Warning!!
Novel ini hanya untuk usia 18 tahun ke atas
Banyak mengandung bawang serta kekerasan fisik dan mental!!
Tak pernah terbersit di fikiran gadis cantik bernama Aluna untuk menikah di usia muda, kehidupan nya yang pahit membuat ia berfikir untuk terus berjuang demi gelar sarjana yang ditempuh nya dan membangkakan kedua orangtuanya yang tak pernah memberikan nya kasih sayang
Terlebih ia harus menikah dengan sosok laki-laki bernama Regan Anderson sosok lelaki yang memiliki kekuasaan tertinggi juga menjadi calon ayah dari anaknya yang di kandung karena kesalahan satu malam
Bagaimana kisahnya Mereka? mampukah Aluna kuat untuk menjalani hidupnya?
Ikuti terus kelanjutannya!
Happy Reading Guys
I'm Comback🤩
Novel Kedua Zia😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azizah Junaedi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27
Satu hari berada di rumah sakit membuat Regan uring uringan karena ia ingin segera pulang ke mansionnya. Bukan apa apa Regan hanya khawatir dengan kondisi Aluna yang tertidur kurang nyenyak, walaupun Regan memesan ranjang untuk Aluna tidur namun ia masih cemas dengan kondisi ibu dari calon anaknya itu
Sebelumnya Regan sudah menyuruh Aluna pulang bersama asisten Rey namun ntah mengapa Aluna menolaknya ia bahkan tak berani menatap Rey saat Rey mengunjungi Regan
Pagi ini Regan memutuskan untuk segera pulang setelah hasil labnya keluar dan menjelaskan jika ia baik baik saja hanya membutuhkan istirahat yang cukup untuk pemulihannya
Regan keluar dari rumah sakit mengunakan kursi roda dengan Rey y mendorong tuannya itu menuju mobil, awalnya Regan menolak karena ia merasa jika ia masih bisa berjalan namun teman sekaligus asistennya itu memaksa agar Regan tetap mengunakan kursi roda sedangkan Aluna ia berjalan di belakang Rey seraya menunduk takut karena Rey masih bersikap dingin dengannya akibat alergi Regan yang kambuh
"Silahkan masuk tuan, nona"ucap Rey setelah ia membukakan pintu mobil untuk kedua masuk
Aluna masuk ke dalam mobil setelah Regan masuk
"Kamu kenapa? kok dari pagi wajah kamu nunduk terus?"tanya Regan lembut dengan mengangkat dagu Aluna
Aluna tersenyum lirih seraya mengelengkan kepalanya
"Kakak benar benar mau pulang? tubuh kakak belum sehat benar loh"
"Aku nggak apa apa Luna, aku gak betah di rumah sakit lagian di rumah juga bisakan? aku khawatir dengan kondisi kamu dan babby kita"ucap Regan tulus dengan mengusap perut Aluna pelan seraya tersenyum hangat
Mendengar serata mendapatkan perlakukan manis dan tulus Regan membuat hati Aluna kembali meremang karena selama beberapa hari setelah bertemu dengan Regan tak pernah sedikitpun sikap Regan yang kasar dengannya malah sifat Regan sebaliknya ia sangat lembut memperlakukannya jauh berbanding terbalik dengan keluarganya
"Dia baik baik aja kan?"Tanya Regan menatap Aluna dengan tangannya yang masih mengelus perut Aluna yang semakin hari semakin membuncit, Aluna menganggukan kepalanya seraya membalas senyuman Regan yang begitu hangat dan menenangkan
"Iya dia baik baik aja kak"
"Kamu gak mual lagi kan?"tanya Regan lagi, dan Aluna kembali mengelengkan kepalanya
Regan dan Aluna terus mengobrol dan hal itu tak lepas dari pandangan Rey dan sang supir yang melihat tuan dan nyonyanya yang begitu romantis
Tak berapa lama mereka sampai di mansion Regan, Rey langsung membukakan pintu untuk Aluna dan Regan
"Biar aku bantu kak"ucap Aluna yang hendak membantu Regan namun langsung di cegah oleh Rey
"Tidak perlu nona, biarkan tuan Regan saya yang memapahnya nona sedang hamil"ucap Rey datar membuat Aluna mengurungkan niatnya, lagi lagi Regan menatap hal aneh dengan pandangan Aluna yang seperti ketakutan saat bersama Rey "apa yang sebenarnya terjadi dengan Aluna? mengapa dia seperti takut dengan Rey?"ucap batin Regan yang terlalu peka dengan situasi
Tak ambil pusing Regan langsung masuk dengan di papah oleh Rey dan Luna yang berada di samping Regan
Saat di depan pintu paman yang beserta bi Laras istri dari paman yang langsung membukakan pintu masuk untuk tuannya
"Selamat datang tuan"ucap paman yang, yang di balas angukan oleh Regan
Rey langsung membawa Regan menuju kamarnya mengunakan lift mansionnya
"Taun saya harus segera pergi karena satu jam lagi akan di adakan meeting penting dengan perusahaan W"ucap Rey setelah mereka berdua sampai di kamar Regan dan aluna
"Baiklah Rey, terimakasih aku harap kau bisa membantuki untuk beberapa hari kedelapan"
"Baik tuan, itu memang tugas saya"Regan mengangguk
"Baik tuan, kalo gitu tuan nona saya pamit"ucap Rey seraya menundukan kepalanya
Setelah melihat Rey pergi Regan menatap alun serta menepuk nepuk kasur di sampingnya
"Sini, pasti kamu cape kita istirahat sebentar sebelum makan siang"ucap Regan yang langsung di angguki Luna
Regan langsung membaringkan tubuhnya dan di susul Luna yang membaringkan tubuhnya di samping Regan
"Kamu pasti lelah jagain aku semalaman"ucap Regan dengan posisi tangan mengelus rambut Aluna lembut
"Aku tidak apa apa kak, ini salahku harusnya aku gak maksa buat kakak makan makanan itu. Aku benar benar tidak tahu kak maafkan aku"Regan mengleng
"Ini bukan salah kamu, berhenti menyalahkan dirimu sendiri Luna, aku mau istirahat jangan katakan apapun lagi"ucap Regan dan langsung menarik tubuh Luna kedalam pelukannya
"Maaf kak.."lirihnya sekali lagi
"aku sudah memaafkanmu, tapi sekali lagi kau katakan itu aku akan menghukummu Luna, walaupun tubuhku masih lemas aku bisa melakukan apapun dengan tubuhmu"bisik Regan tepat di telinga Aluna
Seketika tubuh ibu muda itu meremang kala Regan mengecup daun telinganya, ia segera memejamkan matanya, Regan tersenyum melihat tingkah Luna yang di pandangnya sangat mengemaskan
...***...
Di sisi lain di rumah sakit Bian semua anggota keluarga Mahesa tengah panik karena kondisi Alea yang semakin lemah, pagi tadi saat nyonya Carla memanggil Alea untuk sarapan bersama, wanita paruh baya itu teriak karena melihat kondisi Alea yang tergeletak di lantai dengan darah keluar dari hidungnya
Nyonya Carla langsung memanggil suami serta anak laki lakinya untuk segera membawa Alea ke rumah sakit
Saat ini Bian sebagai dokter pribadi yang mengurus Alea terus berjuang menyelamatkan nyawa kekasihnya, dengan ketelatenannya sebagai dokter akhirnya Bian berhasil menyelamatkan Alea yang kembali kritis
"Bagaimana kondisi Alea Bian?"tanya tuan Agra setelah Bian keluar dari ruangan itu
"Masa kritis Alea sudah terlewat om tapi sepertinya kita harus segera mencari pendonor darah untuk Alea karena kondisinya semakin hari semakin melemah om"ucap bian sendu, karena satu hal yang ia takuti adalah di tinggalkan oleh Alea
"Kau benar bian, baiklah tapi hal itu sangat sulit bian karena alea memiliki darah yang langka dimana saya harus mendapatkannya!"
"Ini semua gara gara wanita pembawa sial itu, andai saja dia tidak berulah mungkin hari ini hari yang tepat untuk dia menyerahkan semua organnya untuk putriku!"ucap nyonya Carla yang langsung mendapatkan tatapan kaget Bian, tuan Agra dan Aldo
"Walaupun Aluna siap untuk mengorbankan dirinya tapi aku tidak yakin jika Alea menerimanya Tante, Alea sangat menyayangi Aluna sebagai adiknya, dan apa Tante tega jika salah satu anak Tante sendiri menolong anak Tante yang lain dan mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan nyawa lain? apa Tante tega? bagaimanapun Aluna tetap anak Tante dan om Agra dia tak mau hidup seperti itu Tante, dan aku tidak mau Alea mbenciku hanya karena membiarkan Aluna mengorbankan nyawanya demi Alea!"ucap bian yang sedikit emosi karena bisa bisanya wanita yang sebagai ibu itu rela mengorbankan nyawa anaknya yang lain demi menyelamatkan anaknyanya
Tuan Agra dan Aldo hanya diam, ucapan nyonya Clara mampu membuat mereka terkejut karena tak menyangka jika nyonya Clara berbicara hal seperti itu, namun tuan Agra dan Aldo lebih sakit saat Bian mengatakan hal itu, benar Aluna adalah anaknya dan apa mungkin ia tega melihat tubuh Aluna membeku karena menyelamatkan nyawa Alea
"Aku akan mencari pendonor lain yang memang berniat mendonorkan darah serta organ tubuhnya, tapi tidak dengan Aluna Tante! walaupun aku harus berkeliling dunia ini aku akan mencarinya!"ucap bian dan setelah itu ia meninggalkan ketiga orang itu yang diam terpaku atas ucapan Bian
"Benarkan aku mama yang jahat? tapi apalagi yang harus aku lakukan untuk menyelamatkan nyawa alea?"ucap batin nyonya Clara
Aldo yang sejak tadi hanya diam langsung meningalkan kedua orangtuanya yang masih berada di depan ruangan Alea, tangan laki laki itu terkepal serta tatapan mata yang sulit di artikan
Aldo duduk di bangku taman rumah sakit itu dengan pandangan menerawang, ntah mengapa mendengar ucapan Bian hati Aldo sangat sakit dan tak terasa air matanya kembali mengalir namun Aldo segera mengusapnya kasar
Aldo segera merogoh kantong celananya untuk meraih handphonenya untuk menghubungi seseorang
"Hallo tuan?"
"Carikan semua informasi mengenai Regan Anderson secepatnya!"
Tut
Tanpa menunggu jawaban Aldo segera memutuskan panggilannya dan kembali menyimpan handphonenya di saku celananya
Setelah lama Aldo duduk di taman itu ia langsung beranjak dari taman itu untuk kembali ke ruangan Alea, namun tiba tiba
Buk!
Aldo menabrak seseorang wanita yang membuat tubuhnya menindihi tubuh wanita itu, dan pandangan keduanya terkunci
...TBC...