Maria, berasal dari keluarga miskin di desa. saat ayahnya sedang sakit keras, ia terpaksa mengikuti tawaran dari tetangganya bekerja di kota, namun sayang, ia justru di jual sebagai wanita penghibur. saat hendak melayani tamu pertamanya, ia kabur dan ditemukan oleh Diaz.
Diaz adalah duda 39 tahun yang kaya raya namun ia diceraikan oleh istrinya karna dianggap tak bisa memberikan keturunan. ia masih sangat mencintai sang istri namun juga sakit hati karena ditinggal sebelah pihak.
Maria pikir ia sudah aman karena diselamatkan Diaz namun ternyata Diaz malah menyekap dan memanfaatkan keadaan Maria yang membutuhkan uang dengan mengajaknya kawin kontrak. Maria dipaksa untuk melayani Diaz, sampai Maria mampu memberikan anak untuknya. ia menggunakan Maria untuk membuktikan pada sang mantan istri bahwa ia tidak lah mandul
akankah keinginan Diaz terpenuhi atau perasaan cinta lambat laun tumbuh diantara mereka?
Fllw ig othor bunda, kakak sekalian sebangsa setanah air : unchiha.sanskeh
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon unchihah sanskeh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hug
Sebastian terus menatap Amirah datar membuat Amirah semakin kikuk. bingung, benar itu yang di rasakan Amirah saat ini harus duduk atau harus tetap berdiri, harus diam di tempat atau ikut Maria yang sudah masuk lebih dulu ke dalam kamar rawat Diaz.
"Tu... tuan tidak mau masuk ke dalam?" Amirah memberanikan diri untuk mengajak Sebastian berbicara lebih dulu, meskipun suaranya sendiri terbata-bata terlalu gugup.
TROL TROL
brankas dorong yang membawa pasien gawat darurat datang cepat ke arah mereka. Sebastian menarik cepat tangan Amirah yang berada di tengah jalan sehingga Amirah berada tepat di pelukannya.
tak asing, Amirah kembali menempel di dada pria yang sama untuk kedua kalinya setelah di Luxury. meskipun karena tak sengaja, Amirah dapat merasai kembali tubuh besar Sebastian yang berbanding jauh dengan tubuhnya, tentu saja karena perbedaan umur mereka pun jauh. Amirah masih berusia 19 tahun, sedangkan Sebastian sudah berkepala tiga, lebih tepatnya 32 tahun, tujuh tahun lebih muda dari Diaz.
Kemeja putih dengan kancing atas yang di biarkan terbuka itu sudah tercemar banyak noda darah, dapat dengan jelas di cium Amirah aroma tubuh Sebastian minyak wangi yang tak kalah dengan bau anyir darah segar.
"Jangan coba-coba kabur lagi dengan Maria" bisik Sebastian di telinga Amirah.
Amirah langsung meneguk Saliva ketakutan, didorongnya tubuh Sebastian menjauh. kupingnya geli saat hawa panas dari mulut Sebastian masuk menggetarkan bulu-bulu halus di telinganya.
merinding...
...****************...
Maria masuk ke dalam ruang rawat, di lihatnya Diaz terbaring di tempat tidur kini wajahnya hanya penuh dengan perban, tak lagi darah.
Maria terus berdiri dekat ranjang, tangannya mengayun ke depan menyembunyikan matanya di lengan "hiks.. hiks" rintihnya kembali menangis.
"Mau menangis sampai kapan?"
mata Maria langsung terbuka, lengan itu langsung reflek menjauh dari wajahnya.
Maria menatap ke depan melihat Diaz membuat kedua pasang mata mereka bertemu. benar, Diaz sudah sadar.
"kamu bagaimana? baik-baik saja kan?" sambung Diaz malu-malu, dia langsung memalingkan wajah saat bertatapan dengan Maria.
Pluk
Diaz terbelalak, bola matanya melebar saat Maria berlari ke arahnya dan memeluknya kencang.
"hiks... hikss" Maria terus menangis mendekap Diaz.
Diaz menggerakkan tangannya kaku, menggapai kepala Maria, menggosok rambutnya lembut.
"Aku baik-baik saja, berhentilah menangis" wajah Diaz langsung memerah.
Maria malah semakin mengerang, kemeja Diaz kembali basah karena air matanya. Diaz menarik tangannya yang lain meraih pundak Maria, sehingga dekapannya semakin kuat kali ini tangannya tak lagi kaku, ragu-ragu untuk menyentuh Maria.
"Maaf karena tangan ini menyakiti kamu, membuat tubuh kamu jadi kesakitan" katanya halus masuk ke telinga Maria
"Kamu menyebalkan... benar-benar menyebalkan!!" Kata Maria terus menangis.
"selama kontrak belum berakhir, jangan pergi karena aku akan terus mengejar kamu hmm..hmm" Diaz mengangguk-angguk percaya diri.
buk buk
Maria mendorong tubuhnya dari dekapan Diaz. dipukul-pukul nya dada Diaz sampai Diaz merintih kesakitan.
"Aw.. aw" Diaz memegang dadanya menghalangi Maria untuk terus memukul.
"Seharusnya kamu dipukul saja sampai mati!!" Maria masih menangis namun kini tangannya sudah di tahan Diaz tak lagi memukul dadanya liar.
"Aku ingin tahu... " Diaz menatap Maria, tangannya naik meraih wajah Maria yang berada di atasnya.
"jika Suatu saat aku mati, berapa banyak kamu akan menangis? aku benar-benar ingin melihat itu" sambungnya, kali ini matanya serius menatap wajah Maria.
Slurp
Maria menghisap ingusnya
"hiks.. hikss" dan menggosok hidungnya menghalangi cairan dari hidung itu keluar.
"Kamu bilang apa tadi? hiks.." sambungnya sibuk menggosok muka.
"Sialan, lupakan saja" Diaz mengayunkan tangannya dari wajah Maria, wajahnya berpaling menyembunyikan mukanya yang kembali memerah.
"kamu bilang apa? hiks.." ulang Maria yang masih sibuk menggosok wajahnya sedang tangan yang lain sibuk membalikkan tubuh Diaz agar kembali menghadapnya.
"lupakan!!"
...****************...
halo ini author 🙋
terima kasih sudah membaca perjalanan Diaz sampai bab ini, untuk kakak yang marathon baca author ucapkan semangat kak
(☞ ᐛ )☞ kakak hebat.
author sayang kalian hehe (♡´▽`♡)
buat Maria nya hamil ya Thor biar happy ending
dan kita yang baca pun happy ending juga /Sneer//Sneer/