NovelToon NovelToon
Dermaga Hati Sang Marinir

Dermaga Hati Sang Marinir

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:3M
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Eirene, seorang model ternama, karena kesalahannya pada malam yang seharusnya dapat membuat karirnya semakin di puncak malah menyeretnya ke dalam pusara masalah baru yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, menjadi istri seorang tentara marinir.

Rayyan, anak kedua dari 3 bersaudara ini adalah seorang prajurit angkatan laut marinir berpangkat kapten, bukan hanya sederet prestasi namun setumpuk gelar playboy dan keluarganya turut melekat di belakang namanya. Tak sangka acara ulang tahun yang seharusnya ia datangi membawa Rayyan menemui sang calon penghuni tetap dermaga hati.

"Pergilah sejauh ukuran luas samudera, tunaikan janji bakti dan pulanglah saat kamu rindu, karena akulah dermaga tempat hatimu bersandar, marinir,"
-Eirene Michaela Larasati-

"Sejauh apapun aku berlayar, pada akhirnya semua perasaan akan berlabuh di kamu, karena kamu adalah dermaga hatiku."
-Teuku Al-Rayyan Ananta-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HANGOUT PART 2

"Lucu itu Eyi!" sambung Fara yang baru saja bergabung, tangannya melirik kaos yang dibawa oleh sang ipar.

"Iya kak, warna kesukaan Eyi!" jawabnya terkekeh.

"Kalo abang pake----"

"Ha-ha-ha! Unyu!" ujar Fara tergelak, terbayangkan seorang danyon memakai baju pink dengan membawa senjata laras panjang, kok lucu ya!

"Kak Eyi itu si playboy mau disuruh pake itu?" tanya Zahra menghampiri.

"Ray?" tanya Eirene memastikan jika playboy yang dimaksud adalah suaminya.

Zahra mengangguk, iyalah playboy mana lagi masa bang Fath.

"Iya, kalo jalan barengan pake ini kan lucu!" jawab Eirene, ia sering melihat para pasangan memakai baju couple'an, sepertinya jika Rayyan dan ia pun memakainya akan kelihatan kaya abegeh labil yang dimabuk asmara.

"Udah jam makan siang, Zahra laper mi---" rengek Zahra, umi Salwa begitupun mereka melirik arloji, memang tak terasa ke salon dan berbelanja saja sampe ngabisin waktu beberapa jam, perempuan memang dahsyat kalau sudah keluar.

"Pas banget neng! Nyak lagi kepengen gabus pucung," seru nyak Fatimah.

"Makanan mana tuh tante nyak?" tanya honey merasa asing. Kini mereka sudah berjalan keluar dari toko menuju lantai bawah.

"Betawi om Redi," jawab Fara.

Untuk urusan makan, nyak Fatimah mengajak mereka ke salah satu rumah makan adat betawi yang recomended. Keluar dari mall, honey memutar kemudi ke tempat yang dimaksud oleh nyak Fatimah dengan bantuan Fara dan nyak Fatimah sebagai navigator.

...***Gabus Pucung Haji Yassin***...

"Nih, neng--bu! Ini rumah makan favorit banget, pokoknya makanan disini tuh mantep polll!" nyak Fatimah menunjukkan jempolnya di udara.

"Oh ya? Boleh kalo gitu nyak besan!" balas Umi.

"Neng Eirene belum ngerasain kan nikmatnya semur *ati macan*?!" tanya nyak, jika Eirene terlihat kebingungan maka Fara sudah tertawa.

"Ati? Hati?" tanya nya memastikan, apakah semacam *foie gras* (pelafalan ***fwah-grah***) makanan mewah yang terbuat dari hati angsa.

"Rasain aja ntar! Pasti suka!" jawabnya sumringah. Suasana rumah makan yang *betawi banget* lengkap dengan ornamen ondel-ondel-nya, bagi Eirene ini cukup unik. Dunia memang benar---tanah air pertiwi memang unique palace.

Semur jengkol, nasi ulam, gabus pucung, soto betawi, dan gado-gado dipesan oleh nyak dan Fara demi menjamu keluarga besan.

"Nah neng! Ini ati macan!" Eirene terbengong-bengong melihat tampilan seperti semur pada umumnya, sementara Zahra, Umi dan Fara sudah tertawa melihat ekspresi Eirene.

"Enak?" tanya Eirene sangsi.

"Ya enaklah, kalo ngg enak ngga akan di ijual dimari!" jawab nyak.

Eirene menyendok semur jengkol, dalam pikirnya apa begini bentukan penganan dari hati macan?

Tangan-tangan indahnya memotong jengkol lalu melahapnya, alisnya mengernyit merasakan, "kok kaya ada bau-bau apa gitu?!"

Fara sudah tak bisa menahan gelak tawanya lagi, "nyak ih dosa ngibulin anak orang!"

"Ini semur jengkol Eyi," ucap umi ditertawai juga oleh honey, pasalnya Eirene begitu menjaga apapun yang masuk ke dalam mulutnya. Dan hari ini nyak Fatimah sudah berhasil membuat model ternama makan semur jengkol.

Eirene mengipasi mulutnya, "ahhhh honeeyyy, kenapa ngga bilang dari awal! Jengkol tuh apa? Kok ada bau gini nya?"

Kintan sampai tertawa dengan keusilan keluarga ini.

"Sebentar deh, kayanya pampers Saga udah penuh. Fara mau cari toilet dulu buat ganti pampersnya!"

"Oh, mau umi bantu ngga? Sini dekgam sama ummah dulu, uminya biar ambil pampers sama tissue basah," Salwa mengangkat Saga dari strollernya, mungkin karena kelamaan berbaring disana jadinya bagian belakang Saga terasa hangat.

"Biar Eyi temenin aja ke toiletnya kak, sekalian mau ke toilet juga," ucapnya.

"Oke!"

Saat mereka melintasi satu meja yang berada tak jauh dari meja mereka, terdengar suara sumbang dari ketiga perempuan.

"Mereka tuh siapa sih, so penting banget! Emang sehebat apa, timbang keluarga tentara aja ko hebohnya bisa sampe ngalahin keluarga Rapih amat!"

"Entah, keluarga apa tuh Ananta--ananta gitu?!"

Langkah Eirene dan Fara terhenti, kedua perempuan ini saling melirik, sudah pasti wajah keduanya sudah dalam mode senggol keroyok.

"Sekaya apa sih, paling-paling cuma buat sensasi doang, biar pamor mantunya naik, kan sebelumnya ada kabar ngga enak juga kan?!"

Fara sudah akan berbalik badan dan hendak menegur namun Eirene menahannya, kalaupun harus ribut tidak disini dengan keadaan membawa Saga.

"Jangan kak, inget bawa Sagara--" bisik Eirene, diliriknya baby Saga meluluhkan hati Fara. Dalam hal begini Eirene memang sudah berpengalaman, netizen memang maha budiman.

Beberapa belas lamanya mereka masuk ke dalam kamar mandi lalu kembali dengan tatapan mengawasi meja para perempuan nyinyir tadi.

"Kalo ngga inget bawa Saga udah gue gantung di atas tugu perbatasan negara!" desis Fara, terang saja dumelannya memancing penasaran.

"Kenapa Ra?"

"Kenapa kak Ra?"

"Itu tuh, julid banget mulutnya!" omel Fara dengan bibir yang sudah manyun.

"Mas!" teriak Eirene pada pegawai rumah makan.

"Ini udah semua kan makannya?" tanya Eirene pada yang lain.

"Biar umi aja yang bayar, Eyi--" tukas umi Salwa.

"Oh, oke umi. Tapi Eyi juga mau bayar meja yang itu!" tunjuk Eirene pada meja para perempuan nyinyir tadi.

Sontak saja Fara melotot, "kamu gila? Orang-orang julid gitu mau dibayarin?! *Are you kidding*?!" ia meneriaki Eirene.

Eirene tersenyum, "mereka nanya kan, siapa keluarga Ananta, sehebat apa keluarga Ananta. Maka ini jawaban Eyi kak, yaaaa, cukuplah buat beli mulut-mulut nggak berbudi," jawab Eirene.tak kalah sinis.

"Ini ada apa sih, siapa yang recokin keluarga umi?" tanya Salwa sudah ikut tegang bersama Zahra.

"Belum ngerasain di bom sama abang apa gimana?!" sewot Zahra.

"Biar nyak kasih pelajaran!" nyak Fatimah bahkan sudah mengencangkan sabuk dan menarik ujung lengan gamisnya. Sementara honey, ia duduk saja masih anteng dengan gabus pucungnya, lama-lama badan yang menurutnya singset itu jadi buto ijo juga disini.

"Biar si baju coklat Zahra yang jambak!"

"Fara yang bajunya biru tuh!"

"Umi sama Eyi yang badannya paling bongsor, kayanya beras di rumah boros tuh!" desis umi menimpali ucapan anak dan mantunya.

"Tante Kintan megang dekgam, om barbie sama nyak jadi tim hore!" lanjut Zahra.

"Oke!" jawab Eirene mantap.

"Ngapain sih repot-repot dilawan, suruh aja bang Ray sama bang Fath sergap dan lumpuhkan, buang ke laut!" ujar Honey.

"Iya mbak?" si pelayan mendekat.

"Boleh minta bill-nya?" pinta Eirene,

"Sama meja yang itu ya!" tunjuk Eirene, si karyawan rumah makan menoleh.

"Iya,"

"Semuanya jadi---"

"Ngga perlu, biar umi yang bayar semua! Belum tau umi siapa!" ujarnya dengan wajah kesal dan sombong.

"Nanti kalo mereka nanya, abang jawab aja dari keluarga Ananta! Inget, keluarga Ananta!" pesan umi Salwa berulang kali sampai si karyawan khatam nama keluarga ini

Mereka sudah selesai makan, tapi belum juga pulang demi mengetahui reaksi para perempuan itu.

"Liat--liat tuh mi! Mereka mau bayar!"

"Kesel banget dah! Orang kaya gitu harusnya di gebokin neng!" omel nyak.

Mereka melirik ke arah meja Eirene dengan wajah meringis malu, takut dan gugup karena sejak tadi wajah para kaum hawa Ananta ini begitu keruh.

"Kita samperin sekarang apa gimana?" tanya umi sudah mengepalkan tangan.

"Bentar-bentar, Eyi iket rambut dulu!"

"Bu, ibu yakin?" tanya Kintan.

"Tante Kintan diem aja ngga usah ikutan. DAN JANGAN LAPOR ABANG!" Fara mewanti-wanti.

"Ini tuh udah jam 3, kebangetan belum pada pulang!" Rayyan menggaruk kepalanya frustasi, begitupun Al Fath, diam-diam tapi jarinya sudah berkabar dengan sang istri, PULANG!!!

"Umi bawa mereka kemana sih bi, lama amat!" decak Rayyan, pasalnya besok ia dan Eirene akan memulai kehidupan keluarga kecil mereka di rumah dinas.

"Nanti juga pulang," jawab Abi Zaky yang sudah tak aneh lagi jika Salwa sudah keluar.

.

.

.

.

.

1
Ratna
kangen klan ini.. udah ke berapa kali baca.. tapi tetep ngangenin... makasih author ❤️
Furi Handayani
mantu2nya umi Salwa garang oeeyyy.. best women👍
Mama lilik Lilik
cerita yang menarik dan sangat good
kejora
Luar biasa
Mama lilik Lilik
maksudnya ma3jne apa ya Thor,maaf kalo saya gak tau🙏🏼
Ruzita Ismail
Luar biasa
Nuy
Dasar suami gada ahlak🤣🤣🤣🤣🤣
Dewi Kasinji
😭😭😭
Nuy
Dasar syaaaraaaaffffff rayyan 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Nuy
Eyi baik banget dah 😅😅
Nuy
Eyi emang antik 😅😅😂😂🤣🤣🤣
Dewi Kasinji
Luar biasa
Dewi Kasinji
ijin baca kak
Fiani Arifin Arifin
Luar biasa
Tiwi
o
fajar Rokman.
AQ kangen Abang Rayyan bpknya si cimoy
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
😁4
Rahma Lia
Senang deh bacanya,rasanya mau ngulang2 terus bacanya,,,aku terrayyan rayyan terlovely lovely deh kayanya.
Lisa
🤣🤣🤣🤣🤣
Lisa
cimoyyyy🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!