Galexia Ranendra, gadis bebas, bar bar, seenaknya, tidak mau di kekang oleh aturan apa pun, terpaksa di persatukan dengan banyak aturan bersama seorang pria yang bernama Pradivta Agas. Pria yang di pilihkan oleh kedua orang tuanya untuk menjadi partner hidup tanpa persetujuan darinya.
Bahkan Galexia tidak tahu dengan jelas siapa pria berwajah manis dan berkulit bersih yang selalu berusaha menarik perhatiannya.
Lalu bagaimana setelah Galexia tahu kalau Pradivta adalah pria penjual es doger yang sudah membuatnya kesal karena merasa di PHP? Dan artinya Pradivta adalah seorang Intel.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa?
"Maaf kami baru tau kalau Eyang Sari mendapat musibah seperti ini," Crystal menggenggam tangan calon besannya lembut, menatap sendu pada wanita tua yang saat ini tengah tersenyum tulus padanya.
"Enggak apa apa Nak, saya juga sudah mulai baikan. Mungkin nanti sore di bolehin pulang sama dokternya,"
Crystal mengangguk, raut wajahnya belum berubah- dia masih terlihat khawatir. Bagaimana dirinya tidak khawatir, saat Galexia mengabari kalau Eyang Sari masuk rumah sakit karena kejambretan, dirinya hampir saja semaput karena shock. Crystal tidak bisa membayangkan seberapa parah luka yang di alami oleh calon besannya.
Hingga pada akhirnya dia bisa melihatnya sendiri bagaimana kondisi Eyang Sari sekarang, cukup parah walaupun sudah lebih baik dari kemarin.
"Ya sudah, Eyang Sari istirahat jangan banyak gerak dulu. Biar Xia nemenin Eyang disini, Mami sama Papi pulang dulu ya- jangan tinggalin Eyang pokoknya!" Crystal mengalihkan pandangannya pada Galexia yang tengah memainkan ponselnya, ibu satu orang anak itu menatap tajam pada siang putri- terlihat begitu mengintimidasi hingga membuat Galexia mengangguk patuh.
"Disini juga ada Divta, Nak Crystal jangan khawatir." Eyang Sari tersenyum tipis, ekor matanya melirik pada Pradivta yang tengah berbincang dengan calon mertuanya.
Pria muda itu menipiskan bibir, mengisyaratkan kalau semuanya akan baik baik saja setelah ini. Dirinya sudah membereskan sedikit masalah yang menimpa sang Eyang, membuatnya cukup tenang untuk beberapa waktu, walaupun sebenarnya masih ada hal yang membuat dirinya tidak karuan, yaitu ucapan Galexia.
Apa yang harus dia lakukan?
💞
💞
💞
Beberapa belas menit setelah kepulangan Crystal dan Galaska, Eyang Sari kembali terlelap. Obat yang di berikan perawat padanya tadi perlahan merenggut kesadarannya, wanita tua itu kembali tidur. Eyang Sari harus banyak istirahat agar tubuh renta nya bisa segera pulih.
Jujur tadi dan sejak semalam ketika dirinya baru saja sadar, Eyang Sari merasakan tubuhnya remuk redam. Terlebih di area kepala dan juga kaki, kepalanya berdenyut sementara kedua kakinya terasa kaku untuk di gerakan.
Dan sekarang setelah sadar dalam waktu beberapa jam tubuhnya sedikit lebih rileks dan nyaman hingga dirinya kembali tertidur. Dan ketika Eyang Sari tengah menikmati waktu istirahatnya, ada dua anak manusia saling diam. Mereka berdua tidak berbicara sepatah kata pun setelah kepergian orang tua dan calon mertuanya.
Keduanya masih bungkam, terlebih sang gadis yang memang sengaja mendiamkan sang pria karena tidak kunjung mendapatkan jawaban atas pertanyaannya tadi pagi.
Galexia meminta kejujuran calon suaminya, perihal siapa pria itu sebenarnya. Bekerja dimana, dengan siapa, pokoknya dia butuh kejelasan. Maka dari itu Galexia memilih mendiamkan Pradivta, berharap sang calon suami mau menjelaskan semua rahasia yang belum dia ketahui.
"Kamu lapar gak?"
Pria yang sejak tadi sama membisu nya seperti sang gadis kini mulai bersuara. Walaupun terlihat gugup dan ragu, tapi dia mencoba untuk mengusir rasa sepi di ruangan ini. Dia merasa kalau ruang rawat inap kelas VIP yang di tempati Eyang nya, lebih mirip kamar mayat- sunyi dan sepi.
Hanya ada hembusan angin yang tidak terlihat, padahal di ruangan ini ada dua orang anak cucu Adam yang masih hidup, bernapas dan sadar lahir batin tentunya.
"Kalau kamu lapar, aku mau nyari-,"
"Gue butuh kejujuran lo! Tapi kalau lo tetep diam, jangan salahin gue nanti kalau apa yang lo sembunyiin selama ini bakalan kebongkar secepetnya."
Galexia melirik tajam pada Pradivta, wajahnya terlihat datar- tatapannya begitu menusuk dan menuntut. Pradivta menghela napas kasar di buatnya, pria itu memalingkan wajahnya ke arah lain- terlihat memejamkan kedua matanya frustasi.
"Sekarang pilihan lo cuma dua, lo jujur atau gue tau dari-,"
"Besok, besok aku bakalan bawa kamu kesuatu tempat. Kalau Eyang udah mendingan, aku bakalan kasih tau kamu apa yang sedang terjadi selama ini." selanya cepat.
Galexia bungkam, gadis itu menatap tidak berkedip pada Pradivta yang tengah menampilkan raut wajah serius. Baru pertama kali ini dia melihat pria itu serius saat bersitatap dengannya, kenapa? Apa permintaannya tadi terlalu memaksa atau egois?
Rasanya tidak! Itu masih tahap wajar bukan.
Galexia tidak menyahut, dia hanya mengangguk lalu bangkit dan berjalan mendekat pada Eyang Sari. Gadis itu mendudukkan dirinya kembali di dekat wanita tua itu, menatapnya lekat lalu membelai punggung tangan yang sudah keriput itu dengan lembut. Galexia seolah tengah mengadu pada Eyang Sari kalau dia berhasil membuat Pradivta menyerah dengan segala rahasia yang di miliki nya selama ini, dirinya jadi tidak sabar.
💞
💞
💞
Galexia mematutkan penampilannya di cermin. Gadis berwajah bule itu menipiskan bibir kalau melihat penampilannya sekarang. Pakaian santai yang di pakainya membuat gadis itu terlihat lebih cantik dan bebas, celana jeans panjang di padukan dengan hoddie berwarna abu membuatnya kembali menipiskan bibir.
Dia tidak tahu harus memakai pakain yang seperti apa sekarang, karena tidak tahu mau dibawa kemana hari ini oleh Pradivta. Mungkin kalau pria itu memberikan sedikit kisi kisi akan sedikit lebih mudah.
"Xia, ada yang nyariin!"
Teriakan sang Mami dari balik pintu membuat lamunan Galexia berantakan. Gadis itu memejamkan kedua matanya lalu segera mengambil langkah untuk keluar dari kamarnya.
Kedua kaki jenjang berbalut sepatu vans putih itu berjalan cepat menuruni undakan anak tangga, hingga pada akhirnya sampai di lantai bawah dan tidak lama sudah berada di ambang pintu. Namun langkahnya seketika terhenti saat kedua matanya melihat sesuatu yang jauh dari ekspetasinya, dahinya mengerut seakan tengah berpikir keras- itu bukan orang yang dia tunggu sejak tadi.
"Lo siapa? Ngapain nyariin gue?!" tanyanya dengan nada tidak ramah.
Orang itu berbalik, kedua matanya menatap lekat pada gadis yang tengah menampilkan tatapan pemangsa ke arahnya.
Siapa orang itu, apa Galexia mengenalnya? Dengan penampilan jauh dari kata rapih, pakaian lusuh ala kadarnya, sungguh itu berhasil membuat tangan Galexia gatal ingin menggantinya.
"Kemarin kamu mau tahu aku ini sebenarnya, apa, dimana, dan siapa kan? Sekarang ikut aku, jangan banyak bertanya sebelum kita sampai!" cetus nya tanpa ingin berasa basi.
MASIH DALAM SUASANA LEBARAN IDUL FITRI 1444HIJRIAH, MAS UNTUK MAKAN SATE DOLO🙈🙈🤣🤣
lanjut ke Tiger ugerrrr 😁😁😁
Bagus ceritanya buat aq senyum" sendiri di dukung dg visual tmbah keren skaleeee👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻