Sakuel novel "Tabir Pernikahan."
Follow ig @tantye005
"Demi Allah aku bukan suamimu, kamu salah orang," ucap Ustad Azzam menundukkan kepalanya dan mundur beberapa langkah.
"Tapi aku yakin kamulah suamiku. Kamu menikahiku tiga hari yang lalu."
Kejadian tidak terduga terjadi pada ustad muda bernama Azzam. Pria itu tiba-tiba diklaim suami oleh perempuan yang tidak pernah ia temui sebelumnya. Namanya Hayya, gadis yang baru saja terbangun dari tidurnya setelah beberapa hari akibat kecelakaan. Gadis yang Azzam dan anak-anak temukan di pinggir sungai memakai gaun pengantin.
Lantas apa yang akan Azzam lakukan pada perempuan itu? Terlebih Hayya terus menganggap dirinya adalah suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 ~ Kita berjodoh jika kamu mau
"Aku akan membantu mama menyiapkan makan malam," ucap Hayyah ketika hendak keluar dari kamar, takut kalau saja Azzam mencari keberadaannya.
"Hm." Masih fokus pada laptop yang sengaja Azzam ambil tadi di rumah bundanya.
Sudah mendapatkan izin, Hayyah pun keluar dari kamar dan hendak ke dapur. Akan tetapi langkahnya berhenti kala berpapasan dengan Adam yang baru keluar juga dari kamarnya.
Sebenarnya Hayyah ingin pergi tetapi tidak bisa lantaran Adam berdiri tegap di hadapannya.
"Minggir Mas Adam!" pinta Hayyah tanpa mendongak.
"Kamu tahu aku sangat mencintaimu Hayyah. Kenapa harus menghilang di hari pernikahan dan pulang-pulang sudah menjadi istri orang lain?"
"Maaf Mas tapi sepertinya pembahasan seperti ini tidak perlu di bicarakan lagi. Terlebih kita sudah mempunyai pasangan masing-masing. Aku takut menyakiti mas Azzam atau pun Airin.
"Kenapa tidak bisa? Bukankah kamu harus bertanggung jawab?"
"Bertanggung jawab?" Hayyah mendongak untuk menatap Adam meski hanya sekilas. "Aku tidak menginginkan musibah itu terjadi Mas, tapi Allah berkehendak lain. Mungkin kita memang tidak berjodoh."
"Kita berjodoh seandainya kamu mau meninggalkan Azzam dan aku meninggalkan Airin."
"Astagfirullah Mas, jangan berpikir seperti itu. Aku ke bawah dulu."
Hayyah menyingkir untuk mencari jalan lain agar segera pergi dari hadapan Adam, tetapi tangannya malah di tarik oleh pria itu.
"Lepaskan Mas!" pinta Hayyah
"Aku mencintaimu Hayyah, bukankah kamu sudah tahu itu sejak aku melamarmu dan papa Haikal menyetujuinya?"
"Apa yang kak Hayyah lakukan bersama suamiku?" tanya Airin yang baru saja datang.
Hayyah langsung menyentak tangan Adam dan menghampiri Airin. "Dek apa yang kamu lihat tidak seperti itu. Tadi kakak hanya ....
Belum sempat Hayyah menyelesaikan kalimatnya, suara tamparan telah menggema di depan kamar.
"Kenapa kak Hayyah selalu saja ingin merebut apa yang aku punya hah?"
"Apa yang kamu katakan Dek? Kakak tidak pernah merebut apapun darimu." Hayyah menggeleng sambil memegangi pipinya yang terasa sangat kebas.
"Ada apa ini?" tanya papa Haikal yang menyusul kala mendengar keributan dan suara tamparan.
"Tidak ada apa-apa, Pah. Hanya kesalahpahaman saja." Hayyah tersenyum meski telah mendapatkan tamparan keras dari adiknya.
"Pipi kamu memerah Nak." Pak Haikan menyentuh pipi putrinya. "Airin, jangan lakukan itu lagi pada kakakmu. Jika kamu marah katakan dengan baik-baik tanpa bermain fisik. Minta maaf!"
"Tidak perlu Pa, aku baik-baik saja."
"Lihat, kak Hayyah baik-baik saja!" Airin melengang pergi, tidak lupa menarik Adam agar menjauhi Hayyah.
Kini yang tersisa di depan kamar hanya Hayyah dan pak Haikal saja. "Aku tidak apa-apa, Pah. Jangan bersikap berlebihan sampai memerahi Airin seperti tadi. Aku tahu Airin melakukan ini karena cemburu sebab aku berbicara dengan mas Adam."
"Apa kamu tidak bisa marah sekali saja Nak? Bahkan mamamu tidak sesabar dirimu. Membalaslah jika itu pantas."
"Kenapa Papa yang menangis?" Hayyah tertawa sambil mengusap pipi papanya.
"Jangan biarkan seseorang menyakitimu seenaknya Hayyah, papa akan merasa gagal menjagamu jika itu terjadi."
"Iya Pa, iya. Posesif banget. Aku mau obati pipi dulu setelah itu turun."
"Pindahlah bersama suamimu Nak."
"Hayyah akan memikirkannya."
Tanpa sempat menuju dapur, Hayyah kembali ke kamar untuk mencari kompres di lemari. Di dalam kamar ia tidak menemukan Azzam, sepertinya pria itu berada di kamar mandi.
Hayyah berlutut untuk mencari alat kompres yang tidak kunjung ia temukan. Keningnya mengerut kala menyadari ada yang hilang dari lemarinya.
"Di mana kalung pemberian papa?" gumam Hayyah kala tak melihat kotak kalung pemberian papanya. Kalung tersebut adalah milik mama Hagia yang pak Haikal serahkan ketika umur Hayyah genap 20 tahun.
"Bukannya tadi mau ke dapur?" tanya Azzam yang tak mendengar keributan, mungkin karena berada di kamar mandi sejak tadi.
"Aku mencari alat kompres."
"Alat kompres ... pipi kamu memerah," ucap Azzam kala istrinya mendongak.
Pria yang tengah memakai sarung di pinggang dan baju kokoh tersebut berlutut di depan Hayyah. Mengelus pipi yang sangat merah dan ada bekas tangan di sana.
"Siapa yang melakukannya?"
"Hanya kesalahpahaman Mas."
"Sungguh aku tidak ikhlas ada yang menamparmu Hayyah. Ini pasti sakit sekali." Azzam terus mengelus pipi halus milik Hayyah. Hatinya seolah dibakar hanya dengan melihat bekas telapak tangan seseorang di pipi istrinya.
"Mas dan papa selalu saja berlebihan." Hayyah tertawa canggung, jantungnya berdebar saat ini karena posisi Azzam yang terlalu dekat dengannya. Matanya membulat sempurna kala benda kenyal dan dingin menyentuh pipinya cukup lama.
"Ma-mas Azzam?" Hayyah menyentuh pipinya yang baru saja di kecup. Rasa kebas itu tiba-tiba hilang.
"Aku akan mengompresnya untukmu. Duduklah!" Azzam menarik Hayyah agar duduk di sofa. Ia keluar dari kamar untuk mencari alat kompres. Kebetulan bertemu pak Haikal di ruang keluarga.
"Azzam, saya ingin bicara."
"Maaf Pak, tapi apa kita bisa berbicara nanti saja? Saya ingin mengobati pipi Hayyah terlebih dahulu."
"Hanya sebentar."
Pak Haikal menyerahkan alat kompres yang sejak tadi ada di tangannya. "Kalian sudah menikah, Hayyah hanya ragu pada pernikahan kalian sehingga kami memutuskan untuk menikahkan kalian kembali. Jadi bawalah istrimu pergi dari rumah ini Nak. Adam sangat mencintai istrimu, papa takut sesuatu terjadi di rumah ini."
"Saya akan bicarakan bersama Hayyah Pak. Terima kasih untuk alat kompresnya."
...****************...
Jangan lupa like, komen, subscribe dan bintang limanya ya🥰
kasian Azzam difitnah
padahal pengen baca kelanjutannya /Whimper/
mengenai pacarmu,sdh jelas orang seperti dia itu.kalau benar dia mencintaimu dg sebenar2nya tidak mungkin dia berniat mempermalukan dirimu,mengancammu.Tinggalkan laki2 seperti itu,bukannya membawa ke arah yg lebih baik malah menjerumuskanmu ke lembah dosa.