Lusiana Atmaja adalah seorang wanita keturunan konglomerat. Hanya saja karena satu kesalahan dia menikah dengan keluarga biasa dan menjadi pelayan keluarga suaminya.
Pernikahannya dengan orang biasa itu membuat keluarganya marah besar dan mengusirnya. Dia hidup dengan keluarga suaminya yang datang sebagai penolong.
"Lusiana, kau tak perlu cemas. Aku akan membahagiakanmu dan anak kita." Sayangnya ucapan Haris itu hanya pemanis di awal kisah rumah tangga mereka.
Lusiana harus hidup menderita dengan ibu mertua, adik ipar dan suaminya yang mulai tidak setia. Satu-satunya penyemangat hidupnya adalah Raymond Bobby Atmaja, putra kesayangannya.
Tapi sayang putranya itu mengidap penyakit mematikan yang dapat merenggut nyawanya kapan saja.
"Mama, saat aku dewasa kelak, aku pasti akan membuat mama bahagia. Aku juga akan melindungi mama," ucap pria manis kecil itu dengan wajah pucat diiringi oleh tangisan Lusiana disisinya.
Penasaran kisah selanjutnya?
Baca aja! Komen,vote,dan like juga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indirani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Diam!" teriak Haris.
"Kita tidak akan bercerai, iya kan Lusiana? Ini pasti editan. Semua adalah kebohongan untuk menghancurkan rumah tangga kita. Ini pasti ulah Rebecca!" tuduh Haris pada Rebecca yang tak tahu menahu soal ini.
"Kau bahkan sudah tak mempercayai aku lagi. Kita sudah menikah selama 5 tahun. Raymond juga masih membutuhkan sosok ayah. Bagaimana kau bisa melakukan ini?"
"Hahahaha." Lucia tertawa terbahak-bahak mendengar pernyataan tidak tahu malu Haris.
"Sejak kapan kau menjadi sosok ayah untuk Raymond? Kapan? Kau bahkan tidak pernah sekali pun memandikan anakmu atau bermain dengannya."
"Sosok ayah seperti apa yang kau maksudkan? Sudahi omong kosong ini. Aku akan mengemasi semua barang-barangku dan keluar dari rumah ini!" ucap Lusiana saat dia berdiri dan melangkah kembali ke kamarnya.
Haris tidak tinggal diam, tepat sebelum Lusiana melangkah menuju anak tangga Haris berlutut padanya. "Lusiana, aku mohon kita jangan bercerai. Bagaimana dengan perusahaan kita nanti? Bagaimana dengan rumah ini?"
Bahkan pada saat seperti ini pun dia hanya memikirkan aset dan properti. Lusiana tidak memperdulikan Haris yang berlutut di lantai, semua orang memperhatikan bahkan termasuk asisten rumah tangga.
Ibu Salma dan Chika cepat menarik Haris untuk berdiri. "Untuk apa kau berlutut padanya? Sudah bagus wanita jelek itu tidak akan menjadi istrimu lagi."
Haris yang terlihat lesu itu kemudian didudukkan di ruang keluarga. "Mama, apa mama tidak memikirkan bagaimana keuangan kita nanti jika aku dan Lusiana bercerai?"
"Bukannya kau sudah punya perusahaan sendiri dan memiliki anak perusahaan cabang di mana-mana?" tanya Ibu Salma kembali seolah-olah dia yang paling tahu soal perusahaan.
"Mama kau tidak tahu kalau Lusiana sudah memisahkan perusahaan induk dari perusahaanku. Dia juga memiliki 60% saham yang dimiliki Haris Corporation. Selama ini dia tidak mengambil keuntungan di Haris Corporation dan memberikan semua kepadaku."
"Mama mengertikan apa yang akan terjadi kalau kita berpisah? Apa menurut ibu dia akan menyerahkan keuntungan dari perusahaan untuk mantan suaminya?"
"Pendapatan kita akan turun lebih dari 70%. Apa Mama tidak mengerti?" Ibu Salma langsung lemas terduduk di kursi. Chika pun ikut merosot.
Jika penghasilan berkurang, maka dia tidak akan bisa dengan mudah meminta uang dengan ibunya yang terkenal agak pelit itu.
"Haris kita harus mencegah perceraian ini apa pun yang terjadi!" ucap Ibu Salma.
Lusiana turun bersama Raymond dengan membawa sebuah koper yang cukup besar berisi barang barang Lusiana dan Raymond.
Lusiana kemudian memanggil Saryah dan meminta kelima pembantunya untuk berkumpul mendengar pengumuman.
Empat pembantu itu pun berkumpul. Sayangnya saat itu Irene belum kembali karena pulang kampung. "Kalian semua, cepat kemaskan barang kalian sore hari nanti ada mobil jemputan."
"Karena kalian adalah asisten rumah tangga yang bekerja dengan saya. Tentu saja kalian akan ikut saat saya pindah rumah."
"Apa ada yang keberatan?" Mereka tentu saja mengatakan tidak keberatan pada Lusiana. Mereka juga merasa lega karena bisa keluar dari rumah ini.
Ada beberapa kali kecerewetan dari Bu Salma itu membuat para asisten rumah tangga geram. Jika mereka keluar dari sini mereka tidak akan bertemu dengan Ibu Salma yang cerewet dan anak gadisnya yang sombong itu.
Mereka membubarkan diri dan segera berkemas.
Lusiana melewati ruang keluarga dan melihat semua anggota keluarganya memiliki wajah yang muram, lesu dan seperti tidak ada semangat dalam hidup.
Suara tarikan koper Lusiana menarik perhatian mereka semua. Mereka segera menghampiri ibu beserta anak itu dan menarik mereka untuk duduk di ruang keluarga.
Ibu Salma kini sikapnya berubah manis begitu juga Chika yang nampak perhatian. Tapi sikap palsu ini sudah lama Lusiana pelajari dari mereka. Dia tak akan mungkin tertipu lagi.
"Lusiana sebaiknya perceraian ini dipikirkan matang-matang. Bagaimana Haris bisa hidup tanpamu?"
"Iya, kakak ipar bagaimana pun selama 5 tahun ini hidup bersama. Apa tidak sayang jika harus berpisah?"
"Ya memang sayang jika harus berpisah." Seketika raut wajah ketiga orang itu sumringah mendengar perkataan Lusiana.
"Tapi itu hanya untuk kalian. Kalian yang sangat menyayangkan perpisahan ini karena ATM berjalan kalian sudah tidak ada lagi, benarkan yang aku katakan?"
Wajah ketiga orang itu tak bisa berbohong. Mereka semua sama saja. Hanya mengincar harta benda milik Lusiana.
Sebenarnya dalam hati kecil Lusiana sudah tahu kebenaran yang ada tapi selama ini dia hanya menutup mata demi Raymond.
Dia mengingat kebaikan mereka di awal dan menunggu mereka untuk berubah. Tapi percuma, hal itu malah hampir membuat nyawa anaknya melayang.
Maka dari itu Lusiana sudah membulatkan tekad untuk berpisah dan bercerai dengan Haris.
"Untuk Mama mengenai properti, aset, dan lainnya itu akan dibicarakan lain hari. Pengacara ku secara resmi akan mengundang kalian jika waktunya sudah tepat."
"Dan Haris segera tanda tangani surat perceraian itu.
Lusiana berdiri serta membawa Raymond ke mobil dan pergi ke rumah barunya.
Haris menekan kepalanya dengan kedua tangan tertunduk. Dia tak bisa memikirkan masalah ini dengan jernih. Apa yang harus dia lakukan selanjutnya?
Apa yang harus dia lakukan agar Lusiana tidak mau bercerai?
Ah, biasanya dalam masalah seperti ini Rebecca selalu memberikan solusi yang lumayan bagus.
Tapi dia teringat solusi Rebecca yang menyuruhnya untuk mengajak Lusiana berhubungan intim. Apa yang dia dapat adalah pukulan menyakitkan.
Ibu Salma kali ini yang langsung menelepon Rebecca dan meminta gadis itu untuk datang ke rumahnya.
Rebecca yang cantik mengenakkan rok dan blazer warna kuning. Rambutnya di ikat ekor kuda yang rapi. Poninya melengkung indah dengan make up yang ringan.
Auranya mempesona sekaligus terlihat centil. Chika sangat menyukai berada di dekat Rebecca daripada Lusiana yang wajahnya jelek.
"Rebecca kau harus membantu mama." Ibu Salma yang terlihat panik membuat Rebecca bertanya-tanya.
"Tenanglah mama. Memangnya ada apa?" tanya Rebecca sembari mengelus tangan Ibu Salma.
Dia melihat Haris yang juga wajahnya terlihat lesu. Adiknya Chika juga tidak segembira biasanya.
"Lusiana mengajukan tuntutan cerai ke pengadilan. Lihat ini!" Ibu Salma menunjukkan amplop coklat yang selain berisi surat perceraian juga terdapat foto-foto mesra dirinya dan Haris.
"Dasar wanita licik ini. Dia menggunakan foto ini untuk memaksa Mas Haris menceraikannya. Jika foto ini tersebar maka nama baik Haris Corporation pun akan jatuh. Saham bisa saja anjlok dan kalian kehilangan pendapatan."
Hal itu membuat tubuh mereka semakin lemah.
"Tapi kita bisa menggunakan Raymond untuk menarik kembali Lusiana kesini. Tentu saja dengan cara-cara yang lembut. Buat dirimu seolah-olah sangat menyesal dengan ketidakhadiran Lusiana dan Raymond di rumah ini, lalu kalian....."
Rebecca memberikan beberapa ide untuk membawa Lusiana kembali.
giliran upload cuma 1 😌 kan penasaran lanjutan nya
🥰