NovelToon NovelToon
ONE MONTH, Mr. Bramasta

ONE MONTH, Mr. Bramasta

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Keluarga / Romansa
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: _AwanBiru

Alecia Jayne Bramasta. Sosok gadis tangguh, dengan keyakinan nya menghadapi musuh di keluarga nya. Masa lalu yang tak ada habis nya menghidupkan layak nya api yang tak pernah padam.

Sembilan belas tahun usia nya, tak pernah terfikir untuk mencintai seseorang laki-laki.

~
"Perjodohan ini sudah lama, sejak kami muda."

~
"BERI KAMI WAKTU SATU BULAN, UNTUK MENGENAL SAMA LAIN." ucap Alecia

"Saya mengikuti kemauan-Mu Nona Ale."

Akankah baik nya kedua anak manusia menjalani kehidupan yang telah di rencana itu? Bagaimana dengan masalah yang terjadi di kehidupan gadis tangguh,? ikuti cerita selanjutnya Yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon _AwanBiru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

OMMB (_AwanBiru)

Cia terbangun dari tidur nya tangan nya mencari keberadaan ponsel nya. Jam satu dini hari! kepala nya memutar melihat sosok laki-laki yang tertidur di samping nya.

Gadis itu menapakkan kaki nya di lantai dingin, melihat ranjang adik nya. Cia meneruskan langkah nya memasuki kamar mandi.

Cklek!

Saat ingin mengambil minum, hati nya merasa gelisah ia menoleh ke sisi ranjang adik nya.

"Dek!"

Gadis itu berjalan melihat adik nya membuka mata nya. Sungguh apakah diri nya sedang bermimpi?

'Tolong, bangunkan diriku' 

"Dek, kamu bisa denger kakak, Gio" ucap Cia tak lupa ia menekan tombol merah di samping ranjang.

Tak lama terdengar ketukan dari luar, Cia membuka kunci ruang rawat membiarkan dokter dan suster memeriksa sang adik.

"Ay, ada apa?" tanya Carel laki-laki itu terbangun dari tidur nya mendengar pekikan dari sang istri.

"Hubby, tadi aku habis dari kamar mandi, aku ngeliat Gio membuka mata nya terus menutup lagi by" ucap Cia memberitahu sang suami.

Carel tersenyum, ia membawa istri nya ke dalam pelukan nya. Kedua nya melihat pergerakan dokter yang memeriksa sang adik pasangan itu berharap kabar baik yang dokter sampaikan.

"Keadaan tuan muda Gio sudah menjawab alat yang terpasang di tubuh nya, dalam waktu kurun dua hari tuan Gio akan membuka mata nya. Saya bersyukur dengan kabar ini, nyonya" ucap dokter, yang sering menangani kasus keluarga Rahman.

"Makasih dok, maaf mengganggu waktu malam anda" balas Carel.

"Tidak masalah tuan, kalo begitu saya permisi."

Dua nya menatap kepergian dokter tersebut, Carel menunduk menatap sosok dalam pelukan nya.

"Tidur" gumam Carel melihat Cia memejamkan mata nya.

Akhirnya laki-laki itu menggendong tubuh sang istri, dan duduk di bibir ranjang.

"Akh!" pekikan kecil dari laki-laki ternyata membangun sang istri yang tertidur, tangan kekar nya menepuk punggung gadis nya.

"By"

"Jangan gerak, Ayne" bisik nya di telinga kanan sang istri.

Cia menggangguk, gadis itu merasakan ada yang menggesek di bawah nya. Cia mendongak menatap laki-laki itu dari bawah.

Tangan kekar Carel meremas kain sprei dan memejamkan mata nya, pria itu menundukkan kepala nya merasa ada yang menatap nya.

Cia mengecup bibir suami nya, "Kamu bisa mendapatkan nya."

Bola mata Carel berputar mencerna kata-kata sang istri. "Gak memaksa, tolong kamu turun ya" ucap Carel menolak, pria itu takut sang istri melihat nya hanya karena kasihan pada nya.

Cia tertawa kecil mendengar penuturan pria di depan nya. Tangan nya memegang sesuatu di bawah sana, terdengar rintihan dari sosok itu. "Ini apa sih, kenapa dia gak tahu malu?"

Carel terkekeh, dan mendesis saat remasan di bawah nya. "Akhh! Nakal kamu yang"

"Jangan sampai kedengaran hubby, malu" gadis itu takut mendengar suara mereka yang terdengar sampai keluar.

"Bisa saja Gio terbangun dari koma nya mendengar suara kita, Akh..ngh! ... Cia!" Carel berteriak kecil, bagaimana tidak milik nya tanpa ia fikir kini kembali bangun.

Kedua pasangan saling menatap, mencari kebohongan dari kedua nya. "Maaf, aku sedikit menyakitimu makan ini"

Carel membalikkan keadaan mereka, kini laki-laki itu berada di atas.

«»

"Di mana mereka, kenapa kamar nya gelap?" ucap papa Arlos.

"Lihat dulu pa, coba buka" ucap mama Alinda.

Pukul tujuh pagi, pasangan paruh baya ingin cepat sampai di rumah sakit.

Mereka mendengar kabar dari pihak rumah sakit bahwa putra keluarga Rahman selesai masa kritis nya.

"Coba ketuk pintu kamar nya," ujar bunda Amara menyuruh papa Arlos.

Saat jari papa Arlos mendekat pintu, terdengar suara kunci terbuka dari dalam.

"Udah sampai papa, mama, bunda?" tanya Cia mengejutkan ketiga nya.

"Iya, Carel mana masih tidur?" tanya mama Alinda melirik ke dalam kamar.

Menggeleng. "Lagi berganti pakaian, hubby baru selesai mandi ma" jawab Cia tersenyum.

"Ya sudah kalo udah selesai, keluar ya kita makan pagi" ucap bunda Amara yang di angguki sang putri.

Di dalam kamar, Cia menghela nafas nya. Ekor mata nya menatap suami nya, Carel menaikan alis nya. "Berhasil?" tanya nya tersenyum.

"Untung aja by, kita kesiangan sampai bikin mereka mikir ke sana."

"Tapi aku belum puas semalam Ay, apalagi denger suara kamu yang gitu" menatap manik mata sang istri.

Cia yang terlanjur kesal, melempar bantal ke arah pria itu. "Keluar di cari Cio" ketus nya.

"Astaga, makin galak aja kamu" ucap Carel menatap istri nya. "Apa efek di belah duren kayak gitu?" gumam Carel lantas tertawa menyadari ucapan nya.

Cia duduk di samping putra nya, terlihat anak laki-laki itu tengah bermain dengan ipad milik nya. Terlihat anak laki-laki itu, tak menyadari keberadaan mommy nya.

"Oma, mommy kok gak lihat Cio ya? Anak mommy kemana Oma?" tanya Cia dengan kepala ia berputar seperti tengah mencari sesuatu.

Cio mendengar suara mommy mendongak menatap wanita kesayangan nya. "Mommy!!"

Cia tertawa wanita itu menyambut putra merentangkan dua tangan nya. "Mommy rindu," ungkap Cia mendekap tubuh kecil itu.

Tak lama Carel keluar dari kamar nya mendekati sang istri. "Carel sini sama papa."

"Ada apa pa?"

"Kamu itu yang kenapa siang baru keluar kamar ini di rumah sakit jangan sampai suster dan dokter lihat kalian terus di pandang lain" ujar ayah Alta membuat pasangan muda menganggukkan kepala, malu!.

"Memang nya pagi tadi ada dokter yah?"

"Siapa tahu ayah juga mau tegasin sama kamu. Jangan sampai keluarga kita kekurangan satupun dengan ada nya masalah kamu kak" ujar ayah Alta.

Menggeleng. "Cia usahakan untuk menyembunyikan semua nya, tapi Cia mohon kalau ada yang sesuatu yang janggal tolong hubungi Cia" ungkap nya.

"Mommy, Cio mau kamar mandi"

Cia menunduk menatap wajah putra nya. "Sama daddy yuk" ajak Carel yang mendapat gelengan kepala sang putra.

"Iya sama mommy, Cio jalan sendiri ya?" Cio mengiyakan, anak laki-laki itu turun dari sofa dan berlari menuju kamar mandi.

"Bisa kan?" tanya Cia saat melepas celana Cio.

"Iya mommy"

"Kalo sudah panggil mommy, ya" jawab Cia.

Sembari menunggu putra nya Cia mendesis perut nya sedikit bermasalah akhir-akhir ini, "Aku lupa" gumam nya.

"Mommy Cio buang air besar!" teriak Cio di dalam kamar mandi.

Cia melangkah mendekati pintu kaca itu, "Iya sudah apa belum buang air besar nya?" tanya Cia mengintip dari luar.

Tak mendapat jawaban dari dalam sana, Cia membuka pintu terlihat putra nya tengah membersihkan diri nya sendiri.

"Selesai mommy" cengir anak laki-laki itu.

Cklek!

"Pagi mommy, asik bener sampai lupa sama sepupu sendiri" cetus Alice menatap sengit sepupu nya.

"Jaga mulutmu Lice ada anak di bawa umur" ujar Cia membuat Alice melipat bibir nya.

"Bunda sekarang bos Cia melupakan tanggung jawab nya Bun, marahin dong" ucap Alice mengadukan nasib nya pada aunty nya, bunda Amara.

"Maafin sepupu kamu ya, nanti kita selesaikan bersama" sahut bunda Amara.

Mengindahkan drama yang di buat itu Cia tengah memakaikan pakaian baru putra, baju yang sebelumnya telah basah oleh air.

"Sini daddy bantu kasian mommy belum makan pagi." Carel mengangkat tubuh kecil putra nya, mendukkan di sebelah nya.

"Kamu makan dulu Ay jangan membuat pekerjaan semakin menumpuk." tutur Carel memberikan piring berisi nasi dan beserta lauk pauk.

Cia menerima piring itu, langkah kaki nya mendekati perkumpulan keluarga nya. "Duduk sini"

Cia mengangguk ia mendaratkan tubuh nya di sofa, samping ayah Alta. Menghabiskan nasi yang menurut nya sangat banyak lama-lama Cia mual. Ekor mata nya melirik sang suami tengah serius dengan laptop nya.

Grep!

Carel menggerakkan kepala nya menatap perempuan yang tersenyum. "Aku udah kenyang, jadi kita habisin bersama ya tuan" ucap Cia tangan nya melayang tepat di depan mulut suami nya.

Carel menerima paksaan suapan dari wanita di samping nya. "Pinter! Sekarang minum ya"

Lagi, Carel menerima gelas berisi air putih dan meminum hingga gelap menjadi kosong.

"Kalo mesra-mesraan jangan di sini bunda, jadi panas ini mata gue" seru Alice mengalihkan perhatian semua orang.

"Jangan di lihat, ini arena dewasa" sahut Cia membuat sepupu nya mendengus.

"Iya yang udah dewasa, udah punya buntut"

Terkekeh. Senang melihat wajah cantik yang berubah masam. "Gimana, sudah di terima adik lo?"

"Jangan terlalu di bawah beban. Kalo udah terjadi yang terima aja takut aja adek lo nanti lahir salah panggil jadi bunda"

Bug!

Sepasang sepatu melayang sedikit mengenai lengan Cia, Alice menatap sengit sepupu nya. "Gue masih muda, yakali nanti gue gendong adek sendiri manggil nya bunda di kira gue janda muda." cetus Alice berdecak.

"Iya, jadi bunda Alice? Lo jalan pagi sambil gendong adek lo yang umur satu tahun terus manggil nya bunda-bunda" setelah mengatakan kalimat tersebut Cia berlari meninggalkan kerumunan dan tatapan menghunus ke arah nya.

"Sudah-sudah" lerai aunty Sintia tangan nya mengelus punggung putri nya.

"Om kayak nya salah cari istri deh, gue yakin mafia jadi-jadian itu kena saraf nya?" ucap Alice.

Carel mengangkat bahu nya, laki-laki itu membereskan laptop nya. Melangkah meninggalkan pasang mata menatap ke arah nya. "Saya tidak membela siapapun istri saya benar"

"Baguslah, kedua nya serasi."

«»

"Kenapa gak minta bantuan?"

Cia menolehkan kepala nya, menatap sang suami. "Minta tolong siapa?"

"Lupa, kalo punya suami" Carel memegang benda berkacamata dan mengaitkan nya.

"Masih sakit?" tanya nya menatap manik wanita di depan nya, dan melirik ke bawah.

Cia menggelengkan kepala nya. "Nyeri, tapi barusan aku kasih yang hubby beli semalam."

Carel menolehkan kepala nya menatap putra nya yang terlelap di ranjang nya.

"Seperti nya kita harus menjaga Cio hubby. Bukan apa-apa keberadaan Cio bisa membuat musuh semakin lapar untuk menghancurkan semua."

Bersambung..

1
Anonymous
Karya bagus, semangat kakak
Black Jack
Aku suka karakter tokohnya! Semoga ceritanya semakin berkembang ☺️
Classroom Of The Elite
Masukin ke list favorite aku deh, seru banget pokoknya.
mr.browniie
Ayo thor, saya butuh kelanjutan cerita ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!