Paula adalah anak seorang Count yang sudah jatuh, di ambang kebangkrutan keluarganya, dia dijodohkan untuk menikahi seorang Duke.
"Aku menikahimu agar aku dijauhkan dari para wanita yang menganggu. Tahu batasanmu!"
Setelah berkali-kali disakiti oleh ucapannya, Paula masih mau bertahan untuk menyelamatkan wajah orang tuanya hingga Mereka menghabiskan malam bersama dan Paula hamil.
"Wanita murahan sepertimu mengaku hamil anakku?"
Sampai akhir pun Paula masih saja disakiti.
Lalu bagaimana nasib Paula selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Peri Bumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Setelah beberapa saat, Paula tahu bahwa nama wanita itu adalah Grea Vanola. Anak dari Grand Duke Kerajaan Tamim. Ibunya adalah sepupu dari Ibu Delta. Kono dulu, Delta sempat dijodohkan dengannya.
"Yah, dia sudah menemukan jodohku lagi." Kata Paula pelan.
Orang yang setia menemani Paula hanya Ann dan Leah. Selebihnya para pelayan saling bergunjing satu sama lain terhadapnya.
Gery sang kepala pelayan yang tak pernah menunjukkan keramahan padanya itu pun akhirnya menunjukkan simpati karena sikap Duke yang semakin lama semakin menjadi. Memperlakukan Paula sebagai objek belaka dan tak pernah memanusiakannya.
***
Mungkin Paula terlalu stress sehingga kepalanya sedikit berdenyut. Dia belakangan mengganti kebiasaan minum tehnya yang tadinya suka dengan aroma jasmine tea sekarang menjadi camomile tea. Teh itu bagus untuk menenangkan pikirannya dan membuat mudah terlelap di malam hari.
Paula sengaja menghindari pertemuannya dengan Grea secara pribadi berduaan karena jika melihat sikap Grea yang kekanak kanakan pasti akan timbul masalah.
Dan benar saja, sesuatu yang dikhawatirkan Paula benar benar terjadi.
"Kapan kau berniat meninggalkan rumah ini?"
Dari yang dilihat Paula mungkin usianya baru 18 tahun. Melihat baground keluarganya jelas dia akan bersikap angkuh dan tidak akan menghargai orang yang ada dbawahnya.
"Tanyakan saja pemilik rumah ini. Kapan dia akan menendangku!"
Paula yang bersikap acuh tak acuh itu ingin segera pergi, tapi Grea sudah terlanjur menghalanginya.
"Dasar wanita murahan. Seharusnya tempat di samping Kakak Delta itu adalah tempatku!" Dia berteriak mengeluarkan seluruh energinya.
Paula ingin sekali melawan dan meladeninya, sayang sekali Dia yang lebih dewasa dan waras pasti bisa mengalah.
"Terserah! Kalau mau protes, protes saja Kakak tercibtanu itu!"
"Diam..." Grea hendak bertindak lebih jauh tapi dia keburu melihat siluet Delta mendekat.
"Hiks..hiks...hiks..."
"......?"
Tiba tiba saja Grea menangis. Paula kebingungan dengan sifat anak tersebut yang seperti orang gila. Sementara yang lalu dia marah marah lalu sekarang menangis. Seolah penjahatnya adalah Paula.
"Apa yang kau lakukan?"
Sekarang Paula tahu, anak itu sedang berakting karena Delta datang.
"Kakak...." Grea buru buru memeluk Delta dan menangis di dalam bidangnya.
Delta menatap Paula dengan tajam. Tapi Paula hanya tersenyum sinis. Paula salah menilainya sikapnya yang kekanakan. Dia ternyata adalah anak yang licik dan munafik.
"Kakak... hiks...hiks..."
"Paula Delmar." Delta memanggil nama asalnya, Delmar dan bukan sebagai istrinya Grovan. Artinya Dekta ingin Paula sadar tempatnya.
"Haruskah aku ikut menangis juga?" Kata Paula seakan mengejek keduanya.
"Minta maaflah pada Grea!"
'Perintah itu lagi ' Paula benci di dikte apa yang harus Dia lakukan. Apa yang tidak boleh dia lakukan. Paula harus ini, Paula tidak boleh itu. Paula sangat membenci Delta.
"Bermimpilah karena itu gratis!" kata Paula yang menunjukkan pemberontakannya.
Paula kemudian melangkah pergi untuk menjauhi mereka berdua.
'Sialan!'
***
Besoknya lagi Paula pun bertemu dengan Grea lagi. Paula benci itu, tapi namanya juga tinggal serumah, jadi mana mungkin tidak bertemu sama lain.
Tapi Paula hari ini Dia mau keluar sehingga Paula melewati Grea begitu saja.
Grea yang merasa diabaikan itu pun merasa kalau Paula, gadis rendahnya yang mencuri tempatnya itu harus merasakan akibat tak sopan dengannya. Ternyata Grea cukup pemarah dan pendendam.
"Awas kau ya!"
Paula beranjak pergi meninggalkan Tuan Putri manja.
Paula ternyata pergi ke Book Street no 5. Dia menemui Cleo karena rindu. Berkat Cleolah, Petra bisa ketemu dan memberinya kabar. Juga verkat Cleo hubungan Ayah dan Kakaknya membaik.
"Kau terlihat pucat Paula. Apa kau sakit?" Tanya Cleo, dia mengkhawatirkan Paula.
"Tidak kak, mungkin aku hanya kurang istirahat." singgah Paula. Kepalanya akhir akhir ini terus berdenyut.
"Memangnya menjadi seorang Duchess sesibuk itu? sampai sampai kurang istirahat." Cleo mengejek Paula.
Paula tertawa getir. Kepalanyabterus berdenyut. Dia meminta Alex untuk membawakan segelas air putih lagi. Sebelum Alex kembali Paula ternyata pingsan di sofa.
Cleo yang panik segera memanggil dokter langgannya untuk memeriksa Paula.
"Dia tidak apa-apa Tuan. Dia hanya hamil." Sang Dokter memberi tahu. "Tolong jangan terlalu stress dulu. Sepertinya dia banyak pikiran."
Paula dibiarkan istirahat di lantai 2 dengan tenang. Cleo dengan sabar menungguinya sampai dia siuman.
"Tuan...." Paula akhirnya sadar.
"Paula..."
"Maaf merepotkan Tuan."
"Tidak masalah, lain kali kalau lelah jangan paksaan kesini. Apalagi kondisi sedang hamil."
"Hamil?" Paula berteriak kaget.
"Apa kamu tidak tahu?"
Paula menggelengkan kepalanya. Kemudian tersenyum kecut. Hal yang tidak dia prediksi.
"Tuan..." Paula memanggilnya dengan tatapan serius. "Bisakah Tuan rahasiakan kondisi saya?"
"....?"
"Saya tahu Tuan pasti penasaran. Tapi saya akan jujur. Kondisi saya sedang tidak baik di sana. Jadi saya ingin merahasiakan kondisi saya ini."
"Katakan Paula. Apa dia menyakitimu."
Paula ingin sekali menjawabnya iya. Tapi takut membuat Cleo kecewa. Cleo yang menyayanginya sebagai anggota keluarganya itu pasti akan mengutuk Duke.
"Yah, hanya masalah antara pasangan yang sudah menikah." Paula akhirnya berkilah.
"Kalau ada apa apa tolong kabari aku atau kalau butuh bantuan. Tolong jangan sungkan."
Paula tersenyum.
"Terimaksih Kak."
Paula menahan sesuatu karena ingin berbicara serius dengan Cleo. "Seandainya... seandainya... aku butuh bantuan. Apa Kakak akan membantuku?"
"Apa yang kau katakan Paula. Aku akan berlari dan menolong adikku."
Paula seketika ingin menangis. "Terimakasih... terimakasih Kak."
Deg. Dada Cleo berpacu kencang. Paula akhirnya memanggilnya Kak.
Masih berlanjut atau sudah tamat?? Authornya 😁😁
Udah naik 2 Kg pas sakit Turun 3 Kg,kan Ngeselin 🤦🏿
Orang Miskin hanya bisa Gigit jari kalo di Hina,jadi udah ga Aneh lagi Miskin selalu Salah di mata Hukum mana pun 😓.