Alexander melipat kedua tangannya di dada, memperhatikan secara detail calon sekretaris barunya.
"Lumayan cantik, tinggi dan kulitnya putih bersih. sepertinya dia tidak membosankan dan enak dipandang." gumam Alex, seraya memperhatikan penampilan Cika yang masuk kategori sekertaris yang diinginkannya.
"Sudah pernah bekerja sebelumnya?"
"Belum tuan, saya baru saja menyelesaikan pendidikan dengan nilai terbaik." Jawab Cika percaya diri.
"Apa pernah tidur dengan pria sebelumnya?"
"Bussyaet, pertanyaan macam apa ini. sabarr....aku harus mengikuti saja perkataan orang aneh ini, demi gaji besar yang ditawarkannya." umpat Cika dalam hatinya, karena pertanyaan ini tidak sesuai dengan profesionalisme pekerjaan.
"Jawab!"
"I...iya belum tuan, saya masih perawan."
"Uuuh lantas bagaimana caramu menyenangkan ku, angkat rok dan baju yang kamu kenakan!"
"Tidak! saya malu tuan."
"Kalau begitu silahkan keluar, kamu saya tolak."
Mendengar hal itu refleks Cika mengangkat rok dan bajunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apakah aku hamil?
"Aku harus pergi secara diam-diam, menemui dokter kandungan."
Setelah pulang kerja, Cika mencari berbagai alasan agar Alex memberikannya izin pulang duluan. berhubungan ada rapat dadakan mau tidak mau akhirnya, Alex terpaksa membiarkan Cika pulang sendiri.
Cika sudah membuat janji terlebih dahulu, sehingga dia tidak perlu harus daftar dan menunggu antrian seperti pasien lainya. setelah memperkenalkan diri, Cika mulai menceritakan keluhan-keluhan yang dirasakannya selama beberapa hari ini.
"Nona Cika, kapan terakhir kalinya Anda haid?” tanya dokter.
“Coba aku ingat-ingat dulu, dok.” Cika memijid pelipis nya, mengingat kembali terakhir periode masa datang bulannya.
“Astaga, Aku sudah telat satu minggu, Dok. bagaimana jika aku ternyata benaran hamil?" panik detak jantungnya terasa lebih cepat dari biasanya.
“Nona, berbaringlah. untuk lebih jelasnya aku harus memeriksa kondisimu secara langsung.” Ucap dokter.
Cika mengikuti perintah dokter, dia diam saja, saat gel berwana bening itu dioleskan mulai di oleskan diperut nya, kemudian Dokter langsung melakukan USG.
“Oya Dokter, benarkah saya tengah hamil?” tanya Cika yang mulai harap-harap cemas menunggu hasil pemeriksaan dokter selanjutnya.
“Iya Nona, ini masih semester pertama."
“Degh…”
Bagaikan disambar petir, Cika tercekat mendengar penuturan dokter barusan, tanpa sadar air mata kembali menetes dikedua belah pipinya.
"Tidak mungkin dok."
"Nona, perhatikan gambar ini, itu adalah calon janin yang belum terbentuk sempurna."
Cika menutup mulutnya sambil menggelengkan kepalanya pelan, Alex junior telah tumbuh diperutnya, sekarang tugas terberat Cika memberitahu pada sang ayah dari calon bayinya.
“Aku akan memberikan, beberapa vitamin dan obat, agar rasa mual dan pusingmu bisa sedikit berkurang. jaga kesehatan dan kehamilanmu sebaik-baiknya ya.” Pesan dokter.
"I..iya Dok."
Sampai dirumah Cika mengurung dirinya dikamar, merenungi nasibnya yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya akan berakhir seperti ini. bahkan Cika merasa begitu hina dan rendah. meskipun disisi lain dia bahagia melihat sang ibu yang sudah kembali sehat setelah pengorbanan besar yang dilakukannya.
"Aku akan menyimpan berita kehamilanku ini, sampai menemukan momen yang tepat untuk memberitahukan pada Alex, mudah-mudahan dia mau menerima diriku dan calon bayi ini." Cika mengelus sayang perutnya yang masih datar, mempersiapkan diri dengan kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi, jika seandainya Alex tidak mau menerima calon bayinya.
Tiba-tiba ponsel Cika bergetar, panggilan masuk yang tertera nama kontak "Bos mesumku."
"Hallo, sedang apa?" tanya Alex merasa rindu mendengar suara Cika yang lembut.
"Lagi tiduran dikamar!"
"Sendiri?"
"Ya."
"Mana ibumu?"
"Lagi nonton diruang keluarga."
Alexander merasa ada yang aneh dengan suara Cika, gadis itu biasa ceria namun sekarang begitu irit berbicara padanya.
"Kenapa sulit sekali bibirku untuk berkata cinta padamu, Cika. bahkan untuk sekedar mengucapkan selamat malam dan kata-kata romantis lainya." bathin Alex gusar.
"Ha... Hallo."
"Eh iya Cika." Alex kembali tersasar dari lamunannya.
"Sayang, Minggu ini temanku akan menikah, boleh ya aku izin tidak masuk kerja sehari saja. aku ingin ikut menyaksikan momen bahagia mereka. seandainya aku bisa seperti mereka. aku akan memanggil tuan dengan sebutan suamiku, lalu tuan memanggilku dengan sebutan istriku hii...hii.. terdengar lucu sekali." sindir Cika, berharap terbesit keinginan dihati Alex untuk melamarnya. meskipun mustahil baginya itu terjadi.
"Suamiku, istriku." Alex tertawa renyah membayangkan sepasang pengantin itu adalah dirinya bersama Cika.
Alex mengulangi kata-kata Cika barusan dalam hatinya, ada rasa yang sulit diartikan ketika mendengar Cika menyebutkan kata suamiku, seketika pikiran Alex tertuju pada sebuah keluarga kecil yang bahagia, dengan adanya seorang anak. meskipun Alex masih tidak percaya jika dia bisa menjadi seorang suami yang baik nantinya.
Seketika keinginan untuk kembali bermesraan, membuatnya ingin segera bertemu dengan Cika. namun dia masih berusaha untuk menahan diri.
"Cika, rasanya aku tidak akan pernah bosan untuk bercinta denganmu." ucap Alex sendu.
"Aku juga, bahkan sangat menyayangimu." ucap Cika tiba-tiba, kerena dia yakin Alex juga memiliki perasaan yang sama dengannya, meskipun dia tidak berani untuk berharap lebih.