Memuaskan Nafsu Kakak Ipar

"Cella," panggil Boy tepat di belakang pasangan itu.

Sontak Selin dan Niko pun langsung memutar kepala mereka ke belakang untuk melihat siapa yang memanggil Selin dengan sebutan Cella.

"Kamu," ucap Boy dan Niko bersamaan.

"Selin," ucap Boy lemah. Ia tak menyangka, jika wanita yang ia sangka Cella itu adalah Selin, istri Niko.

"Boy aku sudah mengatakannya berkali-kali, jika istriku ini namanya Selin, bukan Cella. Berhenti untuk menganggap istriku sebagai Cella," ucap Niko kepada Boy.

"Maafkan aku. Aku benar-benar tidak tau. Aku pikir wanita ini adalah Cella," jawab Boy lalu pergi meninggalkan danau buatan itu.

"Selin, sepertinya dia benar-benar menyesal karena telah meninggalkanmu," ucap Niko kepada calon istrinya itu.

"Biarkan. Ini sudah menjadi karma untuknya," jawab Selin menghela nafas.

Sementara itu, hari telah berlalu. Hari ini adalah hari pertama Angel bekerja di rumah Brian. Tak sulit bagi Angel untuk mengasuh bayi seusia Bintang. Setelah menidurkan Bintang, Angel pun membersihkan bagian rumah yang berantakan tanpa di suruh oleh Brian. Wanita cantik itu paling tidak bisa jika melihat sesuatu yang berantakan.

"Angel, itu bukan tugasmu. Tugasmu hanya mengasuh dan menjaga Bintang dengan baik," ucap Brian saat melihat Angel mulai mengepel lantai rumah yang sudah mulai kotor tersebut.

"Tidak apa-apa mas. Aku paling tidak suka melihat rumah berantakan," jawab Angel melanjutkan pekerjaannya.

'Dia memang wanita yang rajin,' batin Brian.

Tak lama kemudian, Boy pun datang menemui Brian ke rumah utama mereka. Boy kaget saat melihat ada seorang wanita cantik mengenakan hijab sedang bebersih di rumah itu.

"Siapa kamu?" tanya Boy pada Angel.

"Saya Angel. Saya baby sitter di rumah ini. Apa anda mencari mas Brian?" tanya Angel ramah.

"Oh, Ya, aku mencari kakak ku Brian. Dimana dia?" jawab Boy kembali bertanya.

"Dia ada di kamarnya. Kalau gitu saya permisi dulu," ucap Angel lalu pergi meninggalkan Boy.

"Ada apa Boy?" tanya Brian melihat adiknya itu tengah berdiri menatap Angel.

"Kak, apa benar dia baby sitter di rumah ini?" tanya Boy penasaran.

"Ya, memangnya kenapa?" tanya Brian mengalihkan pandangannya kepada Angel yang sedang beberes di dapur.

"Lalu, kenapa dia membersihkan rumah ini? Apa kakak juga menjadikannya pembantu rumah tangga?" tanya Boy penasaran.

"Tidak. Dia hanya tidak suka melihat rumah berantakan. Maka dari itu, dia membersihkan rumah ini," ucap Brian menjelaskannya.

"Oh, kirain," balas Boy.

"Oh ya, kamu kesini ada perlu apa?" tanya Brian heran.

"Nggak. Hari ini aku akan tinggal disini lagi," jawab Boy santai.

"Oh ya? Lalu bagaimana dengan Michel?" tanya Brian terpikirkan kejadian waktu itu.

"Aku sudah menceraikannya kak. Biarkan saja dia tinggal di apartemen itu selama yang dia suka. Yang jelas, aku tak akan mau untuk kembali dengannya lagi.

Atau, bagaimana jika kakak menikahinya saja. Kalian berdua kan sudah memiliki anak," ucap Boy menaik turunkan alisnya.

"Awalnya aku berpikir begitu. Namun saat aku ke sana, dia memaki-maki ku dan juga Bintang. Semenjak itu aku urungkan niatku untuk menjalin hubungan yang baik dengannya," jawab Brian menolak untuk menikahi Michel.

"Ya sudah, kalau begitu kakak nikahi saja Angel. Aku lihat dia orang yang tepat untuk kakak," ucap Boy lalu pergi ke kamarnya.

Keesokan harinya, karena Boy tidak pulang-pulang ke apartemennya, Michel memutuskan untuk mencari Boy ke rumah utama. Ia yakin sekali jika Boy berada disitu.

"Boy," teriak Michel saat ia telah berada di lantai satu rumah tersebut.

"Boy kamu dimana?" teriaknya lagi.

"Maaf mba, mba siapa ya?" tanya Angel lembut.

"Kamu siapa?" jawab Michel balik bertanya dengan tatapan sinis.

"Saya Angel mba, saya baby sitter anaknya mas Brian," jawab Angel membuat Michel tercengang.

"Apa? Kamu baby sitter Bintang? Ok bagus juga. Saya kesini mau mencari Boy. Apa dia ada disini?" ucap Michel celingak-celinguk.

"Apa maksud mba laki-laki yang kemaren sore datang kesini, dia memang mirip sekali dengan mas Brian, tapi saya tidak tau namanya," jawab Angel.

"Apa orangnya seperti ini?" tanya Michel sembari memperlihatkan foto Boy yang ada di ponselnya.

"Ah, iya benar mba. Maaf saya tidak tau namanya," jawab Angel mengenali foto tersebut.

"Tidak masalah. Dia Boy, adiknya kak Brian. Dia adalah suami saya," jawab Michel bangga.

"Siapa bilang saya ini suami kamu. Ingat Michel, kita telah bercerai," jawab Boy tiba-tiba sembari menuruni anak tangga rumahnya.

"Boy," ucap Michel dengan wajah merah merona karena malu.

"Kenapa? Aku benarkan? Kita sudah bercerai beberapa hari yang lalu," balas Boy saat ini sudah berada di hadapan Michel dan juga Angel.

"Maaf, saya permisi ke kamar Bintang dulu," ucap Angel meninggalkan Boy dan juga Michel.

Sementara itu, Brian hanya menonton pertunjukan drama antara Boy dan juga Michel dari lantai atas rumahnya.

Di tempat lain, Cahaya, putri dari Cella atau Selin tiba-tiba saja badannya panas.

Seketika itu juga Selin dan juga Niko menjadi cemas dan mereka langsung membawa Cahaya ke rumah sakit anak. Begitu juga dengan Bintang, saat Angel masuk ke kamar Bintang untuk melihat apakah bayi tampan tersebut sudah bangun, namun saat Angel menggendong, badan Bintang terasa panas sekali. Walaupun Bintang tidak rewel, namun karena panas yang tinggi, Angel menjadi cemas dan langsung memberi tahukannya kepada Brian.

"Kenapa Angel?" tanya Brian saat Angel datang menghadapnya dengan wajah panik.

"Itu mas, Bintang badannya panas. Sebaiknya kita bawa ke rumah sakit anak saja sekarang," jawab Angel cemas.

Seketika, Brian dan juga Boy nampak ikutan terkejut, namun tidak bagi Michel, wanita yang sedari tadi memaksa Boy untuk balik ke apartemennya itu hanya diam sambil tersenyum sinis.

"Ayo, buruan kita bawa ke rumah sakit," ucap Boy membuat Michel angkat bicara.

"Kenapa kamu memperhatikan anak itu Boy? Dia jelas bukan anakmu. Lebih baik sekarang kita pulang ke apartemen," ucap Michel melarang Boy ke rumah sakit membawa Bintang.

"Diam kamu iblis. Dia memang bukan anakku, tapi dia adalah keturunan keluargaku. Kamu ingat ya, aku gak akan pulang ke apartemen. Berkali-kali aku katakan, kita sudah bercerai. Lebih baik sekarang kamu pergi atau aku akan lakukan sesuatu yang akan membuat kamu menyesal nantinya," jawab Boy kali ini benar-benar marah.

Melihat tatapan Boy yang mematikan, Michel nampak ketakutan dan pergi meninggalkan rumah tersebut tanpa memperdulikan Bintang, darah dagingnya yang sedang sakit.

"Awas kamu ya Boy, aku pasti akan balik lagi kesini," ucap Michel lalu ia benar-benar pergi.

"Ayo, buruan kira bawa Bintang ke rumah sakit sekarang," perintah Boy pada Angel dan juga Brian.

Hampir satu jam kemudian, Boy dan juga Brian tiba di rumah sakit anak. Saat ia hendak memeriksakan Bintang, Boy dan juga Brian juga bertemu dengan Niko dan juga Selin.

Sontak Selin dan Niko menjadi kaget, begitu juga dengan Boy dan juga Brian.

"Kenapa kalian berada disini?* tanya Boy menatap Selin.

"Bukan urusan kalian," jawab Niko kesal karena dimana-mana pasti mereka selalu bertemu dengan Boy.