NovelToon NovelToon
Suami Dadakan

Suami Dadakan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Cintamanis / Contest / Duda / Tamat
Popularitas:9.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: IPAK MUNTHE

Lanjutan dari Dokter Cantik Milik Ceo

Namanya Sahara Putri Baskara, ia adalah seorang dokter muda, memiliki paras cantik dan pesona yang begitu luar biasa. Namun sayang ia terpaksa harus menikah dengan mantan suami wanita yang sangat ia benci, demi membebaskan dirinya dari jerat hukum yang akan ia jalani.

"Kalau kau masih mau hidup bebas dan memakai jas putih mu itu maka kau harus menikah dengan ku!" ucap Brian dengan tegas pada wanita yang sudah menabrak dirinya.

"Tapi kita tidak saling mengenal tuan," kata Sasa berusaha bernegosiasi.

"Kalau begitu mari kita berkenalan," jawab Brian dengan santai.

Lalu bagaimanakah nasip pernikahan keduanya, Sasa setuju menikah dengan Brian karena takut di penjara. Sementara Brian menikahi Sasa hanya untuk menyelamatkan pernikahan mantan istrinya, karena Sasa menyukai suami dari mantan istrinya itu.

Hanya demi menebus kesalahannya, Brian mengambil resiko menikahi Sasa, wanita licik dan angkuh bahkan keduanya tak pernah saling mengenal.


---
21+

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IPAK MUNTHE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 26

Hampir dua jam Sasa berada dalam kamar mandi, dan kini akhirnya ia selesai juga melakukan ritual mandinya. Lalu bagaimana dengan Brian? Brian tentu saja sangat emosi, bahkan ia duduk di sofa dengan menatap Sasa yang melewati nya begitu tajam.

"Dududu........" Sasa keluar dari kamar mandi sambil bersiul dengan riangnya, ia bahkan terlihat begitu santai melewati Brian dengan handuk berwana ungu yang melilit di tubuhnya. "Basah....basah.....basah.....seluruh tubuh....." Sasa terus berteriak tidak jelas sambil menyanyikan beberapa lagu dangdut, hingga Brian semakin kesal.

"Sasa, cepat. Aku sudah menunggu hampir tiga jam," tegas Brian sambil menunjuk jam yang melingkar di pergelangan tangan nya.

Sasa yang sedang bahagia terlihat tidak perduli pada kemarahan Brian, baginya menghadapi Brian bukanlah suatu hal yang sulit. Sebab ia sudah terbiasa berhadapan dengan orang-orang tidak waras, begitu pun dengan Brian yang menurut Sasa hampir mendekati tidak waras. Jadi menurutnya Brian juga salah satu pasiennya yang butuh obat.

"Sasa apa kau mendengar ku!" tegas Brian lagi, sebab ia tau Sasa tidak perduli dengan apa yang ia katakan.

Sasa selesai memakai lipstik berwarna merah merekah, kemudian ia menatap Brian. Dan merangkul leher Brian dengan manja, "Jangan marah sayang, istri mu sudah selesai," ucap Sasa dengan bumbu-bumbu senyum manja.

Brian diam terpaku melihat tingkah Sasa, ia tak tau Sasa bisa bertingkah seberani itu pada dirinya. Namun anehnya ia tidak bisa marah melihat apa yang di lakukan Sasa, bahkan rasanya tidak ada kemarahan yang tersisa sedikit pun untuk Sasa. Hingga Brian tidak mengerti ada apa dengan dirinya sendiri.

"Ayo Mas......" Sasa kembali menyadarkan Brian yang tengah diam terpaku, ia bergelayut manja di lengan Brian, masih dengan senyum manisnya.

"Em......" Brian sejenak menarik napas dan membuang pandangannya ke arah yang berlawanan, lalu ke duanya berjalan keluar.

"Mas, aku belum sarapan," Sasa menarik Brian kembali menuju dapur, untuk memakan sarapan yang tadi sempat tertunda.

"Sasa aku sudah terlambat......" belum selesai Brian berbicara Sasa sudah menutup mulut Brian dengan telapak tangannya, walau pun ia setengah berjinjit. Namun tetap saja ia berhasil membuat Brian diam seribu bahasa.

"Sabar ya Mas......" kata Sasa dengan lembut, lalu ia meninggalkan Brian terdiam mematung di tempatnya. Sementara ia setengah berlari menuju meja makan, lalu dalam sekejap melahap habis sarapan pagi nya dengan secepat mungkin.

"Huuuufff......" Brian benar-benar bingung, ia sadar ia mendadak bodoh saat ini. Namun yang lebih bodohnya lagi ia tidak bisa membantah apapun yang di katakan oleh Sasa. Brian melangkahkan kakinya menuju dapur, dan Sasa pun terlihat sudah selesai dengan sarapannya.

"Ayo......" Sasa berjalan mendekati Brian dan merangkul lengan Brian, "Mas, senyum dong," tutur Sasa.

Brian hanya diam sambil kembali melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Keduanya berjalan keluar. Beriringan Sasa tak perduli dengan wajah Brian yang hanya datar saja tanpa exspresi sedikitpun, hingga sampai di basement parkir pun Brian masih tetap diam saja, dan akhirnya kini keduanya duduk di mobil dengan Sasa yang duduk di samping Brian kemudian mengemudikan mobilnya.

"Mas, tadi pagi bangun jam berapa. Terus apa Mas semalam bawa pakaian, pagi-pagi sudah rapi begini?" celoteh Sasa sambil mengambil mek-up dalam tas kecilnya, lalu menoles tipis kembali di wajahnya.

Sasa bahkan tak perduli dengan Brian yang diam, ia terlalu bahagia karena akan bertemu kedua orang tuanya. Dan ia pun ingin Brian berubah menjadi pria yang tak bersikap dingin lagi, apa lagi Sasa masih sering melihat ponsel Brian berdering dengan nama Bella. Dan benar sesaat mobil yang di kemudikan Brian kini membelah jalanan ponsel Brian pun berdering dan tertulis nama Bella di sana.

"Halo," kata Brian menjawab panggilan itu, sementara Sasa hanya biasa saja. Ia terlihat tak perduli sedikit pun. Tak lama berselang panggilan Brian dan Bella selesai, namun Sasa masih terlihat fokus dengan make-up nya.

Numun sesaat kemudian ponsel Sasa berdering tertulis nama Daniel di sana, "Hay, Niel," jawab Sasa dengan senyum bahagia dan keduanya terlibat pembicaraan yang begitu riang, hingga sesekali Sasa tertawa. Dalam sekejap Brian mengambil ponsel Sasa dan memutuskan panggilannya, tak lupa Brian juga memasukan ponsel kesayangan Sasa kedalam saku celananya.

"Mas!" Sasa sangat kesal dengan apa yang di lakukan Brian, namun Brian terlihat tidak perduli sedikit pun dengan kekesalan Sasa, "Mas balikin, nggak sopan banget deh......" gerutu Sasa.

Brian tidak perduli ia terus mengemudikan mobilnya, sementara Sasa hanya bisa meremas tangannya di udara.

"Mas, balikin ponsel aku!" kata Sasa yang belum menyerah.

"Saya suami kamu, tapi kamu berani menerima panggilan dari pria lain. Apa kamu tidak punya etika!" tegas Brian yang hanya menatap jalanan.

Sasa mengangkat sebelah alisnya, menatap Brian dengan lekat, "Situ sadar bos?" Sasa malah mengejek Brian.

"Kamu makin lama makin kurang sopan ya!"

"Ahahahaa......" Sasa tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Brian.

"Apa kau sudah tidak waras!" papar Brian sekilas menatap Sasa lalu kembali menatapp jalanan.

"Mas lucu, aku nelpon sama temen cowok nggak boleh. Sementara Mas, pagi, siang, malam. Telponan sama cewek nggak papa," jelas Sasa sambil terkekeh.

Sasa terus tertawa dengan riang, ia semakin bahagia melihat wajah Brian yang terlihat kesal padanya, "Mas, seperti suami yang cinta banget sama istri nya, lagi cemburu," kata Sasa lagi.

CIITT.......

Mendengar apa yang di katakan oleh Sasa, Brian mendadak mengerem mobil dengan mendadak karena shock mendengar nya.

"Aduh......." Sasa terhuyung ke bagian dashboard mobil, dan ia menatap Brian, "Mas, gimana sih....." kesal Sasa sambil membenarkan kembali duduknya.

Brian tidak perduli dengan kekesalan Sasa, ia kembali melajukan kendaraannya melaju dengan kecepatan tinggi. Sebab ia semakin di buat tak menentu bila berhadapan dengan Sasa.

"Mas, nggak usah ngebut......" kata Sasa yang kini sedikit panik, "Mas!" Sasa terus meminta agar Brian mengurangi kecepatan mobilnya, namun Brian sama sekali tidak perduli.

"Diam!"

"Yeeeee, marah-marah......"

Kini keduanya telah sampai di kantor Brian, keduanya turun dari mobil dan berjalan beriringan.

"Selamat pagi bos," sapa Rendi, asisten sekaligus orang kepercayaan Brian.

"Em....." kata Brian sambil melangkah masuk kedalam lift khusus petinggi perusahaan, sementara Sasa masih di luar menatap Rendi. Namun dalam sekejap Brian menarik Sasa masuk.

"Gila, itu cowok gantengnya pakek banget," celoteh Sasa, lalu ia menatap Brian, "Mas, dia tadi masih jomblo nggak sih?" kata Sasa lagi.

"Apa kau benar-benar gila!"

"Buat cadangan aku kan lumayan Mas, mana tau Mas pergi sama cewek-cewek cantik. Aku juga bisa pergi dengan cowok keren," jawab Sasa dengan enteng.

"Kau bisa diam!" Brian kesal dan ia menghimpit Sasa, hingga tak bisa bergerak sedikit pun.

1
cetom😘😘
profesi torr
nissa
dasar nenek2 hehe
nissa
bagus banget nama nya
nissa
woi belum mandi itu si lila nya
nissa
duh bahagia nya yang sudah belah duren
nissa
hehe, si rendi jadi ke pingin juga tu
nissa
haha, salah lho sendiri mo nyerein lila
nissa
kok ciut nyali si rendi hehe
nissa
hehe ada yang lagi merayu
nissa
la kan lila sendiri yang pingin cerai
nissa
sabar ren jangan emosi, awas naik ke ubun2 lho
nissa
haha, dasar si banci bikin si brian takut aja hehe
nissa
ya ela
nissa
rasain lho kena kerjain brian hehe
nissa
rendi sama aja dengan brian maksa hehe
nissa
bar bar bener si lila hehe
nissa
bener tuh
nissa
waduh, kok gak ada yang nolongin sasa ya
nissa
enak bener jadi istri nya boss, minta ini itu di beliin baik banget deh si brian
nissa
ehem
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!