NovelToon NovelToon
ME?

ME?

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Romansa / Tamat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Bravania

Ketika Tuan Muda punya perasaan lebih pada maid sekaligus sahabatnya.
Gala, sang pangeran sekolah, dipasangkan dengan Asmara, maidnya, untuk mewakili sekolah mereka tampil di Festival Budaya.
Tentu banyak fans Gala yang tak terima dan bullyan pun diterima oleh Asmara.
Apakah Asmara akan terus melangkah hingga selesai? Atau ia akan mundur agar aman dari fans sang Tuan Muda yang ganas?

Happy Reading~

•Ava

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bravania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Struggle

Gala bernapas lega saat melihat Asmara sudah menunggunya di dekat mobil.

"Kau berangkat?"

"Kenapa? Kau berharap aku sakit?" Asmara sebenarnya tahu, Gala khawatir padanya karena kejadian kemarin.

"Ck. Tidak. Ayo, berangkat!"

~·~

Bisikan keras terdengar sepanjang Asmara berjalan di koridor menuju kelasnya. Dan jangan lupakan tatapan sinis dan tajam yang sebagian besar tertuju padanya.

"Ck. Tak tahu diri sekali."

"Bisa-bisanya ia dipasangkan dengan Gala kita."

"Dia tak ada bagusnya sama sekali."

"Lihat penampilannya! Tak cocok bersama Gala."

Sepertinya kabar ia yang dipasangkan dengan Gala untuk Festival Budaya bulan depan sudah menyebar. Huh.. Asmara sepertinya akan lebih banyak menghela napas mulai sekarang.

'Harusnya memang dari awal aku menolak tawaran ini. Kenapa juga harus aku yang dipasangkan dengan Gala?! Apa sebaiknya aku mundur saja? Sebelum terlanjur aku berlatih dengan Hyunjin.' -Asmara

Puk

Sebuah earphone terpasang di telinga kiri Asmara yang membuatnya berhenti dan menoleh pada pelakunya.

"Ini salah satu lagu yang akan kita pakai. Dengarkan lalu beri tahu aku bagian mana yang bagus dan cocok nanti saat istirahat makan siang."

Iya, itu Gala. Asmara masih diam meski pemuda itu sudah selesai berbicara.

"Cukup dengarkan lagu ini. Jangan dengarkan yang lain. Kita harus mendapat bagian terbaiknya. Oke?!"

Asmara masih diam. Dia hanya menerima saat Gala menyerahkan Ipod dan memasangkan satu earphone lagi ke telinganya.

"Aku pergi dulu. Tetap dengarkan lagu itu, Mara."

Asmara masih diam memandangi punggung tegap yang kini berjalan menjauh darinya.

"Ayo, ke kelas!"

Asmara tersentak kaget. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Eric tengah tersenyum lebar.

"Huh! Kau mengagetkan aku, Eric."

"Kau juga kenapa melamun di tengah koridor? Ayo, masuk!"

Gadis dengan pipi bertabur bintang itu hanya diam mengikuti Eric memasuki kelasnya. Iya diam. Diam-diam memikirkan cara untuk bisa meminta seseorang menggantikannya tanpa ketahuan oleh Gala.

~·~

Asmara masih berkutat dengan buku saat Gaka mendatanginya.

"Hei, ayo makan! Aku lapar."

"Kau duluan saja. Aku harus meyelesaikan tugas tambahan."

Asmara memberikan kotak bekal pada Gala yang menatapnya dengan pandangan menyelidik.

"Nanti aku akan menyusulmu ke rooftop."

"Aku tunggu di sini saja."

"Tidak bisa. Kau pasti akan menggagguku."

"Aih. Ya sudah, cepat! Ku tunggu di rooftop."

Setelah Gala tak terlihat lagi, Asmara membereskan barang-barang di mejanya dan berlalu keluar kelas.

Asmara mendatangi kelas 2-4. Kelas seseorang yang ingin ia temui sekarang.

"Permisi."

Seorang gadis menoleh pada Asmara yang tengah berdiri di pintu kelas.

"Oh. Hai, Asmara. Ada perlu?"

"Kebetulan, aku ingin bicara denganmu, Nada."

Iya. Itu Senada Rahayu yang dulu pernah Asmara sebut lebih pantas dipasangkan dengan Gala.

"Oh? Aku?"

"Iya. Apa aku mengganggumu?"

"Ah.. Tidak, tidak. Kemari. Pasti sangat penting sampai kau mendatangiku ke kelas. Ada apa?"

Felix duduk di kursi yang berada tepat di depan gadis bersurai kemerahan itu.

"Em.. sebenarnya.. Aku ingin memintamu agar menggantikanku berpasangan dengan Gala di Festival Budaya. Kau.. mau, kan?" Asmara ragu-ragu mengutarakan niatnya. Takut Nada merasa tersinggung atau apa.

Nada menatap Asmara yang memandangnya penuh harap.

"Kenapa kau ingin mundur, Asmara?"

"Ku rasa kau lebih pantas dipasangkan dengan Gala dari pada aku."

"Kau yakin bukan karena fans-fans Gala yang tidak jelas itu?"

Kini jadi Asmara yang terdiam. Jujur saja, memang itu kan alasan utamanya. Dan sebenarnya, ucapan Nada barusan sedikit menohok hati kecil Asmara.

Nada tersenyum melihat teman beda kelasnya yang terdiam karena pertanyaannya barusan. Ia percaya gadis di hadapannya ini hanya perlu diyakinkan bahwa sebenarnya ia mampu.

"Hei, Asmara!"

Nada menjeda ucapannya sebelum melanjutkan.

"Jangan menyerah hanya karena ucapan fans Gala. Mereka hanya iri padamu. Kau bisa bersama dengan Gala sedangkan mereka tidak."

Asmara merilexkan badannya yang sedikit tegang karena ucapan Nada.

"Tapi mereka selalu bilang bahwa aku tak pantas dipasangkan dengan Gala. Belum lagi sindiran lain yang selalu bisa kudengar."

"Jangan dipedulikan! Seharusnya kesempatan ini kau gunakan untuk membuktikan bahwa kau lebih dari pantas untuk pangeran mereka itu."

Asmara sedikit merenungkan ucapan teman beda kelasnya itu.

Tak lama senyuman pun muncul di bibirnya.

"Huh. Kalau begitu aku tak jadi memintamu menggantikanku. Dan aku akan terus berusaha."

"Kalian harus sama-sama berusaha."

"Tentu saja. Kalau begitu aku pergi dulu. Terimakasih, Nona manis."

Nada membalas senyuman Asmara sebelum gadis itu keluar dari kelasnya.

Sesuai janjinya, Asmara menyusul Gala ke rooftop. Saat ia sampai, pangeran sekolah itu terlihat baru saja selesai bicara pada seseorang lewat ponselnya. Bahkan kotak bekal yang ia bawa isinya terlihat masih utuh.

"Kenapa belum makan? Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Kau harus mengisi perutmu."

"Kenapa berbohong?"

Asmara tak berani menatap Gala yang bahkan tak melihat ke arahnya sama sekali sejak ia datang.

"Berbohong apa?"

"Jangan pura-pura tidak tahu apa yang ku bicarakan, Asmara."

Kini Asmara menunduk. Ia yakin Gala tahu soal ia yang menemui Nada tadi.

Gala beranjak menghampiri Asmara yang masih betah berdiri hingga jaraknya tak lebih dari 20 centi.

"M-maaf.."

Asmara hanya berani menatap ujung sepatu Gala yang kini ada di depannya.

"Apa yang pernah ku katakan tentang tetap ikut festival? Kau lupa?!"

"D-dengarkan a-aku dulu!"

Berkat jarak yang sangat dekat, Gala masih bisa mendengar ucapan Asmara yang lirih itu.

"Jadi?"

"A-aku.. memang meminta Nada untuk menggantikanku."

Asmara mendongak dan menyambung ucapannya dengan cepat.

"Tapi tidak jadi. Aku akan tetap ikut festival ini sebagai pasanganmu."

Senyum tipis terukir di bibir Gala tanpa disadarinya. Apa dia tahu jika senyumnya dari jarak sedekat ini cukup berbahaya bagi Asmara? Jadi ia menunduk lagi.

"Aku harus bisa membuktikan pada orang-orang jika aku memang pantas disandingkan dengan pangeran mereka, bukan?"

Gala tak kuat menahan untuk tidak mengusak kepala pemuda yang kini tengah menunduk di hadapannya dan juga memasang senyum lebarnya.

Grep

Senyum Asmara tergantikan dengan wajahnya yang sedikit kaget.

"Jangan pernah ragu lagi. Aku akan selalu bersamamu, Mara."

Asmara hanya bisa mengangguk pelan mengiyakan Tuan Mudanya itu.

Brakk

Asmara melepas pelukan Gala saat pintu rooftop terbuka. Bisa ia lihat dua orang laki-laki yang menyeret seorang perempuan dan laki-laki.

"Gala, ayo pergi!"

Asmara berbisik pada Gala yang masih berdiri dekat dengannya.

"Tidak. Kita ada perlu dengan mereka'"

"Hah?! Ki-kita?!" Asmara memandang Gala dan orang yang baru datang bergantian.

Saat sampai di depan Gala, dua pemuda itu mendorong dua orang yang mereka bawa tadi.

"Mereka orang yang kau cari, Gala. Ck. Dasar sampah!"

"Ya. Dan juga pengecut."

Seorang pemuda berwajah sedikit imut menimpali ucapan pemuda dengan rambut sewarna brokoli.

"Thanks, Kak Hans. Kau juga, Vidi."

Ucapan Gala hanya diangguki keduanya.

Jadi, malam hari setelah kejadian di loker itu, Gala segera menghubungi Hans. Karena ia tahu betul, Hans -si rambut brokoli- dan juga Vidi -si pemuda berwajah imut- adalah dua temannya yang handal dalam mencari atau melacak orang. Dan sekarang bisa kita lihat hasilnya, bukan?

"Jadi, kalian yang meletakkan bangkai di loker Asmara?"

Dua manusia di hadapan Gala itu sama sama menunduk.

Hening beberapa saat sampai si lelaki angkat bicara.

"A-aku hanya melakukan perintahnya."

Si gadis hanya membulatkan matanya saat ia ditunjuk oleh pemuda di sampingnya.

Bugh

Bugh

Bugh

Gala meninju dan menendang pemuda itu hingga tersungkur dengan pipi lebam dan sudut bibir kiri yang berdarah. Jangan lupakan perutnya yang bisa dipastikan akan lebam beberapa hari karena tendangan Gala.

Asmara yang di samping Gala menahan lengannya saat akan melayangkan tinju lagi. Gala tahu Asmara tak suka melihatnya seperti ini.

"Minta maaf pada Asmara dan jangan ulangi lagi. Nyawamu taruhannya jika kau berani melukainya."

Pemuda itu buru-buru membungkuk pada Asmara.

"M-maafkan aku, Asmara."

"Ah. I-iya."

"Pergi."

Dan pemuda itu segera berbalik saat Gala menyuruhnya pergi. Tatapannya kini beralih ke si gadis.

"Kau! Kau harus bersyukur karena kau perempuan. Ku rasa skors 1 bulan cukup untukmu."

Bukan gadis itu, tapi Asmara yang terkejut.

"Ga-Gala, jangan!"

"Jangan kasihan pada dia, Asmara."

"Aku tak butuh belas kasihanmu."

Gala pasti sudah menampar mulut gadis itu jika Asmara tak menahannya.

"Aku tak tahu apa masalahmu, Ryuka. Tapi aku memaafkanmu-"

"Aku tak butuh maafmu. Yang ku butuhkan adalah kau menjauh dari Gala."

Gala maju dan mencekik leher gadis itu. Asmara yang melihatnya segera saja mencoba agar Gala melepas cekikannya.

"Gala, please. I beg you."

Gala melepaskan gadis itu dengan tatapan tajam yang tak lepas dari gadis itu.

"Minta maaf pada Asmara. Sekarang."

"Tidak akan!"

Gala sudah siap maju, namun lagi-lagi Asmara menahannya.

"Ku pastikan hukumanmu dimulai besok dan poinmu ku jamin akan berkurang setengah dari poinmu sekarang."

"Ayo, pergi!"

Asmara sempat melihat Ryuka yang menatapnya tajam dan penuh kebencian sebelum ia ditarik pergi oleh Gala diikuti Hans dan Vidi.

'Kenapa aku harus ragu lagi? Kenapa mereka tak suka jika aku dekat dengan Gala? Jika bukan karena aku maidnya Gala, aku juga pasti tak akan dekat dengannya. Apa aku harus mencoba untuk berhenti lagi?' -Asmara

1
Awa De UwU lavita uwu
Akhirnya ketemu cerita yang bikin aku kecanduan baca!
Ava: ikutin terus ceritanya yaa. happy reading😘
total 1 replies
Texhnolyze
Ceritanya keren banget, thor. Sangat menginspirasi!
Ava: aw.. makasiii. semoga ceritaku bisa menghibur temen temen. pantengin terus yaa😆
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!