Seorang agen rahasia wanita yang memiliki kemampuan luar biasa harus mati di tangan musuhnya dengan cara licik. Karena sabotase mobil yang dilakukan oleh orang terdekatnya.
Jiwanya berpindah ke tubuh seorang gadis bertubuh ringkih yang sedang meregang nyawa akibat perbuatan saudaranya.
"Ckkk... Bukankah mobilku masuk jurang? Harusnya aku sudah mati. Lantas kenapa malah berada di tubuh gadis remaja lemah dan bodoh?"
"Aku tidak akan membiarkan ketidak adilan terjadi di depan mataku. Haruskah aku membalaskan dendamku dan pemilik tubuh ini?" Ucap Agen wanita itu di depan cermin toilet Rumah Sakit sambil menatap badan kurus dan tak terurus pemilik tubuh yang dia masuki.
Bagaimana kelanjutan cerita wanita yang terbiasa mengurus dan mengatasi masalah berat menjadi seorang gadis remaja yang selalu hidup dalam kesengsaraan.
Update setiap hari hanya di Noveltoon.
JANGAN MENABUNG BAB, SUPAYA CERITA INI BISA BERUMUR PANJANG.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkunjung Ke Rumah Calon Mertua
Ingatan Alexa yang dikirim melalui mimpi, membuat Alana tahu sedikit tentang kehidupan pribadi pemilik tubuh. Ya, di sekolahnya ada seorang murid laki-laki yang punya sifat misterius. Dia pendiam, cerdas dalam pelajaran, tidak banyak bergaul tapi selalu tahu apa yang dilakukan oleh Alexa. Kehidupan menyedihkan Alexa selama ini Keanu tahu.
Keanu pernah menyatakan perasaannya saat masih kelas 1 SMA artinya sejak umur 17 tahun, Alexa sudah dikejar-kejar cinta lelaki. Tapi, Alexa tidak mau. Bukan karena Keanu jelek, justru Keanu teramat tampan. Tapi tatapan matanya tidak biasa, sangat mengerikan. Alexa pernah sekali melihat, Keanu memukul murid lain yang ketahuan mendekatinya.
Bukan pukulan biasa, tapi murid itu bahkan sampai koma beberapa hari. Kemudian tiba-tiba pindah sekolah. Keanu mencintai Alexa dengan menggebu, seolah pusat dunianya hanya Alexa. Meski demikian Keanu tidak pernah memaksa Alexa menerimanya. Tapi selalu saja ada teror masuk di ponsel Alexa, foto-foto kegiatannya. Bahkan saat dia mandi.
"Apa maksud perkataanmu, Keanu psikopat? Kamu jangan fitnah ya Alexa. Keanu Pratama, murid paling pandai di Sekolah kita. Menguasai banyak pelajaran, bahkan dia sudah membawa piala emas olimpiade Matematika dan Kimia tinggal dunia." Ucap Alex.
"Tapi, dia pernah hampir membunuh orang karena mereka mendekatiku. Cowok posesif, apa iya hidup dengannya?"
"Itu artinya, dia mencintaimu Lexa."
"Tidak, pokoknya aku tidak mau. Jangan paksa Alex." Ucap Alexa.
"Jadi, kamu sudah mantap dengan pria itu Lexa? Tidak minta Papa untuk menyelidiki keluarganya dulu?"
"Terima kasih tawarannya, tapi itu tidak perlu. Karena aku bisa melakukannya sendiri." Kalimat terakhir yang hanya terucap dalam hati Alexa.
"Baiklah, kalau begitu. Papa akan turuti apa maumu. Lexa, Papa mohon maaf padamu jika selama ini Papa buta. Membela anak haram, dan mengabaikan anak kandung. Maaf, jika kamu ingin menghukum Papa katakan saja pasti Papa terima. Apa pun itu, termasuk merestui hubunganmu dengan Axton meski sedikit terpaksa." Ucap Papa Darius.
"Ckkk... Kalau terpaksa mending tidak usah. Lagian aku dan dia belum ada kepastian hubungan. Aku harus bertemu orang tuanya dulu baru aku putuskan mau lanjut atau tidak. Aku malas jika berurusan dengan calon mertua yang tidak menyukaiku. Pernikahan itu untuk bahagia, bukan mencari sengsara." Ucap Alexa, yang lupa menunjukkan kedewasaannya.
"Kamu ini masih bocah sudah bicara pernikahan saja. Kayak berani saja belah duren." Ucap Alex.
"Lah situ bagaimana, sudah menerobos masuk terowongan Casablanca. Kasihan amat yang jadi istrimu kelak, dapat bekasan wanita murahan. Iyuuhhh menjijikkan."
"Sudah, sudah sekarang sudah sore. Kalian masuk kamar dan istirahat. Terima kasih sudah membela Papa."
"RALAT, aku tidak membela Papa atau membenci Mama. Tapi kebenaran harus ditegakkan, siapa yang salah wajib menerima hukuman. Dan yah, aku rasa hukuman Mama sudah setimpal. Tapi aku juga tidak membenarkan perbuatan Papa di masa muda dulu. Terlalu cinta bisa bikin bodoh Pa. Harusnya Papa curiga, tidak mungkin Mama setia."
"Memaksakan cinta, hasilnya ya seperti ini. Bukan hanya Papa yang menjadi korban, tapi kami berdua. Tapi ya sudahlah, jalani saja dulu ke depannya akan seperti apa. Untuk masalah butik, aku boleh ada niat ke arah sana Pa. Aku tidak ada bakat untuk berbisnis." Ucap Alexa.
"Bakatku menjadi mata-mata." Lirihnya.
Malam pun tiba, sesuai janji Alexa akan dijemput Axton untuk bertemu Mamanya. Sekarang bukan lagi tentang ganti rugi mobil, tapi tentang perasaan yang bersambut. Meskipun sebenarnya dengan jiwa dan tubuh yang berbeda. Axton mencintai Alexa dengan tubuh remajanya. Sedangkan yang ada hanya jiwa milik Alana yang lebih dulu jatuh cinta.
Alexa tampil cantik dengan dress di atas lutut dengan leher sabrina yang cantik. Kulit seputih salju itu sangat kontras dengan gaun berwarna peach yang lembut. Tapi yang sebenarnya adalah, gaun itu bukan miliknya atau milik Alexa. Melainkan kiriman dari Axton. Sebelumnya Alexa sudah misuh-misuh karena harus memakai gaun ini.
"Kamu cantik sekali, gaun itu terlihat pas di tubuhmu." Puji Axton tersenyum hangat pada Alexa.
"Tapi aku tidak nyaman, aku lebih suka memakai celana jeans dan kaos crop ditambah jaket." Bukan selera Alexa, tapi Alana yang punya kebiasaan berpakaian. Ya, Alana cantik tapi cenderung tomboy. Berbeda dengan Alexa yang feminim.
"Loh, bukannya biasanya remaja perempuan lebih suka gaun motif bunga seperti ini ya? Apa aku salah?" Tanya Axton tidak enak.
"Hmm... Bukan kamu yang salah Oppa, tapi Author yang salah. Sudahlah kita jalani saja peran kita di novel ini. Siapa tahu banyak pembaca pada suka dengan jalan ceritanya." Ucap Alexa.
"Kamu ini bicara apa Lexa, aku tidak paham?" Tanya Axton.
"Tidak perlu paham sekarang, karena jalan ceritanya masih panjang. Asalkan pembaca rajin baca setiap Author update, dan tidak menabung bab. Pasti kisah cinta kita akan dibikin panjang seperti jalan kereta."
"Sudahlah, aku pusing dengar kamu bicara. Ayo berangkat keburu malam."
"Iya, ayo Oppa." Ucap Alexa.
"Apa tidak ijin dulu dengan Papa dan saudaramu?" Tanya Axton.
"Mereka berdua sedang keluar rumah sejak sore. Papa sedang menemui pengacara untuk memberikan berkas guna mengurus perceraiannya besok pagi. Sedangkan Alex, mungkin sedang nongkrong bersama teman-temannya." Jawab Alexa sekenanya.
"Papa dan Mama kamu bercerai?"
"Ya, dan sebenarnya Chelsea bukan sekedar anak angkat. Tapi anak kandung Mama dengan selingkuhannya, setelah bertahun-tahun baru ketahuan sekarang." Jawab Alexa jujur, tidak ada yang ditutup-tutupi dari Axton.
"Kamu tidak sedih?" Tanya Axton.
"Sedih, tapi tidak harus diratapi. Hidup harus terus berjalan Oppa." Jawaban Alexa membuat Axton kagum.
Dalam hati Axton mengagumi gadis ini, selain cantik, apa adanya juga memiliki pemikiran yang dewasa. Sangat cocok dijadikan seorang istri.
"Oppa, kita mampir dulu ke toko kue. Gak enak kalau aku datang cuma bawa badan."
"Untuk apa, tidak perlu repot."
"Loh, ini tidak repot. Justru sebagai bentuk perkenalan calon menantu."
"Hhmm..." Axton berdehem menyembunyikan gemuruh di dadanya. Pria calon mantan jomblo sejati ini salting karena perkataan Alexa yang menurutnya lucu.
"Oppa salting ya... Hahaha... Harusnya tuh aku sebagai seorang perempuan yang malu-malu. Kemarin aja nantangin mau ngelamar, giliran diiyain sekarang kayak gak serius gitu." Ucap Alexa menggoda calon suaminya.
Eh... Sudah ngaku-ngaku calon. Padahal lamaran aja gak jelas begitu. Gak ada bunga apalagi cincin berlian, awas saja kamu Axton nanti dibully ibu-ibu komplek para pembaca novel ini.
Ya, itulah sifat asli Alana. Humoris tapi tegas, dia bisa menempatkan diri. Disukai banyak orang bahkan lebih banyak menerima tugas.
Penyebab sahabatnya sendiri memiliki iri dengki, dan merencanakan pembunuhan terhadapnya. Alana akan menyelesaikan satu persatu masalah, saat ini fokusnya adalah lulus sekolah dulu supaya jiwa pemilik tubuh tenang dalam kematiannya.
"Ehmm... bagaimana kalau kita mampir dulu ke supermarket. Dari pada beli kue jadi, lebih baik beli bahan-bahannya." Ucap Alexa.
"Memang kamu bisa buat kue?" Tanya Axton seakan tidak percaya.
"Bisa, nanti Oppa bisa mencicipinya."
Alana dan Alexa sama, mereka berdua pandai memasak. Meskipun Alana tomboy, tapi terbiasa hidup sebatang kara sejak kecil membuatnya mandiri. Sedangkan Alexa dia dituntut mandiri lebih tepatnya harus bisa menguasai pekerjaan rumah layaknya seorang pembantu.
Mobil yang dikendarai oleh Axton memasuki pelataran parkir sebuah supermarket. Alexa langsung turun tanpa menunggu Axton, dia bukan gandis manja yang pintu saja harus dibukakan.
"Ayo Oppa, buruan keburu malam."
"Tunggu Alexa, jangan lari nanti jatuh." Ucap Axton memperingatkan Alexa.
Itulah karakter Alana yang sebenarnya energik, bukan Alexa yang kalem.
Axton pun mengikuti Alexa dengan langkah yang lebar dan cepat.
"Oppa ikutin aku saja, dan jangan banyak tanya." Perintah Alexa.
"Sudah seperti seorang suami yang ngantar istri berbelanja." Sahut Axton.
"Tidak masalah, Oppa sekalian belajar."
Tiba-tiba muncul mahkluk jadi-jadian yang datang dari antah berantah langsung memeluk erat Axton.
"Akhirnya aku bisa memelukmu sayang, kamu sedang apa di sini?" Tanya seorang gadis, yakin gadis?
Sreekkk
Bruk
"Auuhhh..."
Begitu melihat Axton ditempeli ulat bulu, tanpa pandang bulu Alexa menarik kasar dari tubuh Axton kemudian menghempaskannya ke lantai dengan sangat keras.
"Mbak kalau gatal beli salep 88, jangan nemploki calon suamiku."
aihhhh ko bisa kecolongan bodyguard ga ada Tah
aku suka..
semangat 😍😍😍
semangat terus nulisnya😍😍😍
musuh bebuyutan kan Thor
wah minta di kirim ke Amazon mereka