NovelToon NovelToon
Jika Aku Dipelukmu

Jika Aku Dipelukmu

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Enemy to Lovers / Rebirth For Love / Idola sekolah / Tamat
Popularitas:501
Nilai: 5
Nama Author: Miss Anonimity

Keinginan untuk dipeluk erat oleh seseorang yang dicintai dengan sepenuh jiwa, merasakan hangatnya pelukan yang membungkus seluruh keberadaan, menghilangkan rasa takut dan kesepian, serta memberikan rasa aman dan nyaman yang tak tergantikan, seperti pelukan yang dapat menyembuhkan luka hati dan menenangkan pikiran yang kacau, memberikan kesempatan untuk melepaskan semua beban dan menemukan kembali kebahagiaan dalam pelukan kasih sayang yang tulus.

Hal tersebut adalah sesuatu yang diinginkan setiap pasangan. Namun apalah daya, ketika maut menjemput sesuatu yang harusnya di peluk dengan erat. Memisahkan dalam jurang keputusasaan dan penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Anonimity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26 : Sang Pewaris Yang Dinanti

Pesta mewah yang di adakan oleh Fenidelity Group, yang sekarang secara resmi menyatu dengan Tantra Corporation, mengundang semua pebisnis ternama. Natio Group yang merupakan keluarga dari Shani, serta kakek dan nenek dari Fonix, ikut hadir dalam acara tersebut. Namun, yang menjadi perbedaan, Ayah Shani yang dulu sangat membanggakan keluarganya, kini hanya diam sembari menunggu acara di mulai.

Akibat Tanumihardja Group, yang merupakan perusahaan besar milik Veranda, memutuskan untuk menarik kembali semua saham, mempengaruhi 95 persen tingkat pendapatan, yang hampir membuat Natio Group bangkrut. Meski selalu di Kekang dan di atur oleh kedua orang tuanya, Shani tentu tidak tega, membiarkan keluarganya bangkrut. Shani memohon Pada Fonix Untuk memberikan kesempatan kedua kepada orang tuanya. Akibat insiden itu, Natio Group menjadi lebih pendiam, atau mungkin menyadari kesombongan yang mereka lakukan selama ini salah.

Pesta mewah itu digelar di sebuah mansion megah, dengan lampu kristal yang berkilauan dan dekorasi yang elegan. Orang-orang kalangan atas berkumpul, mengenakan pakaian desainer ternama dan perhiasan yang berkilauan. Mereka semua menunggu kehadiran pewaris perusahaan terkenal, yang diantisipasi akan membawa perubahan besar dalam dunia bisnis.

"Ayah, ibu.." kedua orang tua Shani menoleh ketika Shani menghampiri Mereka.

"Shani, bagaimana kabar kamu?" Tanya sang ibu.

"Aku baik-baik saja, jauh lebih baik.."

"Kamu terlihat lebih sehat sekarang.." ucap Sang ayah. "Ayah, minta maaf atas apa yang ayah lakukan selama ini, terlalu mengekang kamu. Ayah menyesali semuanya. Dan jika waktu bisa di ulang, ayah berharap kakak kamu masih ada di sini." Shani menunduk pilu, ia senang kini orang tuanya bisa mengerti, dan tidak terlalu berambisi tentang harta.

"Ngomong-ngomong, dimana kakak iparmu, ayah ingin bicara sedikit dengannya." Ucap ayah Shani.

"Aku di sini, ayah mertua.." Seiya menghampiri meja orang tua Shani, dengan Veranda yang mengalungkan lengannya pada lengan Seiya.

"Aku sudah mendengar, kalau kalian akan menikah. Seiya, maaf atas apa yang telah kulakukan selama ini. Terimakasih telah menjadi suami yang baik untuk putri pertamaku. Kau tidak perlu merasa bersalah atas kepergiannya." Ucap ayah Shani menatap haru.

"Aku tau.." ucap Seiya.

"Feni adalah temanku juga, dulu dia banyak bercerita padaku tentang semua yang dia rasakan. Dan aku mengakui, kalau kalian memang sangat keterlaluan padanya." Ucap Veranda.

"Aku mengakui hal itu, jika tuhan bisa memberiku kesempatan untuk bertemu dengannya lagi entah di manapun, aku ingin meminta maaf secara langsung padanya." Ucap ayah Shani.

Suasana haru tersebut berakhir, ketika sang pemilik acara, Himea Jun, yang merupakan pemimpin sementara dari Fenidelity Group, mulai membuka acara, dan kini, semua perhatian tertuju padanya.

"Saya mengucapkan terimakasih, kepada tuan dan nyonya, yang telah hadir pada malam hari ini. Seperti yang kalian tau, Fenidelity Group telah berkembang pesat, dan menjadi pusat bisnis internasional. Hal tersebut tidak luput dari perjuangan Nona Feni, sebagai pendiri dari Fenidelity Group. Namun, ada satu hal yang harus kalian ketahui. Selama ini saya bukanlah pemimpin sebenarnya dari Perusahaan ini. Pesta mewah ini di adakan untuk menyambut Pewaris sebenarnya dari Fenidelity Group, yang akan menjadi memimpin dari Perusahaan." Para tamu undangan mulai berbisik-bisik, mempertanyakan siapa pewaris yang asli, jika Himea bukanlah pemimpin yang sebenarnya.

"Tanpa menunggu lebih lama, Saya akan memperkenalkan Pewaris sejati dari Fenidelity Group!" Seru Himea.

Ketika pintu besar mansion terbuka, semua mata tertuju pada sosok yang memasuki ruangan. Fonix dengan penampilan yang sempurna dan aura yang memancarkan kepercayaan diri, berjalan dengan tegap dan gagah. Semua mata tertuju padanya. Tidak sedikit yang terpesona akan penampilannya yang keren dan tampan.

"Dia memang sangat mirip dengan ibunya.." ujar ayah Shani.

Fonix berjalan ke depan, hingga tiba di panggung acara. Kehadiran Fonix   menjadi pusat perhatian. Fonix tau, setelah ini banyak orang yang ingin berkenalan dan membangun hubungan dengannya, mengingat Fenidelity Group merupakan perusahaan raksasa yang sangat terkenal, serta perusahaan yang sangat berpengaruh. Pesta ini akan menjadi ajang untuk memperlihatkan status sosial dan kekuatan ekonomi, serta membangun jaringan bisnis yang kuat.

Dalam pesta ini, Fonix memerhatikan dalam diam, ada suasana yang penuh dengan intrik dan persaingan, namun juga ada kesempatan untuk membangun hubungan yang langgeng dan bisnis yang menguntungkan. Fonix  menjadi magnet yang menarik perhatian semua orang.

Dengan langkah mantap dan tatapan dingin, Fonix memandang seluruh ruangan sebelum memulai pidatonya. "Saya, Fonix Alverio Tantra, putra tunggal pewaris Fenidelity Group," ucapnya dengan suara tegas dan nada yang tidak terlalu tinggi, namun cukup untuk menggetarkan seluruh ruangan.

Fonix berhenti sejenak, membiarkan kata-katanya menyebar di antara para tamu undangan. "Saya tidak akan banyak berbicara tentang masa lalu, karena saya yakin banyak dari Anda yang sudah mengetahuinya. Yang jelas, Fenidelity Group akan terus maju dan berkembang. Saya tidak akan membiarkan apa yang sudah ibu saya bangun, menjadi sia-sia."

Dengan gerakan yang elegan, Fonix memandangi ruangan, menatap satu per satu wajah-wajah yang hadir. "Saya berharap kita dapat bekerja sama dan membangun hubungan yang saling menguntungkan. Karena itu, mari kita mulai dengan langkah yang tepat dan visi yang jelas. Terimakasih.." Suara tepuk tangan riuh terdengar, ketika Fonix mengakhiri pidatonya dengan singkat dan padat, meninggalkan kesan yang mendalam di antara para tamu undangan.

...***...

Fonix nampak gelisah di balkon kamar hotelnya. Berulang kali ia menghubungi nomor Shanju, ataupun nomor orang tua Freya, namun tidak ada satupun yang menjawab panggilannya. Persiapan pesat yang padat, membuat Fonix tidak memiliki kesempatan untuk menanyakan kabar Freya. Kini dirinya semakin gelisah. Ia melempar ponselnya, kemudian pergi ke kamar mandi. Ia berharap bisa sedikit tenang, setelah itu. Air hangat mengalir di tubuhnya, namun pikirannya tetap terganggu oleh pertanyaan yang sama. Apakah Freya baik-baik saja?

Setelah selesai mandi, Fonix mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Shanju lagi. Namun, masih tidak ada jawaban. Ia mulai merasa khawatir dan memutuskan untuk Menunggu esok hari. Hari ini dia benar-benar lelah, dan butuh istirahat.

1
Riding Storm
Boleh kasih saran?? /Applaud/
Riding Storm: Wkwk, sama aja. Kalau males ya gak bakal ada yang berubah. Semangat, Kak.
Miss Anonimity: Udah lama pengen di Revisi, tapi masih perang sama rasa males.
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!