NovelToon NovelToon
Gadis Mungil (I Love You)

Gadis Mungil (I Love You)

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:27.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Motifasi_senja

NOTE!
-Mengandung beberapa cerita dewasa/adult romance. Mohon bijak!
-Kalau cerita mulai tidak jelas dan dirasa berbelit-belit, sebaiknya tinggalkan. (Jangan ada komentar buruk di antara kita ya) Hiks!

Pantaskah seorang pria dewasa atau terbilang sudah matang, jatuh cinta dengan gadis di bawah umur?

Dia Arga, saat ini usianya sudah menginjak 26 tahun. Dia pria tampan, penuh kharisma dan sudah mapan. siapa sangka, pria sekeras Arga bisa jatuh cinta dengan seorang gadis yang masih berumur 15 tahun?

simak kelucuan dan kemesraan mereka!

Writer : Motifasi_senja

Mohon maaf jika ada kesamaan beberapa nama tokoh yang sama. 🙏🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Motifasi_senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akhirnya bertemu kembali

Seseorang yang masih tergeletak di sofa belum juga membuka mata. Matanya masih mengatup rapat tanpa peduli sinar matahari yang mulai terik di luar sana. Sementara di kasur berukuran 180x200 cm mulai menggeliat pelan. Ia menguap. Merenggangkan otot nya yang kaku. Perlahan matanya mulai terbuka. Posisi terlentang menghadap langit langit. Mata nya berkedip beberapa kali.

“Aku dimana?” Tiara duduk tertegak. Jemarinya menarik selimut yang masih menutupi badannya. Baju nya masih tetap sama dengan apa yang di pakai semalam. Kepalanya menoleh, mengamati ruangan itu.

“Hei, kau sudah bangun?” Suara serak dari dekat jendela. Seseorang tengah berbaring di sana.

“Dika?” ucapnya dengan bibir terbuka lama. Tiara baru sadar, ternyata ini kamar Dika. Ya tentu saja. Tapi kenapa bisa ada di sini?

Dika duduk. Mengumpulkan kembali tenaganya untuk segera bisa berdiri. Tangannya mengucek bola mata. Rasanya masih malas untuk melihat dunia. Dika mendekat Tiara yang masih duduk dengan raut wajah kebingungan. Kalau wanita lain tiba tiba berada di kamar seorang Pria, mungkin akan kaget dan menjerit. Tapi ini Tiara. Sudah tak terhitung lagi berapa kali masuk ke kamar ini. Eits! Tapi hanya sekedar berkunjung ya. Kalau yang lain lain Tiara mana tahu.

“Maaf semalam Aku membawa mu kemari.” Dika sudah duduk di pinggir ranjang menghadap ke arah Tiara.

Semalam? Memang semalam Aku kenapa? Dan kenapa harus tidur disini?

Tiara menatap Dika bingung. Seolah bertanya apa yang sebenarnya terjadi. “Kenapa Aku bisa ada di sini?”

“Apa kau lupa apa yang terjadi semalam?"

Semalam? Ada apa tadi malam.

Tiara mencoba mengingat ingat. Penuh tanya dan akhirnya raut wajahnya berubah terkejut. Sekarang Tiara ingat, semalam Ia pergi ke klub malam setelah bertengkar dengan Arga. Bukan bertengkar mungkin, tapi sebuah penjelasan atau kenyataan yang pada akhirnya harus membuat Tiara mundur jauh. Arga menolaknya. Ia berkata masih mencintai wanita lain. Terpuruknya mungkin karena usahanya selama ini tak sedikitpun membuahkan hasil. Kemudian tangis dan kecewa yang di dapat.

“Kau sudah ingat?” Dika menatap prihatin.

Tiara mengangguk. Bibirnya tertutup rapat, bola matanya mengarah pada jemari tangannya yang saling meremas. Sakit sekali rasanya. Perjuangan yang hanya sia sia. Kenapa? Buliran bening sudah mengalir membasahi pipi mulusnya. Bagaimana mengejarnya, bagaimana terus bertahan. Penolakan yang selalu menjadi jawabannya.

Tubuhnya bergetar, pundaknya terangkat mengimbangi isakan tangisnya. Air matanya bahkan sudah jatuh mengenai telapak tangannya.

“Ceritakan padaku, apa yang terjadi?” Dika mengangkat dagu Tiara. Matanya sangat basah dan memerah.

“Peluk Aku...” Ucap nya lirih.

Tiara menghambur dalam pelukan Dika. Menangis terisak di dada Dika, tangannya melingkar begitu kuat. Dika sadar dan tahu, Ini sangat berat. Tiara tak pernah seperti ini sebelumnya. Berati masalahnya sangat serius bagi Tiara.

Dika mencium rambut hitam Tiara, mengusap nya dengan lembut. “Menangislah jika itu membuat Mu tenang.

Semua tenang. Tak ada yang bicara. Hanya terdengar isakan yang berangsur menghilang. Sesenggukan tapi masih terlihat ketika Tiara mendongak menatap Dika. Wajah mereka dekat. Sangat dekat.

“Ceritakan pada ku apa yang terjadi. Apa ada hubungannya dengan Arga.” Telapak tangannya memegang ke dua pipi Tiara. Menyeka air mata nya yang mulai mereda.

“Dia menolak ku. Dia masih mencintai wanita itu.” Tangisnya kembali banjir. “Kenapa? Kenapa tidak bisa mencintai Ku?”

Mata sembabnya masih menatap Dika. Mungkin saja Dika bisa membantunya. Itu yang di pikirkan Tiara. Tiara kembali memeluk Dika. Tanpa terasa Dika mengepalkan kedua tangannya di balik punggung wanita yang sedang terisak di pelukannya itu. Giginya sudah beradu geram. Ia tak terima melihat wanita yang sangat di cintainya di buat menangis.

“Aku benci Dia.” Gumam tiara lirih. Dika mungkin sedikit terhenyak. Apa yang Tiara baru saja katakan, seperti angin yang menerpa wajah Dika.

Pelukan mulai melonggar. Keduanya sudah duduk di tengah ranjang. Bahkan tak terasa Tiara sudah duduk dengan kaki tertekuk di pangkuan Dika. Sementara Dika selonjor dengan tangan mengusap pipi Tiara lagi.

Tiara diam saja. Ia hanya menunduk, bingung dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Hatinya sudah hancur. Cinta nya sudah melebur. Tak ada harapan. Wanita yang di cintai Arga sudah kembali. Tak akan ada gunanya terus memohon. Tapi kenapa sakit sekali?

Dika melingkar kan tangan di leher Tiara perlahan mengusap pipi nya lagi, bibirnya mulai mendekat perlahan. Entah sejak kapan posisi ini terjadi. Tak ada reaksi dari Tiara, yang Dika tahu Tiara justru memejamkan mata. Apakah boleh?

Bibirnya sudah saling bersentuhan, lama hingga beberapa menit hanya sampai disitu. Mata nya membuka, menatap Dika hingga Dika melepaskan ciuman di bibir Tiara.

“Maaf.”

Dika hendak melepas tangannya sendiri, tapi di kejutkan dengan Tika yang tiba tiba menciumnya. Ciuman yang kasar tapi sepertinya begitu Tiara nikmati. Dan yang telah terjadi sebelumnya pun akhirnya terjadi kembali. Hanya saja berbeda dengan yang terjadi saat ini. Tiara sadar. benar benar tersadar.

***

Dari lobi hingga masuk dan naik ke lantai berikutnya. Seorang wanita dengan dress berwarna moka menjadi pusat perhatian. Semua pegawai dan karyawan yang berpapasan dengannya di buat terkejut. Bukan paras wajahnya yang cantik dan langkahnya yang gemulai yang membuat mata mereka membulat dan menutup mulut nya masing masing, Akan tetapi karena Dia wanita yang pernah menggemparkan di kantor ini.

Wanita itu terus berjalan tanpa menoleh ataupun melirik mereka yang mulai berbisik membicarakannya. Ia tetap melangkah dan masuk ke lift menuju ruangan di mana pemilik perusahaan ini berada.

“Bukankah tadi itu nona Gracia Aura?” tanya resepsionis pada teman di sampingnya.

“Iya betul.”

Beberapa karyawan di sana berkumpul untuk salik selidik tentang wanita yang baru saja datang.

“Kenapa dia kembali?”

“Ku dengar dia sudah berhasil menjadi model internasional.”

“Apakah kemari untuk menemui Bos?”

Beberapa pertanyaan dari mereka. Sepertinya menggosip memang sudah menjadi hal lumrah.

Brugh!

Satu tumpukan berkas di tangan Dion terjatuh berserakan di lantai. Bibirnya terbuka ketika bola matanya menangkap satu sosok wanita yang sedang berdiri di depan di ruangan Arga. Arga yang kaget dengan jatuhnya beberapa berkas itu langsung menoleh.

“Apa yang ter...” Ucapannya terhenti.

Wanita itu tersenyum. Berjalan mendekati nya. Arga masih mematung tak berkedip. Dion yang kaget dan panik langsung buru buru membereskan berkas yang terjatuh di lantai. Dion kembali berdiri memutar badan memandangi lengkah Aura yang sekarang sudah berada di samping Arga.

Cup!

Satu kecupan di pipi Arga membuat nya langsung tersadar dan bergidik.

“Halo... Bagaimana kabar mu?” Aura menarik kursi lalu duduk di samping Arga.

Ekspresinya langsung berubah seketika. Keterkejutannya tadi sudah hilang entah kemana dan berganti dengan ketidaksukaan. Arga memalingkan wajah. Mungkin Ia merasa grogi dengan kedatangan Aura yang mendadak. Bahkan tidak ada kabar sekalipun tentang Dia bahwa sudah kembali dari luar negeri.

“Untuk apa kau kemari?” Acuh dan tanpa menoleh. Arga pura pura sibuk dengan ponselnya. Setidaknya itu bisa mengurangi rasa panik dan dadanya yang mulai berdegup lebih cepat.

“Itukah yang kau tanyakan? Tidakkah kau ingin bertanya hal lain?” Aura meraih jemari Arga. Menariknya hingga mendekat ke dada nya.

“Aku sangat merindukan mu.” Ucap Aura.

Dion yang masih mematung. Bergidik. Lalu memutar badan dan bergegas untuk pergi tanpa permisi. “Mungkin setelah ini Aku hanya akan jadi nyamuk.” Batin Dion.

“Seharusnya kau tak perlu datang.”

“Tapi Aku merindukan mu. Kau juga kan?”

Arga bahkan belum berani untuk menatap wajahnya. Rasanya sakit kalau harus melihat nya. Lebih baik memilih sok cuek dan tak peduli dengan kedatangannya.

“Arga, lihat Aku.” Aura menarik dagu Arga untuk menoleh. “Kau merindukan Ku juga kan?”

“Tidak.”

“Aku tahu kau merindukan ku.” Aura hendak memeluk Arga, tapi langsung di tepis dan Arga berdiri dengan cepat.

“Tidak. Aku tidak merindukan mu. Tapi Aku masih mencintai mu.” Papar Arga. Namun yang di dengar Aura hanya ucapan di bagian awal saja. Tentu yang terakhir hanya Arga yang bisa mendengarnya.

“Sungguh?” Selidik Aura. Ia menyentil hidung Arga dengan jari telunjuk. Itu yang dulu sering di lakukan Arga padanya ketika sedang marah. “Wajahmu tak bisa membohongi ku.”

“Untuk apa sku berbohong?” Arga sudah berdiri dan membelakangi Aura.

“Entahlah...” Aura angkat bahu. Aura menyusul Arga berdiri. Melingkarkan tangan pada pinggang Arga. “Kau tau kan Aku sangat merindukan ku?”

“Tapi Aku tidak.” Acuh dan langsung melepas lingkaran tangan Aura di pinggannya. “Keluar dari ruangan ku. Aku sedang tidak ada waktu.” Telunjuknya mengarah pada pintu yang tidak tertutup sempurna.

“Tapi Aku sudah datang. Apa Kau tidak senang?”

“Untuk apa aku senang?”

Aura berubah pias. Wajahnya sudah merengut kecewa. Arga seperti bukan lelaki yang di kenalnya. Dulu satu minggu tak bertemu saja Arga langsung bermanja ketika berjumpa, lalu kenapa ini tidak. Aura sepertinya tidak sadar dengan kesalahan fatal yang di buatnya dulu. Ia kira dengan kembali laku menemuinya, Arga akan langsung menerima dan berhambur memeluknya? Tentu tidak. Semua sudah berbeda.

“Pergilah. Jangan temui aku dulu.” Arga keluar dan pergi meninggalkan Aura yang masih di dalam ruangannya.

“Tunggu Arga!” Aura berlari mengejar Arga. Namun terlambat karena langkahnya cepat hingga masuk ke lift sebelum Aura berhasil mengejarnya.

“Apa mereka bertengkar?” tanya salah satu karyawan wanita.

“Mungkin. Siapa suruh pergi! Eh tiba tiba datang.” Hardik karyawan lain.

“Hei! Kalian sedang bergosip ya?” Dion mengejutkan mereka dengan menepuk meja pelan.

“Tidak, Tuan.” Mereka bergidik dan langsung berpaling pada kerjaannya masing masing lagi.

***

1
Qaisaa Nazarudin
Kenapa Perannya Monalisa disini harus jadi CEWEK LEMAH,kalo aku jadi Lisa udah aku tampar tuh muka si Tika,Jangan taunya cuman nangis doang,Ckk ogeb..
Qaisaa Nazarudin
Untung aja Lisa menceritakan semuanya ke Arga,Biar Arga tau siapa Cia/Aura itu..
Qaisaa Nazarudin
Keluarga BENALU, Keluarga TOXIC
Qaisaa Nazarudin
Pasti lagi mencari Lisa nih
Qaisaa Nazarudin
Dasar pengecut..
Qaisaa Nazarudin
Bagus,pastikan jangan sampai dia ganggu Arga lagi..
Qaisaa Nazarudin
Ternyata Dika dengan Tiara,Ku pikir si Arga..Kalo si Arga mah aku langsung capcus cari novel lain,Soalnya aku gak suka oeran utama cowoknya si TEH CELUP..
Qaisaa Nazarudin
Adduuhh Nama perannya kesering ketukar,bikin feel baca ku ambyar .
Qaisaa Nazarudin
Astaga Lisa,Pertemuan pertama aja udah bikin Meri marah,Gimana Meri akan bisa menyukainya..Aduuh bakal bikin tambah ribet nih urusannya..
Qaisaa Nazarudin
Kenapa Arga gak ngomong sama Ortunya Kalo emang dia gak suka sama Tiara..
Qaisaa Nazarudin
MERI apa MIRA?
Qaisaa Nazarudin
Tapi kenapa Feeling ku,Meri gak bisa menerima Lisa sebagian keluarga mereka,Semoga aja feeling ku salah ya..
Qaisaa Nazarudin
Oh ortunya Santi..
Qaisaa Nazarudin
Meri ortu nya Santi atau Hutomo?
Qaisaa Nazarudin
Alhamdulillah..Semoga Santi dan Suami membela dan mengembalikan HAK Lisa,Pasti kecelakaan itu ulah Paman dan bibi nya sendiri tuh..
Qaisaa Nazarudin
Kenapa Santi gak bilang Lisa anak siapa? Apa ada sesuatu kah?
Qaisaa Nazarudin
Yang menjalaninya bukan nenek mu..
Qaisaa Nazarudin
Nah gini nih sikap yg gak ada TEGAS2 nya,Makanya tuh cewek ngenyel..
Qaisaa Nazarudin
Nah kan..SAYANG itu ada maunya,SAYANGnya itu ke ATM kamu doang..😁
Qaisaa Nazarudin
Menolak itu harus dengan Tegas Ga,Kalo cuman dengan marah2 dan di ketusin mah gak mampan..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!