Arsen kusuma wijaya,seorang duda muda yang dewasa,harus menikah dengan Ayana shakila,gadis mungil yang berstatus pelajar sebuah SMU.
akankan pernikahan mereka bisa berhasil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chustnoel chofa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mama pengen cucu.
*
*
*
*
Hari demi hari terlewati sudah,tak terasa pernikahan mereka sudah memasuki bulan ke dua.keromantisan Arsen semakin menjadi-jadi,pria itu sering memberikan hadiah-hadiah buat sang istri,, kata-kata cinta oun tak pernah absen sedetikpun dari bibirnya.
Rasa cinta Arsen Kepada istrinya semakin bertambah setiap hari.dia merasa jatuh cinta setiap detik dengan gadis yang berusia dua belas tahun lebih muda darinya itu.
Ayana yang manja,ceria juga kadang bersifat kekanakan itu selalu memberi energi positif buat Arsen.
Sangat berbeda dengan pernikahannya dengan Gracia dulu,padahal cukup lama mereka berpacaran,tak kurang selama empat tahun,dan dalam hitungan satu tahun menikah,Arsen menceraikan Gracia.
Mungkin dari segi fisik,Ayana jauh dari Gracia,tapi entah mengapa Arsen justru meras nyaman saat bersama Ayana.dia merasa dibutuhkan oleh sang istri,merasa dihargai dan tentu saja dicintai secara tulus oleh Ayana.
Wanita muda itu tak pernah menuntut apapun kepada suaminya,black card yang diberi oleh Arsen pun,tak sekalipun dia gunakan.
memang jauh berbeda dengan Gracia,wanita itu sangat materialistis,setiap hari kerjanya hanya nongkrong dengan grup sosialitanya,kemudian shopping yang nggak jelas,menghabiskan uang Arsen yang dikumpulkan susah payah.
Gracia juga sulit sekali diatur,selama menikah,Arsen yang lebih sering mengalah,karena cintanya yang begitu besar dia hanya bisa diam, terserah Gracia mau melakukan apa.yang penting dia ada disampingnya selalu.
*
*
*
*
Ayana menghempaskan bokongnya dibangku kelas,suasana kelas masih sepi.hanya ada dia dan beberapa siswi lainnya.
Memang masih terlalu pagi,bahkan jam tujuh belum genap.
Ini gara-gara suaminya,dia ada meeting penting pagi ini,jadinya Ayana pun harus ikut mobil suaminya pagi-pagi sekali.
"Aku naik taksi aja ya mas...?"ujar Ayana pagi tadi,dia merasa malas jika harus ke sekolah pagi-pagi sekali.
Macam bapak penjaga sekolah aja sih, pagi-pagi udah nongkrong di sekolah.
"No....ayo cepat bersiap,mas antar dulu ke sekolah..."Arsen menolak dengan keras.pria itu memang sangat posesif.maklum,dia pernah gagal berumah tangga,hanya karena terlalu mempercayai sang istri,hingga hasilnya hanya pengkhianatan yang di dapat.
Alhasil,dengan setengah menggerutu Ayana bergegas ke kamar mandi.
*
*
"Lho....tumben uda datang Ay...?"dengan raut keheranan Mila memandang sahabatnya yang sudah duduk manis di bangku kelas.
Biasanya sih sedetik sebelum bel masuk berbunyi,Ayana baru muncul.
"Emang nggak boleh...?"bibir Ayana mencebik.menggeser bokongnya,memberi tempat untuk best friend nya itu.
Satu per satu para penghuni kelas mulai berdatangan.sesekali Ayana melempar senyum tipis,membalas sapaan teman-temannya.
"Heran aja Ay.... hahhaha...."Mila dengan santainya tertawa terbahak-bahak.bahunya sampai ikut terguncang.entah apa yang dipikirkan gadis itu,hingga tertawa sebegitu nyaringnya.
"Woi...ngetawain apa sih....!"teriak seorang cewek,yang duduk paling pojok sendiri.
"Kepo loe....."Mila balas berteriak.
Dengan gemas Ayana mencubit lengan Mila yang lumayan berisi itu.hingga gadis itu meringis.
"Aww....sakit Ay,apaan sih pake nyubit-nyubit segala..."Bibir Mila merengut lucu.membuat Ayana terkekeh geli.
Tapi tawanya langsung menghilang,saat menangkap sesosok manusia yang berjenis kelamin cowok,memasuki kelasnya.
Berjalan dengan cuek dan dingin,memakai jaket kulit hitam melapisi seragam sekolahnya.
Tas ransel warna hitam bergelayut dipundak kanannya.
Ayana mendadak diam,dia menundukkan kepalanya, pura-pura membetulkan tali sepatunya,yang bahkan tidak lepas sama sekali.
Sejak peristiwa Marco memergoki tanda merah dilehernya dulu,Ayana seperti enggan bermanis-manis dengan sahabatnya itu.
Dia masih merasa sakit hati,atas ucapan yang dilontarkan cowok yang menyukainya itu.kecemburuan yang membabi buta,memang bisa membuat orang kehilangan akal dan kewarasan.
Apalagi Marco juga tidak berniat minta maaf kepada dirinya, seolah-olah tidak bersalah sama sekali bahkan cowok itu terkesan menjauh.
"Sebenarnya kalian kenapa sih...?"berkali-kali Mila bertanya,ada apa dengan dirinya dan Marco,karena bisanya dimana ada Ayana pasti ada Marco,sudah seperti semut dan gula.
"Nggak ada..."jawab Ayana malas.menyandarkan punggungnya ke belakang,dia menoleh ke belakang, dan pada saat itu Marco juga sedang memandanganya.keduanya bersitatap beberapa detik,kemudian Marco terlihat melengos.
Dengan geram Ayana membalikkan tubuhnya,hingga menghadap ke depan.
"Cih....sok ganteng..."gumannya lirih.
"Kalian marahan ya...?"Mila masih penasaran,entah apa yang membuat kedua sahabatnya itu saling menjauh.
"Tau deh... tanya aja sama Marconah itu.."Ayana menjawab dengan nada kesal
Mila hanya bisa memegang keningnya,yang tiba-tiba terasa berdenyut.
*
*
*
*
Begitu jam pelajaran telah usai,Ayana bergegas keluar dari kelas,mencangklong tas ranselnya di pundak,dia berjalan cepat menyusuri koridor.
Hari ini adalah hari sabtu,dan jadwalnya menginap di rumah mertua.Arsen yang mengusulkan setiap sabtu malam akan bergantian menginap di rumah mama-mama mereka.
Begitu sampai di luar sekolah,netranya uang bulat menangkap sebuah mobil sport merah kesayangan Arsen,sudah terparkir manis,menunggu dirinya.
"Udah lama mas...?"sapa Ayana,begitu pintu terbuka dari dalam,kemudian dia masuk,dan menjatuhkan bokongnya dikursi penumpang.
Sang suami tersenyum kecil.mengusak rambut kriwil istrinya gemas.
"Baru lima menit sayang,kita langsung ke rumah mama,atau makan siang dulu..?"tanya Arsen,sebelum dia menyalakan mesin mobil.
"Langsung ke rumah mama aja mas,mama janji,mau buatin aku sop iga.."air liurnya mendadak ingin menetes,saat mengucapkan sop iga.
"Hem..ok..."
Sedetik kemudian,mobil itu melaju dengan cepat,membelah jalan raya yang lumayan ramai dan juga panas itu.menuju ke kediaman mama Maya.
.*
*
*
*
"Assalamualaikum ma .."teriak Arsen dan juga Ayana,setibanya di rumah mewah mama Maya.
"Waalaikumsalam,sayang...ayo masuk.."jawab mama Maya,wanita itu sedang sibuk menata meja makan.
Dengan tak sabar Ayana berjalan mendahului sang suami,dia sudah ingin menyantap sop iga yang nikmat,hasil olahan mama mertuanya.
"Ayo makan dulu,habis itu langsung istirahat..."dengan penuh kasih sayang,mama Maya memeluk menantunya,kemudiaan saling cipika cipiki,begitupun Arsen.
Keduanya memilih duduk bersebelahan.bola mata Ayana berbinar,menatap semangkuk besar sop iga yang nampak menggugah selera itu.
"Ayo Aya,katanya kamu pengen sop iga buatan mama.."ucap mama Maya.
"Ng...iya ma.makasih ya,sudah dimasakin makanan kesukaan Aya..."ucap Ayana malu-malu.
Kemudian dia berdiri,mengambilkan nasi beserta lauk untuk sang suami,setelah itu dia mengambil makanan untuknya sendiri.nasi dua centong di tambah sop iga,dan sebagai pelengkap sambal dan kerupuk udang favorit.
"Aya ambilkan ma..."Ayana menawarkan diri,ingin melayani mama mertuanya juga, tapi ditolak oleh wanita paruh baya itu.
Sudah,kalian makan gih.mama bisa ambil sendiri..."ucap mama Maya.
Tak lama kemudian mereka bertiga mukai menyantap makanan dipiring masing masing,tanpa ada percakapan diantara ketiganya seolah memang ingin menikamati makan sian mereka.
"EMM ..sayang..kapan mama di beri cucu...?"tiba-tiba Mama Mira bertanya,memecah keheningan mereka bertiga.
Uhuk....Uhukk...
*
*
*
jangan lupa, like love dan komen..
Terima kasih..