Almira Nadiffa, gadis cantik berusia 22 tahun yang selalu dirundung kemalangan. Ia saat ini masih duduk di bangku kuliah semester terakhir. Beruntung dengan kecerdasan yang ia miliki menghantarkan nya mendapatkan beasiswa penuh.
Almira tinggal berdua dengan ayahnya yang selalu membuatnya terjebak dalam masalah. Edward ayahnya suka mabuk-mabukan dan berjudi sehingga banyak berhutang uang pada rentenir.
Sementara untuk membiayai hidup mereka, Almira mengambil kerja paruh waktu pada sore hingga malam hari di sebuah Cafe mewah yang terdapat di pusat kota, satu area dengan hotel berbintang dan mall megah yang dimiliki satu orang.
Brian Kendrick Wijaya, pria brasteran Indonesia-Inggris berusia 32 tahun. Pria beristri yang memiliki berbagai bisnis mentereng berskala besar. Pernikahan dengan Clara Stepania seorang model cantik belum juga di karuniai keturunan di usia pernikahan sudah berjalan 3 tahun.
*
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ALMIRA PULANG
Hari sudah menjelang malam, saat ini Almira sedang ditemani mommy Anne keduanya bercerita akrab layaknya seorang ibu dan anak.
Brian yang melihat pemandangan seperti itu tentu saja bahagia, mommy nya tidak pernah seceria itu saat bersama Clara. Malahan saat Brian dan Clara berkunjung ke mansion orang tuannya, Anne sering berada di kamarnya.
Sesaat kemudian ada yang mengetuk pintu, ternyata Damar.
"Masuk Damar, ayo keruang kerja", ucap Brian.
Setelah Brian menyandarkan punggungnya di sofa, begitu juga Damar.
"Informasi apa yang sudah kau dapatkan ?", tanya Brian serius.
"Saat saya datang kerumah nyonya Almira, kondisi rumah kosong tidak ada siapapun disana termasuk tuan Edward. Seperti nya tuan Edward telah meninggalkan rumah itu karena pintu luar di gembok".
"Menurut beberapa tetangga, tuan Edward di bawa beberapa orang dengan mobil, sebelum kedatangan saya".
Brian menautkan kedua alisnya.
"Clara, aku yakin itu orang-orang Clara. Tetap suruh orang kita mencari keberadaan ayah istriku, Damar !", perintah Brian dengan serius.
"Baik tuan, sebenarnya setelah mengetahui tuan Edward tidak ditemukan saya sudah meminta orang kita mencari keberadaan tuan Edward. Bahkan saya juga menempatkan orang untuk mengikuti nyonya Clara", ujar Damar memberikan penjelasan secara rinci.
Brian mengusap dagunya, ia yakin yang membawa ayah Almira adalah Clara. Perempuan itu pasti merencanakan sesuatu.
Brian sangat yakin akan hal itu.
"Damar.. ketatkan penjagaan di depan kamar ini, juga area rumah sakit. Kau harus tahu siapa-siapa orang Clara itu. Aku tidak mau kecolongan seperti kemarin. Beruntung dengan adanya CCTV bisa kita jadikan bukti menuntut Clara".
"Satu lagi, jangan sampai istri ku Almira mengetahui tentang kepergian ayahnya selagi orang kita belum menemukan keberadaan nya", ucap Brian dengan tegas. Bahkan wajahnya mengeras menahan amarah karena Clara mendahului mereka.
Setelah selesai menyampaikan informasi dengan atasannya itu, Damar permisi pulang.
Sementara Almira masih tampak bercerita dengan Anne.
Brian mendekati nya dan mencium lembut pucuk kepala Almira. Sementara Almira melingkarkan tangan kirinya pada pinggang Brian.
Anne tersenyum melihatnya keduanya saling mencinta seperti itu. Brian begitu rileks saat berada di dekat Almira. Ia menjadi lebih hangat kepada siapapun.
"Apa yang kalian bicarakan, hm ?
"Setelah aku sembuh mommy akan mengajarkan resep masakan kesukaan mu, Brian", jawab Almira tersenyum.
"Almira pintar memasak mom, di apartemen ia sering memasak nasi goreng yang sangat enak", ucap Brian bangga pada istri nya itu.
"Wah kau berbeda Brian, sejak kapan kau suka makan rumahan selain masakan mommy ?" tanya Anne.
"Sejak Almira menjadi istri ku", jawab Brian tersenyum.
"Ternyata benar adanya pepatah lama yang mengatakan
Makanan adalah simbol cinta", ucap Anne tertawa begitu mendengar jawaban putranya.
*
Seminggu telah berlalu..
Akhirnya Almira sudah diizinkan pulang, tetapi tetap harus banyak beristirahat di rumah belum boleh melakukan aktivitas dan bekerja.
Brian senang akhirnya istrinya sudah diizinkan pulang dengan kondisi fisik sehat, kandungan Almira juga baik.
Brian mendorong kursi roda istrinya menuju mobil yang sudah tersedia di depan pintu lobby rumah sakit mewah tersebut.
Udin sang sopir mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.
Setelah dua puluh menit perjalanan Almira nampak asing dengan jalanan di kiri kanannya karena mobil tidak mengarah ke arah apartemen. Malah memasuki kompleks mansion mewah yang berada si pusat kota.
"HM... Brian, ini mansion siapa ?" tanya Almira setengah berbisik.
"Ini mansion milik mu, tempat kita dan anak-anak berkumpul menghabiskan waktu", jawab Brian sambil mencubit dagu Almira.
Saat ini mobil sudah berhenti di depan pintu mansion, tetapi keduanya masih berada di dalam mobil.
"Apartemen ?"
"Lupa kan apartemen, itu tidak baik bagi mu Almira. Mengingat kan banyak hal buruk terjadi di sana. Aku memperlakukan mu dengan kasar, kau di aniaya Clara juga di sana", jawab Brian.
"Brian aku memaklumi semua yang terjadi menimpa ku. Kau berlaku seperti itu pada ku karena aku masih asing buat mu, ya kan", ujar Almira tersenyum sambil menautkan jemari tangannya pada jemari Brian.
"Sedangkan nyonya Clara, ia berlaku seperti itu mungkin karena ia sangat mencintaimu Brian".
Brian menatap Almira yang duduk disampingnya,
"Aku tidak mau mendengar kau memanggil Clara dengan embel-embel "Nyonya"...Ia bukan majikan mu, ingat itu. Kau juga tidak melakukan kesalahan padanya Almira, ia yang memaksa mu menikah dengan ku. Kau masih ingat itu kan ?".
"Iya Brian", jawab Almira pelan.
"HM, Brian bagaimana dengan kontrak nya nyonya...ehm maksud ku Clara bisa menuntut ku Lima milyar rupiah jika aku melanggar perjanjian itu. Contoh nya jika aku memainkan perasaan selama menikah dengan mu".
"Aku tidak punya uang sebanyak itu Brian, sedangkan aku sudah tidak bekerja lagi sekarang", ucap Almira pelan sambil menundukkan kepalanya.
Brian tersenyum mendengar penuturan istrinya itu, Almira begitu manis saat di hadapkan dengan kepanikan.
"Artinya kau harus mengganti rugi kepada ku uang Lima milyar rupiah, tapi aku tidak meminta uang itu. Aku meminta sebuah ciuman yang paling mesra yang kau bisa berikan kepada ku", bisik Brian di telinga Almira. Membuat tubuh Almira meremang seketika.
"Eh, Brian aku tidak pandai berciuman mesra", jawab Almira melotot kan kedua matanya.
"Baik lah nanti malam aku akan mengajarimu cara berciuman mesra pada pasangan mu", balas Brian menggoda Almira. Yang seketika wajah nya merona merah.
...***...
LIKE KOMEN DAN VOTE, KASIH BUNGA OR KOPI JUGA BOLEH BANGET 💃🙏
KARYA EMILY :
PENGANTIN PENGGANTI (tamat)
AIR MATA SCARLETT
(tamat)
MENJADI YANG KEDUA
(new)
SERPIHAN HATI ELLENA
(on-going