Cinta kita berbeda seperti dua garis yang tidak pernah bertemu,namun tetap saling melengkapi. kita memiliki latar belakang, keyakinan, dan impian yang berbeda. Tapi cinta kita kuat dan tak tergoyahkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda permata Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"Oh non rindu ada, Kita siapanya non rindu " Tanya pak satpam
"Saya temannya pak" Jawab Wulan
"Tunggu, bapak masuk ke dalam dulu panggil non rindu" Ucap pak satpam kembali sambil melangkah masuk ke dalam rumah.
Beberapa menit kemudian rindu keluar dari dalam rumah, Ia berjalan menghampiri Wulan dan evan yang sedang duduk di bangku teras.
"Kok kalian datang nggak bilang-bilang se? " Tanya rindu kepada ke dua sahabatnya itu.
"Ini ni, Evan katanya ada sesuatu yang mau ia kembalikan " Ujar Wulan kepada rindu .
"Kok lo nggak datang sendiri? " Tanya rindu sambil melihat ke arah Evan
"Katanya dia nggak tau rumah lo " Jawab rindu.
Dengan heran rindu mengangkat ke dua alisnya dan langsung melihat ke arah Evan, tidak mungkin Evan tidak tau di mana rumah nya padahal baru kemarin ia pulang di antar oleh Evan.
Evan yang berada di belakang Wulan menaikan ke dua tanganya di dada sembari meminta kepada rindu jangan bercerita apapun tentang kemarin. Rindu yang se akan mengerti dengan maksud dari Evan akhirnya ber oh ria kepada Wulan.
"Ayo, kita masuk ke dalam " Lanjut rindu kepada ke dua tamunya itu.
Sambil melangkah masuk ke dalam rumah rindu yang besar seperti istana, wulan pun heran kenapa rumah sebesar terasa sepi fikir Wulan.
"Kenapa lan? " Tanya Evan yang melihat Wulan bengong.
"Ngak ada apa-apa kok" Balas Wulan
" Kalian mau minum apa ? "Tanya Rindu kepada ke dua sahabatnya itu.
" Nggak usah repot-repot kok, kami nggak lama juga di sini "Jawab Wulan sembari tersenyum kepada rindu.
"Iya rindu, ngga usah repot-repot" Lanjut Evan
"Rindu orang tua lo mana? " Tanya Evan
"Oh, mereka lagi ke luar kota " Jawab rindu.
"Oh, iya rin kami pamit pulang dulu soalnya sudah malam " Lanjut Wulan yang berpamitan kepada Rindu.
"Oh iya kalian hati-hati" Jawab rindu.
"Iya... " Lanjut Wulan lagi dan langsung melangkah keluar bersama Evan dan rindu yang mengantar mereka batas depan pintu rumah.
Dengan mengendarai motor sport , Evan sesekali mengajak Wulan untuk berbicara.
" Van, kayanya ada yang ngikutin kita dari belakang de? " Ucap Wulan sambil melihat ke arah belakang sekumpulan geng motor mengikuti mereka.
Evan yang tidak tau bahwa mereka di ikuti langsung melihat ke arah kaca spion, dan benar mereka di ikuti oleh geng motor yang tidak ia ketahui.
Evan yang takut sepupu kesayangan nya kenapa-napa akhirnya menghindari geng motor itu.
"Lan lo pegang yang erat " Lanjut Evan dan langsung tancap gas menghindari geng motor yang mengikuti mereka.
Deru motor semakin dekat, salah satu di antara mereka dengan sengaja menabrak motor Evan dari belakang yang membuat motor itu oleng, Evan dam Wulan langsung terjatuh dari motor.
Evan yang tidak memperdulikan motornya, ia langsung mengajak Wulan untuk berlari menghindari mereka, karena tidak mungkin Evan melawan mereka dengan sendirinya.
"Kejar mereka " Teriak salah satu dari mereka.
Saat Evan dan Wulan terus berlari tak tentu arah, nafas memburu dan langka mulai melemah , suara motor kembali terdengar dari belakang kali ini lebih banyak. Evan menoleh sekilas wajahnya panik 'Mereka bawa teman 'Gumamnya panik. Namun tepat saat mereka hendak di blokir dari dua arah , sebuah mobil berwarna hitam gelap tiba-tiba meluncur dari sisi jalan dan berhenti mendadak di depan mereka , pintu belakang terbuka.