NovelToon NovelToon
AIR MATA SEORANG ISTRI DI BALIK KOSTUM BADUT

AIR MATA SEORANG ISTRI DI BALIK KOSTUM BADUT

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Cintamanis / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:488.3k
Nilai: 5
Nama Author: 01Khaira Lubna

Karena sang putra yang tengah sakit, suami yang sudah tiga hari tak pulang serta rupiah yang tak sepeserpun ditangan, mengharuskan Hanifa bekerja menjadi seorang Badut. Dia memakai kostum Badut lucu bewarna merah muda untuk menghibur anak-anak di taman kota.

Tapi, apa yang terjadi?

Disaat Hanifa tengah fokus mengais pundi-pundi rupiah, tak sengaja dia melihat pria yang begitu mirip dengan suaminya.

Pria yang memotret dirinya dengan seorang anak kecil dan wanita seksi.

''Papa, ayo cepat foto aku dan Mama.'' Anak kecil itu bersuara. Membuat Hanifa tersentak kaget. Tak bisa di bendung, air mata luruh begitu saja di balik kostum Badut yang menutupi wajah ayu nya.

Sebutan 'Papa' yang anak kecil itu sematkan untuk sang suami membuat dada Hanifa sesak, berbagai praduga dan tanda tanya memenuhi pikirannya.

Yang penasaran, yuk mampir dan baca tulisan receh Author. Jangan lupa like, subscribe dan follow akun Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arumi h*mil

''Tuan Malik mana, Dek?'' tanya Abdillah dengan mata menyipit, begitu ia sudah sampai di gazebo, ia tidak melihat keberadaan Malik lagi. Padahal ia sudah membawa leptop dan berkas-berkas penting lainnya.

''Dia sudah pergi, tadi Ayah nya Mbak Ameera menghubungi dirinya, katanya Mbak Ameera sedang sakit. Tuan Malik di minta untuk menjenguk Mbak Ameera. Nanti, katanya Tuan Malik akan kesini lagi, Mas'' jelas Hanifa.

''Ameera sakit? Parahkah?'' ujar Abdillah dengan wajah terlihat sedikit khawatir.

''Aku nggak tahu juga Mas.'' jawab Hanifa apa adanya.

***

Malik masuk ke sebuah kamar yang berukuran cukup luas dengan di temani pria dan wanita berusia sekitar lima puluh tahunan.

''Lihatlah, Tante sungguh tidak tega melihat kondisi Ameera. Tadi Tante berniat untuk membawanya kerumah sakit agar dia di rawat inap saja, tapi, Ameera bersikeras menolak. Ia memang sedikit keras kepala.'' jelas Mama Ameera sendu. Mereka bertiga berdiri di dekat kasur. Mereka menatap Ameera yang berbaring terlentang dengan mata tertutup dan handuk kecil menempel di dahinya.

''Aku akan berbicara sama Ameera Tante, aku akan mencoba membujuk nya agar ia mau di rawat inap di rumah sakit.'' sahut Malik.

''Baiklah. Kalau begitu Om dan Tante keluar dulu. Ajak Ameera berbicara, Om dan Tante tahu, kamu adalah satu-satunya temannya yang ia percaya.'' ucap Papa Ameera lagi.

''Baiklah Om.'' jawab Malik. Setelah itu kedua orang tua Ameera keluar dari kamar. Malik duduk di kursi yang ada di samping tempat tidur Ameera. Ia menatap lekat wajah Ameera. Wajah yang terlihat pucat, mata cekung dan bibir sedikit bewarna kecoklatan. Malik menarik nafas dalam, ia tahu, sudah lama sekali ia tahu soal perasaan Ameera terhadap dirinya, karena Ameera selalu memberi sinyal dan tanda-tanda itu kepada nya. Tapi, Malik tidak bisa membalas perasaan Ameera dengan rasa yang sama, karena dari dulu Malik telah menganggap Ameera sebagai teman, dan sampai kapanpun baginya Ameera hanyalah seorang teman, tidak lebih.

''Apa karena peristiwa di ruang sidang kemarin hingga membuat keadaan Ameera jadi seperti ini? Apa ia merasa terpukul atas pengakuan tiba-tiba aku terhadap Hanifa, pengakuan yang keluar begitu saja dari mulutku, aku kemarin benar-benar tidak rela melihat Setya memeluk Hanifa, hatiku mendadak sakit, aku merasa begitu cemburu. Baru pertama kali aku merasa se-cemburu itu. Apa Ameera merasakan perasaan yang sama saat aku mengakui Hanifa sebagai calon istriku? Apa ia merasakan sakit dibagian hatinya? Tapi, ia tidak berhak untuk cemburu karena hubungan kami tidak lebih dari teman.'' ucap Malik di dalam hati. Ia merasa bingung harus bersikap bagaimana menghadapi Ameera. Padahal sudah dari jauh-jauh hari ia selalu bersikap abai terhadap Ameera. Tapi Ameera sepertinya tidak peka sama perasaan tidak sukanya. Saat Malik tengah melamun, tiba-tiba Ameera bergumam kecil.

''Malik.''

''Malik.'' gumam Ameera lirih dengan mata masih tertutup.

''Ameera, aku di sini.'' jawab Malik pelan.

''Apakah aku sedang bermimpi? Aku seperti mendengar suara Malik.'' lagi, Ameera masih bergumam dengan mata yang tertutup.

''Tidak. Buka matamu, aku benar-benar ada di sini. Kamu jangan berlebihan seperti itu.'' ujar Malik dengan nada suara sedikit di naikan, ia tidak suka melihat sikap Ameera yang menurut nya terlalu berlebihan.

Ameera kemudian membuka matanya pelan, ''Aduh ... Kepalaku pusing sekali.'' ujarnya begitu matanya sudah terbuka perlahan. Ia memegang bagian kepalanya. Sedangkan Malik tetap berada di tempat semula, tangannya tak bergerak sedikitpun. Ia tidak mau menyentuh Ameera untuk alasan apapun, karena ia tidak mau memberikan harapan kosong kepada anak gadis orang.

''Kamu harus di rawat di rumah sakit Ameera, lihatlah, keadaan mu terlihat menyedihkan.'' saran Malik dengan suara lembut.

''Malik, sejak kapan kamu menjenguk ku? Sejak kapan kamu berada di sini? Aku tidak perlu kerumah sakit, sebentar lagi aku akan sembuh.'' ujar Ameera, ia menatap Malik dengan mata berbinar bahagia.

''Sejak kamu masih menutup mata dan bergumam kecil menyebut namaku.''

''Malik, a-ku, a-ku ...'' Ameera gelagapan, ia sudah duduk bersandar di dinding kepala ranjang. Ia sedikit menundukkan wajahnya.

''Ameera, maaf. Kamu itu cantik, pintar dan banyak lagi kelebihan yang kamu punya. Jangan membuang-buang waktu untuk hal yang tak pasti. Lupakan aku, cari kebahagiaan kamu sendiri, jujur aku selama ini hanya menganggap kamu sebagai teman saja, tidak lebih dari itu!'' ucap Malik pelan. To the point.

''Malik, kenapa kamu tega berbicara seperti ini sama aku, apa kamu tidak kasihan melihat kondisi aku? apa karena wanita itu? Apa karena wanita yang baru hadir di hidup mu itu? Apa istimewa dirinya? Ia hanya seorang janda menyedihkan!'' Ameera berkata lantang menatap Malik dalam, ia protes karena cintanya di tolak secara tidak langsung oleh Malik.

''Ameera! Cukup! Jangan berbicara apa-apa lagi tentang Hanifa. Jangan bawa-bawa namanya di dalam pembicaraan kita ini dan jangan hina dia!''

''Kenapa? Kau mencintai nya Malik? Ayo, katakanlah! kalau kau benar-benar mencintainya dan dia bisa membuat mu bahagia, aku akan menyerah dan mundur. Aku rela kau bahagia dengan nya.'' tangis Ameera pecah, ia menutup mulutnya menggunakan tangan. Air mata sudah membasahi pipinya.

''Iya. Aku mencintai nya. Jangan berbicara soal waktu, seberapa lama aku mengenal dia, karena cinta bisa datang kapan saja. Aku mencintai dirinya sejak pandangan pertama, aku telah jatuh cinta padanya sejak pertemuan pertama. Perasaan itu datang tanpa bisa aku cegah. Sudahlah jangan nangis lagi, aku tahu kau wanita kuat Ameera!''

''Baiklah. A-ku ikhlas Malik. Berbahagialah kau dengan nya, berjuanglah untuk mendapatkan hatinya, ia wanita yang baik.'' Ameera tergugu. Ia mencoba mengalah, ia mencoba untuk mengiklaskan Malik, meskipun ia masih merasakan sakit.

''Kau juga. Lekas sembuh, dan semoga secepatnya kau juga menemukan seseorang yang bisa membuat hatimu bergetar lebih dari pada aku. Terimakasih Ameera. Sudah, hapus air matamu.'' Malik tersenyum simpul. Ternyata Ameera tidak sekeras yang ia sangka. Tadi, Malik takut sekali Ameera berbuat nekat dengan bermain curang untuk mendapatkan dirinya, tetapi beruntung nya Ameera luluh dan mau menerima kenyataan.

''Iya Malik. Tetaplah jadi teman dan sahabat terbaikku.'' Ameera menghapus sisa-sisa air matanya, sebuah senyum terbit di wajah nya.

''Iya.''

***

Beberapa minggu terlewati.

Abdillah sudah mendapatkan sebuah ruko di pusat kota yang akan dijadikan butik untuk usaha Hanifa. Hanifa ia tugas sendiri untuk memilih brand yang akan menjadi produk utama untuk mengisi butik tersebut. Hanifa memilih akan mengisi butiknya dengan pakaian perlengkapan muslim dan muslimah. Seperti gamis, hijab dan lain sebagainya. Untuk pria ia akan menjual sarung, peci, koko dan lain-lain.

Hanifa begitu bersemangat mengurus butik itu, tekadnya untuk menjadi orang sukses begitu besar, bahkan Hanifa juga sudah bisa menyetir mobil sendiri. Abdillah telah membelikan nya sebuah mobil dan telah mengajar Hanifa menyetir. Akhir-akhir ini Malik selalu memperhatikan Hanifa secara diam-diam, Hanifa tidak menyadari itu. Dan Hanifa juga belum punya perasaan apa-apa terhadap Malik, kagum sih biasa, tapi belum sampai cinta. Fokusnya hanya satu saat ini, yaitu bisa menjadi orang sukses dan setelah itu ia akan pindah dari rumah Malik. Ia akan mencari rumah sendiri, walaupun sederhana, yang penting tidak merepotkan orang. Pikirnya. Dan ia juga tidak mau merepotkan sang Kakak.

***

Di tempat berbeda, Setya sangat di repotkan oleh kondisi Arumi saat ini. Beberapa hari ini Arumi terus saja muntah. Setelah di lakukan pemeriksaan, ternyata Arumi tengah hamil muda. Bukannya senang dengan kehamilan sang istri, tetapi Setya malah merasa sedikit sebel. Karena Arumi yang akhir-akhir ini begitu manja terhadap dirinya, dan karena Arumi yang belum bisa diajak untuk melakukan h*bungan suami istri. Setya terpaksa berpuasa beberapa hari ini, ia terpaksa harus menahan h*srat kel*lakiannya. Dan Arumi terpaksa harus menunda pesta yang ia idam-idamkan.

''Sayang, ayolah. Sekali ini saja.'' bujuk Setya pada malam hari. Arumi berbaring di kasur dengan piyama cukup tipis.

''Mas, kondisi aku belum pulih. Aku masih merasa sedikit lemes. Tahan dulu kenapa sih! Ini demi anak kita.'' jawab Arumi sedikit sewot.

''Baiklah. Beristirahat lah. Mas mau duduk diluar sebentar, mau cari angin.'' Setya berkata dengan lesu.

''Iya.'' jawab Arumi seraya mengelus perutnya yang masih rata.

Begitu sudah sampai di luar, Setya duduk di atas kursi di teras. Ia menyalakan sebatang rokok, lalu menghisapnya dalam. Pikirnya berkelana kemana-mana. ''Hanifa, apa kabar kamu sekarang? Pasti sekarang kamu semakin cantik. Uhh ... Mas sangat merindukan mu.'' Setya berbicara di dalam hati seraya tersenyum mengingat wajah Hanifa. Saat ia tengah melamun, tiba-tiba Ibunya datang.

''Setya, kenapa kamu masih belum tidur?'' tanya Ibunya Setya yang telah duduk di kursi di sebelah Setya.

''Aku belum bisa tidur, Bu.''

''Setya, bagaimana rumah makan Arumi? Apakah semuanya kamu yang urus?''

''Maksud Ibu? Iya, aku lah yang urus Bu. Emang siapa lagi, aku 'kan suaminya.''

''Setya, Ibu mau memberikan sedikit saran, ini demi kebaikanmu, Nak.''

''Apa, Bu?'' Setya menatap Ibunya penasaran.

''Setya, perlahan-lahan kamu harus ambil uang dari keuntungan beberapa rumah makan itu. Gunakan otakmu, berpikirlah sedikit cerdas. Kamu simpan sendiri yang itu di tempat lain tanpa sepengetahuan Arumi. Em ... Maaf, bukannya Ibu lancang. Tapi, cobalah pikirkan masa depan kamu, kalau semuanya di kelola dan di kuasai oleh Arumi maka seterusnya kamu akan menjadi seperti ini. Kamu akan menjadi suami pecundang dan takut istri, karena apa-apa harus minta sama istri. Dan kalau perlu kamu ambil alih rumah makan itu, bujuk Arumi, minta sama dia supaya kamu saja yang mengurus rumah makannya, supaya kamu bisa lebih leluasa untuk menguasai semua usaha Arumi. Sesekali pikirkan dirimu, Ibu dan Adik mu. Ayah mu sudah tua, sudah tidak kuat lagi untuk bekerja. Ibu juga kepengen di hari tua Ibu, Ibu bisa merasakan menjadi orang kaya dan punya banyak perhiasan, Ibu berharap banyak pada dirimu.'' tutur Ibunya Setya dengan suara sedikit dipelankan. Setya mengangguk-angguk mendengar penuturan sang Ibu.

Bersambung.

1
Herma Wati
begitu cepatnya hasil DNA keluar?/Sob//Sob/
Sutiani Sutiani
kecewa
Muhyati Umi
jodohkan Hanifah dengan Malik
Ameera sama Abdillah ya thor
Muhyati Umi
semoga aja Malik suka ke Hanifa
Dian Rahmi
Thor ..buatlah Malik berjodoh dengan Hanifa
Dian Rahmi
Thor.....Hanifa sama Malik ya
guntur 1609
llha ternyata oh ternyata
guntur 1609
dasar ayah biadab
guntur 1609
tega setya sm anaknya
guntur 1609
kok sampai diulang lagi thor bab ni
guntur 1609
,apa yg istrimu lakukan dulu akhirnya kau jalani juga akhrnya setya. ni nmnya hukum tabur tuai
guntur 1609
ameera sm abdilah saja
guntur 1609
cie..cie hakimmm gercep juga
Samsia Chia Bahir
woaaalllaaahhhh, ma2x rian bebaik2 rupax da udang dibalik U 😂😂😂😂😂😂😂 laaahhh harta pa2x rian i2 milik istri k duax loohhh ma2 😫😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaaaaahhhh gimana critax kong rian udh nikah ma intan 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Penyesalan slalu dibelakang, klo didepan namax pendaftaran 😄😄😄😄😄😄😄😄
Samsia Chia Bahir
Haaaaahhhhh, penjara t4mu shanum N setya 😄😄😄😄😄😄
Samsia Chia Bahir
Cari gara2 kw setya, g ada tobat2x 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
wooaàlllahhhh arif kok sembarangn ngikut2 org 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaaaahhhh, pengulangn lg 😫😫😫😫😫😫
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!