Terbelenggu Oleh Dua Wanita

Sesampainya di rumah, Naira benar-benar mengabaikan Valdo. Dia hanya bermain bersama dengan kedua putranya dan terkadang mengobrol dengan Alena, saat Valdo hendak mendekati Naira selalu menghindar dan pergi mengunci diri di kamar.

"Mas, belum di dapat maaf dari Naira?" tanya Alena.

Valdo hanya menggeleng lemah, "Belum, mas tadi beneran gak tau kalau ada temen lama mas yang meluk dari belakang. Dan ya Naira lihat itu, Naira berpikir kalau mas lagi pelukan dengan sengaja."

"Oh jadi ini tuh salah paham gitu? Kalau aku jadi Naira juga pasti marah sama kamu sih, mas. Lagian istri mana sih yang gak cemburu lihat suaminya di peluk sama cewek lain," timpal Alena.

"Iya-iya mas salah lagi," ujar Valdo mengalah.

Alena tidak menjawab lagi perkataan Valdo, dia pergi ke kamarnya untuk istirahat dan membiarkan Valdo yang kebingungan harus tidur dimana. Karena hari ini merupakan jadwalnya tidur bersama dengan Naira.

"Lena, mas tidur dimana dong?" tanya Valdo.

"Lah kok tanya aku, sekarang kan mas bagian tidur sama Naira. Jadi jangan harap aku bakal nampung kamu tidur di kamar, gak ya! Aku juga marah dikit karena mas peluk cewek lain," jawab Alena dengan mulut yang terus menggerutu.

Lagi-lagi Valdo menghela napasnya, hari ini cukup menjadi hari sialnya. Bahkan dia ingin menggendong putra-putranya pun di batasi oleh Naira katanya sih takut jadi playboy kaya papi nya.

*****

"Kamu dari mana, mas?" tanya Rendi pada Tama yang kini baru terlihat.

Tama mendudukan badannya di ranjang miliknya, "Aku bertemu dengan Raisya, dia berniat untuk menghancurkan rumah tangga Valdo. Dan aku gak akan membiarkan hal itu terjadi."

"Raisya? Ibu dari Chana?" tanya Rendi.

"Iya, dia juga mantan pacar nya Valdo," jawab Tama.

Rendi diam, saat ini sedang membahas Valdo. Dia jadi teringat bagaimana tidak sukanya Valdo terhadap dia, Rendi ingin mengakhiri ini. Tapi bagaimana caranya, itu yang selalu dia pikirkan.

"Mas, kapan drama ini kita selesaikan? Sudah hampir sepuluh tahun kita seperti ini. Aku capek mas, aku juga mau Valdo liat aku sebagai manusia aja, itu udah cukup buat aku, jadi aku mohon ayo segera selesaikan drama ini," mohon Rendi.

Tama sedikit tersentak saat mendengar penuturan Rendi, setelah hampir sepuluh tahun mereka hidup bersama baru kali ini Rendi membahas drama yang sedang mereka mainkan sampai saat ini.

"Kenapa kamu baru ngomong ini sekarang, setelah hampir sepuluh tahun kita hidup bersama Rendi. Saya sudah terlalu nyaman dengan kehadiran kamu," ungkap Tama.

Rendi menatap bingung pada Tama, "Apa maksud kamu mas! Jangan bilang kamu melibatkan perasaan dalam drama ini!"

"Memangnya kenapa? Lagipula kita sudah di anggap jelek bukan oleh orang-orang di luaran sana, jadi apa salahnya jika kita menjalin hubungan yang sebenarnya?" tanya Tama.

Bugh.

"Sadar kamu mas! Kita menjalankan drama ini hanya untuk menutupi kematian istri kamu. Jangan sampai kamu lupa pesan Reina!" sentak Rendi, dia tidak terima jika Tama menganggap hubungan ini serius. Karena bagaimana pun dia masih normal, selama ini dia hanya berpura-pura.

Jika boleh jujur, saat dia harus memanggil Tama dengan panggilan sayang ataupun suamiku itu hal yang sangat menjijikan baginya. Rendi melakukan itu hanya di depan Riko dan juga Valdo, jika di belakang semuanya Rendi tidak mau melakukan itu.

"Maaf Ren, aku hanya sebatas nyaman dengan kehadiran kamu. Aku masih ingat dengan pesan Reina, kita selesaikan ini sebentar lagi ya. Sampai kita punya bukti yang kuat jika Bara lah yang merencanakan pembunuhan Reina," ungkap Tama.

"Mas, saat ini Valdo sedang berhubungan dengan keluarga Bara. Seharusnya ini mudah bukan untuk mengungkap itu, apalagi dengan kekuasan yang Valdo miliki."

Tama menggelengkan kepalanya, "Tidak semudah itu Ren, seperti yang kamu ketahui jika Valdo hanya tau jika Reina ibunya itu meninggal karena bunuh diri setelah melihat kita menjalin hubungan. Itu yang Valdo ketahui...,"

"Tapi, kalau gak salah Bara memiliki masalah dengan Valdo. Dan anak dari Bara sendiri menjadi jaminan nya, tapi yang Alena ketahui, justru dia yang ingin menikah dengan Valdo, tetapi kenyataannya tidak seperti itu...,"

"Bara memiliki janji kepada Valdo, dan Alena serta Naira menjadi jaminannya jika janji itu tidak Bara tepati."

Rendi yang mendengar penjelasan dari Tama benar-benar tidak menyangka, ternyata pernikahan antara Valdo dan anak-anak dari Bara itu bukan sekedar paksaan saja, tetapi ada sesuatu yang mendasari itu.

"Jadi Alena dan Naira gak tahu kalau mereka bisa nikah dengan Valdo itu karena suatu perjanjian dan juga mereka di jadikan jaminan?" tanya Rendi memastikan.

"Iya. Valdo juga dengan sengaja menutupi identitas aslinya dari kedua istrinya itu, tapi sepertinya saat ini Valdo sudah mulai mencintai Alena dan juga Naira," ujar Tama.

"Hah, drama nya makin banyak aja. Tapi kamu kok bisa tahu semua masalah Valdo dan juga Bara, bukannya kamu udah gak berkontribusi dengan perusahaan Artama?" lagi-lagi Rendi bertanya.

"Aku emang udah keluar dari perusahaan itu, tapi bukan berarti aku tidak mengawasi Valdo. Karena mau bagaimana pun Valdo tetap anak yang harus aku jaga dengan sebaik mungkin," jawab Tama.

"Yaudah, aku mohon sama kamu mas, untuk segera bicara dengan Valdo mengenai kasus sepuluh tahun silam, agar Valdo bisa membantu kita mencari bukti yang kuat untuk menjebloskan Bara ke dalam penjara," ucap Rendi.

"Ya, minggu ini aku akan menemui Valdo dan mulai membicarakan semua masalah itu."

...****************...

"Duh cucu opa ganteng-ganteng banget ya, sama persis seperti papinya."

"Kalau gantengnya sih boleh, tapi kalau playboy nya jangan!" Desis Naira dengan mata yang mendelik tajam kepada Valdo.

"Sayang, udah dong. Itu cuma salah paham aja, mas minta maaf ya," mohon Valdo pada Naira.

Rezki dan Bara melihat itu hanya terdiam, ternyata Valdo bisa bersikap lembut jika bersama dengan Alena maupun Naira.

"Gak ya mas! Aku masih marah sama kamu!" sentak Naira kembali.

Valdo hanya mampu menghela napasnya kembali, Naira sedikit sulit untuk di bujuk jika sudah seperti ini. Sepertinya dia harus memikirkan cara lain untuk membujuk Naira nanti, karena saat ini fokus nya kepada Bara, dia ingin membicarakan beberapa hal penting.

"Papa, saya ingin bicara. Bisa ikut saya sebentar?" tanya Valdo.

Bara hanya menggangguk patuh, "Bisa, ayo kita bicara."

Rezki menatap kepergian Bara dan Valdo, dia tau jika saat ini Valdo pasti akan menagih janji yang dulu pernah Bara janjikan kepada Valdo dan juga perusahaannya.

"Semoga saja kak Bara bisa menyelesaikan semuanya secepat mungkin."

BERSAMBUNG!!

Jangan lupa like, komen dan subscribe!

Terimakasih.