NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Dewa

Kembalinya Sang Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Epik Petualangan / Perperangan / Pusaka Ajaib / Barat
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: DUKE

Light Merlin ditakdirkan sebagai seorang titisan March, dewa yang telah tersegel ribuan tahun. Dirinya yang dibebankan misi untuk membebaskan sang dewa justru harus menelan kekalahan pahit. Ia terdampar ke sebuah negeri bernama Jinxing dan mengembara sebagai pendekar pedang bergelar "Malaikat Maut Yiyue".
Misinya kali ini sederhana. Menaklukkan semua dewa dan mengalahkan musuh yang membuatnya sengsara. Namun, ternyata konspirasi di balik misi tersebut tidaklah sesederhana itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DUKE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelatihan Laut Dalam (Bagian Ketiga)

Tim Alpha berhasil menempuh perjalanan lebih jauh dari yang lain, meski sempat mengalami kendala. Searmann dan kedua rekannya juga telah bergabung dengan Kiana serta Zoe untuk terus menyelam lebih dalam.

Sementara itu, tim yang lain juga berusaha menyusul dengan mengaktifkan pendorong turbo masing-masing. Tim Beta (Quon, Clara, Quincy, Peterson, Merry Ann) berhasil mengaktifkan turbo dengan lancar. Mereka meluncur beriringan menembus laut yang semakin gelap dan dingin. Bisa dibilang, tim Beta adalah tim yang paling siap dalam kondisi apapun. Mereka cukup tenang dan kompak.

Tim Gamma (Hans, Lei, Abraham, Jake Hooke, Clare Flow) punya masalah internal yang membuat tim mereka tidak akur. Bahkan, Abraham yang gegabah nekat menghidupkan pendorong turbo lebih dulu dari yang lain. Beberapa rekannya harus rela terpental dan nyaris keluar jalur hanya gara-gara dilibas oleh aliran air dari pendorong turbo Abraham.

"Dasar otak steroid!" rutuk Hans yang kesal bukan main.

ZRASHHH!

Pemuda jangkung itu seketika kaget, dan segera memebentuk aliran flow untuk menyeimbangkan diri. Ada satu orang lagi yang menghidupkan pendorong turbo tanpa aba-aba. Siapa lagi kalau bukan Lei Huanran. Orang Jinxing itu tak sudi kalah cepat dari Abraham.

Hans menggeram keras. "Awas kalian, ya!"

Di sisi lain, tim Theta (Light, Regalia, Mishel, Petunia, Luke) pada akhirnya sampai di momen yang mengharuskan mereka untuk mengaktifkan pendorong turbo. Napas Light mulai tak karuan. Ia gugup. Hatinya berulang kali berbisik bahwa hal ini takkan berakhir baik. Dirinya akan gagal, tenggelam dan mati. Hanya itu yang bisa dipikirkan Light.

"Tuan Merlin!" panggil Regalia, tetapi tak digubris. "Tuan Merlin, kau mendengarku?"

Light yang berkutat dengan rasa cemasnya mana mungkin sanggup mendengar orang lain. Ia seolah terperangkap, terputus dengan segala hal dari luar. Bisikan demi bisikan berseliweran di telinganya. Bayangan demi bayangan buruk berkelebatan di depan matanya. Mustahil, pikirnya. Mustahil untuk bisa keluar dari sini hidup-hidup.

"What's wrong with that guy?" Mishel heran.

"Sepertinya dia pingsan." Luke menebak-nebak.

Regalia berinisiatif mendekati Light. Ia tidak bisa melihat wajahnya, tetapi tahu kalau saat ini Light butuh pertolongan. Tanpa basa-basi, gadis berambut putih itu menggenggam tangan Light. Genggamannya erat, seakan memberitahu Light bahwa dirinya akan baik-baik saja selama ada Regalia di sisinya.

"Hah!" Light akhirnya tersadar. "A-apa yang kulakukan?"

"Tuan Merlin, jangan khawatir. Aku akan menemanimu sampai ke tempat pelatihan," ujar Regalia. "Sekarang, nyalakan pendorong turbonya."

"Re-Regalia?" Light masih bingung. Ketika ia sadar tangannya sedang digenggam, entah mengapa hatinya menjadi yakin. "Ba-baik!"

Regalia mengangguk pasti. Bibir manisnya tersenyum. "Bagus. Semuanya, nyalakan pendorong turbo kalian. SEKARANG!"

Seluruh anggota tim Theta mengaktifkan ransel pendorong turbo. Mereka seketika melejit masuk lebih dalam ke lautan Mars. Hati Light berdegup kencang. Semua tampak samar di matanya. Dan, aliran flow-nya terasa tidak stabil.

Akan tetapi, setiap kali aliran flow-nya menurun, hangatnya genggaman Regalia membuat Light semakin yakin bahwa dirinya bisa melewati semua ini. Ia hanya terpaku di sana, menatap Regalia yang terbalut perlengkapan renang. Wajahnya tidak terlihat, tetapi Light merasa nyaman.

Mengapa bisa begitu, dirinya terus-terusan berpikir. Sebelumnya ia tidak mengenal gadis itu. Mereka bahkan baru bicara beberapa jam lalu. Namun, bagaimana bisa berada di sampingnya jadi sehangat ini?

"Pegangan!" ucap Regalia.

Mereka melaju lebih kencang. Genggaman tangan keduanya pun tidak kalah kencang. Jantung Light juga menyusul kian kencang debarnya.

"Regalia Northville, gadis misterius yang membuatku selalu ingin percaya padanya," batin Light. "Siapa kau sebenarnya?"

...o0o...

"Lihat, lampu pembatasnya meredup." Zoe memberitahu rekan-rekannya.

"Apa kita salah jalur?" Searmann bertanya-tanya.

"Seharusnya tidak," timpal Kiana. "Kita cuma jalan lurus dari tadi. Mustahil kalau sampai keluar jalur, 'kan?"

"Nona Kiana benar. Hanya ada satu cara untuk mencari tahu. Kita harus jalan terus sampai lampunya benar-benar menghilang," usul Zoe.

"Ta-tapi, Zoe, a-aku takut. Ba-bagaimana ka-kalau kita tersesat, dan ga-gagal?" Alexa, si gadis albino, menolak.

"Mau bagaimana lagi?" Zoe menghela napas. "Kalau cuma diam di sini, kita tidak akan sampai-sampai."

"Biar aku saja yang memastikan jalurnya." Kiana menawarkan diri. "Aku akan mengabari kalian kalau jalurnya benar."

Mendengarnya, Zoe jadi agak kaget. "Kau yakin?"

"Jangan khawatir."

Kiana memperbesar dorongan turbo, selagi rekan-rekannya berhenti sementara. Namun tidak untuk Zoe. Ia memutuskan untuk menyusul Kiana dan menyuruh Searmann menjaga dua rekan lainnya.

"Nona Kiana, tunggu!"

"Tuan Zoe? Kamu harusnya tetap di sana."

"Tidak. Mana bisa aku jadi sepengecut itu."

"Kalau begitu, kamu saja yang jalan. Aku kembali, ya."

"Eh! Ja-jangan-jangan! Niatku kan buat menemanimu, bukannya jalan sendiri."

"Bilang saja takut," sindir Kiana, tertawa geli.

"Siapa yang takut?" Zoe sewot. "Civerprinz itu tidak kenal takut, tahu! Leluhurku dulu ikut berperang di belakang Merlin sebelum Mars terbelah jadi dua. Kurang keren apalagi coba."

"Haldgeprinz juga tidak kalah keren, kok. Leluhurku adalah penyuplai logistik terbesar ketika rakyat Mars kelaparan. Keluargaku juga masih membantu Mars sampai saat ini." Kiana tak mau kalah.

"Tapi, kudengar ada masalah antara keluargamu dengan keluarga Merlin. Apa itu benar?"

"Buat apa ditutupi lagi. Semua bangsawan Mars juga tahu. Aku hanya bisa berharap kalau masalahnya tidak makin parah. Keluarga kami harus berdamai."

"Aku takkan bilang begitu kalau jadi kau," pungkas Zoe. "Keluarga Merlin itu egois. Mereka ingin menguasai seluruh Mars, dan memaksa keluarga bangsawan lain tetap di bawah kaki mereka. Padahal, keluarga kita juga punya peran besar dalam membebaskan Mars."

Kiana lantas mendengus. "Entahlah. Kupikir masalahnya lebih rumit dari itu. Sangat rumit." Ia kembali mengingat-ingat tugasnya, yaitu harus menikah dengan Light agar keluarga mereka berdamai.

"Aku akan jadi pewaris tunggal keluargaku. Meskipun sejarah mengatakan bahwa Civerprinz dengan Haldgeprinz tidak bisa akur, tapi ... tapi kurasa itu bisa berubah di tanganku." Zoe melirik Kiana. "Aku ingin memulai era yang baru."

"Idealis sekali," puji Kiana (sekaligus mengejek). "Tapi, kalau kamu serius, aku mendukungmu, kok. Mungkin sudah saatnya semua keluarga bangsawan di Mars berbaikan. Demi kepentingan bersama."

"Ya. Aku juga berpikir demikian." Zoe tersenyum.

Tak lama setelah senyuman itu, lampu pembatas terakhir akhirnya redup. Zoe dan Kiana berada di tengah kegelapan. Tidak ada tanda-tanda kehidupan, apalagi tempat pelatihan yang mereka tuju. Keduanya mulai berpikir bahwa Searmann benar. Mereka salah jalan.

Akan tetapi, baru Zoe dan Kiana ingin putar arah, mereka dikejutkan oleh kilauan kuning yang super terang. Seolah-olah ada spons raksasa yang memblokade jalan mereka. Bukan! Itu bukan spons, tetapi memang besar sekali. Dan terang! Seperti kunang-kunang raksasa.

"I-itu..." Zoe termangu.

Apa yang ada di depan mereka sekarang adalah tembok bercahaya kuning yang punya banyak lubang dan celah. Ukurannya sangat besar, lebih besar dari istana Merlin, bahkan! Seketika keduanya sadar. Inilah tempat pelatihannya. Mereka sedang menatap salah satu sisi Teripang Kubus Kolosal (T.K.K).

Sinar kuning yang terang itu adalah warna cangkang T.K.K. yang akan bergonta-ganti dalam waktu tertentu menjadi hijau. Alasan mengapa lampu pembatasnya kian redup tak lain untuk menjaga T.K.K. tetap tenang. Sebab, makhluk prasejarah ini akan pergi jika ada cahaya terang di sekitarnya.

"Lihat celah-celah di tubuhnya," ujar Zoe kagum. "Sepertinya itu jalan masuk ke dalam makhluk itu."

"Ini akan jadi pengalaman yang tak terlupakan." Kiana menengadah demi bisa melihat puncak dari T.K.K. Ia kemudian menelan ludah sendiri. Gugup.

Zoe segera menghidupkan transmisi tim. "Searmann, Alexa, Rachel, segera susuri jalurnya. Kami sudah sampai di tempat pelatihan. Kalian pasti takkan percaya dengan apa yang kami lihat. Terlalu menakjubkan."

(Bersambung)

1
✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌
Fakta sih ini
Ayano
Aku kalau lihat pemberitahuan kek gini... selalu punya feeling gak enak setelahnya

Mungkinkah beneran 😱😱
Ayano
Kalimatnya aku suka 🤣🤣🤣
Meskipun ini pasti nadanya emosi tapi aku yang lagi nyari referensi kalimat makian buat tokohku malah demen wak 🤣
Tanata✨
"tembal" -> "tebal", kayaknya
DUKE: oh iya, terima kasih koreksinya 👍
total 1 replies
AGDHA LY
semangat nulisnya, seru banget adegan berantemnya!
DUKE: Siapp, terima kasih sudah mampir 🔥🔥
total 1 replies
AGDHA LY
ternyata luke ganteng 🤭
AGDHA LY: gpp poin minus nya jadi bikin kangen kwkwk
DUKE: tapi rada songong xD
total 2 replies
AGDHA LY
benjol kwkwkw
AGDHA LY
kwkwk pantesan kepalanya botak 🤭
Tanata✨: wkwkw
AGDHA LY: sial, makin ngakak 🤣🤣
total 3 replies
Surianto J. Baen
update donk
DUKE: Ditunggu ya ^^ Terima kasih sudah baca.
total 1 replies
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Tetap semangat Thor 💪💪
DUKE: Terima kasih udah mampir, Kak 🤩
total 1 replies
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Lesap, Lesat apa Lenyap,, ya Thor 🤔🤔
DUKE: Lesap itu sinonimnya lenyap, sengaja kupake biar ada diksi baru hehe..
total 1 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ🅟ₐₗ🅘ₙ𝓰🅟ᵢₙₜₐᵣʸᵒ🅤🤎
yg dilakukan kambing humanoid, seperti kiamat yg menghancurkan segala2 y sampai kelobang semut pun dihancurkan
DUKE: kambing humanoid itu niatnya buat nyelametin warga Mars supaya nggk jd korban kalo dewa mereka ngamuk
total 1 replies
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Nyimak dulu ya thor 😁😁
DUKE: Siapp 😁
total 1 replies
Ayano
Calon calon depresi karena harapan semuanya terlalu tinggi padanya
Semoga aja dia bisa mengemban itu
DUKE: Mari kita doakan sama2 wkwk
total 1 replies
Ayano
Wak wak... namanya bagus 😳😳😳
Aku suka aku suka
DUKE: Sejauh ini nama Kiana juga jadi favoritku sih wkwk
total 1 replies
Ayano
Wah... netijen julid
Ayano
Hooo. beneran kan plot twist
Aku ampe bingung mo dukung siapa karena awalnya mereka saklek semua 😅
Sekarang mungkin aku sudah menentukan pilihan
DUKE: Hohoho semoga pilihan Anda tepat 🤭
total 1 replies
Ayano
Parah banget
Dewa egois katanya
Tapi.... pasti ada plot twist nanti
Ayano
Aku bayanginnya mars beneran runtuh cuy 😳
DUKE: Iya, kesian rakyat mars ditinggalin dewanya 🥲
total 1 replies
Shopia Asmodeus
ada pepatah mengatakan darah lebih kental daripada air itu sendiri 🤣🤣😹
✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌: ada apa dengan otakku!, liat kalimat gitu doang langsung menjurus ke yang kotor aja
Yamti Suwadi: klo yg lebih kental lagi apa hayo
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!