.. Jika memang masih dibutuhkan penyelidikan disini, datanglah besok pagi. Aku akan berbicara kepada para pelayan.”
“Baik, Tuan Archer.”
...
“Pfftt.. Hahahahaha.. Astaga...”
“Kau benar-benar jago akting bukan dihadapan para polisi itu ??” Ujar Kamala dengan datarnya.
Archer menceritakan kejadian siang itu kepada Kamala dan Ardern sekaligus memberikan rencana selanjutnya, tetapi Ardern malah sibuk tertawa puas, sementara Kamala menggelengkan kepalanya.
“Sudah biasa, aku pernah membunuh seorang perempuan, kemudian menangis di pemakamannya.” Ujar Archer dengan acuh disana.
“Memang kau bisa menangis ?? Aku pikir lelaki sepertimu hanya bisa tertawa jahat seperti iblis.” Ujar Kamala dengan sangsi.
“Obat tetes air mata palsu, murah. Aku bisa beli satu lusin jika perlu.” Ujar Archer dengan ketus, membuat Ardern semakin tertawa geli disana.