🚨Warning 🚨
Dapat menyebabkan keram pipi, sakit perut, guling-guling dan hal aneh lainnya.
Bersembunyi lah dari jangkauan orang lain!!!!
Bercerita tentang pernikahan yang diawali oleh sebuah perjodohan. Cerita biasa yang sering kita baca bukan???
Tapi disini mereka adalah sepasang manusia yang memiliki sifat yang saling bertolak belakang...
Zee yang memiliki sifat humoris, pecicilan, rusuh dan selalu membuat masalah harus dijodohkan dengan Guntur yang memiliki sifat dewasa, dan tidak banyak tingkah, hidup layaknya orang pada umumnya.
Siapakah diantara mereka yang akan berubah setelah menikah?
Akankah Zee yang menjadi dewasa, ataukah Guntur yang ketularan somplak seperti istrinya?
Selamat senam wajah gratis Pemirsaaaaahhh...🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tanda merah di leher
Tok, tok, tok!
"Zee! Kamu jadi kan tolongin Mama ke supermarket?"
Mendengar suara Mama mertuanya Zee langsung mendorong tubuh kekar suaminya yang tengah asyik mencumbu dirinya.
"Tuh kan, Mama manggil." Kata Zee kemudian berlari ke arah kamar mandi.
Sedangkan Guntur masih tergeletak menahan nafsunya yang sudah di ubun-ubun, dia mengacak-acak rambutnya dengan sangat frustasi.
"Ada apa Mah?" Tanya Guntur dengan sangat lesu ketika membukakan pintu kamarnya.
"Muka kamu kenapa Kak kusut banget? Kamu lagi sakit?" Tanya Mamanya ketika melihat wajah kusut anak sulungnya itu.
"Gak!"
"Kamu kenapa telanjang dada gitu ntar masuk angin lagi." Lanjut Mama Vivi yang masih belum mengerti dengan kondisi anaknya yang sedang galau gara-gara ulahnya.
"Zee mana?" Sambil mengintip kamar Guntur, dan mencari keberadaan menantunya, kemudian dia melihat 2 buah piyama yang berserakan di lantai kamar. "Maaf, Mama ganggu ya!" Kata Mama Vivi yang sudah mengerti situasi yang sedang dihadapi anaknya.
"Telat." Jawab Guntur datar.
"Kan masih ada besok-besok. Mama lagi butuh banget bantuan istri kamu, buat bantuin Mama belanja dan bikin kue." Mohon Mama Vivi ketika anaknya tidak merespon permintaan maafnya.
"Terus Zee kamana sekarang?"
"Mandi." Jawab Guntur lagi, masih datar.
"Sorry deh ya! Ya! Ya!" Pinta Mamanya.
"Iya." Tapi masih dengan nada kesal. "Entar aku kebawah satu jam lagi." Kata Guntur masih dengan wajah datar.
"Mau nerusin yang tadi ya!" Goda Mamanya, dan meninggalkannya untuk kembali ke dapur.
*****
"Kamu kenapa?" Tanya Guntur yang melihat istrinya cemberut di depan cermin. "Mama lagi nungguin kamu tuh."
"Nih!" Sambil menunjukan beberapa tanda merah di lehernya.
Guntur hanya tersenyum melihat ekspresi kesal sang istri.
"Ketutupan kerah baju kamu juga entar ga keliatan." Jawab Guntur santai.
"Masih keliatan Kak." Rengek Zee. "Noh liat kan, kalo aku nengok jadi keliatan." Sambil mempraktekkannya, menggeleng-gelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.
"Ya kamu jangan tengok sana-sini. Lurus aja ke depan!" Sambil cekikikan, menahan tawa melihat ekspresi lucu istrinya.
"Kak, punya koyo ga? Aku mau tutupin koyo aja."
"Emang kamu pikir aku punya yang begituan. Minta ke Mama sana." Kata Guntur sambil mencium pipi istrinya.
"Terus kalo Mama tanya buat apa gimana?"
"Jawab aja buat nutupin bekas c*pangan dari aku. Entar juga dikasih sama Mama."
"Hisstt Kakak aku lagi ga becanda." Rengek Zee.
"Ya kamu keatasin aja kerah baju kamu!" Jawab Guntur datar.
"Entar aku kayak drakula." Yang masih memperhatikan tanda merah di lehernya.
"Tetep cantik kok."
"Aku ngomong sama Kakak mah ampe lebaran monyet juga ga bakalan nemu solusi." Sambil beranjak pergi keluar dari walk in closet di kamar suaminya.
"Kok aku ditinggal? kamu mau kemana?" Tanya Guntur yang tiba-tiba ditinggal pergi istrinya.
"Mau ke kamar Flo, siapa tau dia punya plester."
Guntur pun ikut mengekori istrinya menuju kamar Flower.
"Kakak ngapain sih ngintilin aku aja?" Kata Zee melihat suaminya mengikuti dia yang hendak masuk ke kamar Flower.
"Emang kamu tau tempat Flo nyimpen plesternya?"
"Emang Kakak tau?" Zee balik bertanya.
"Ya ga tau juga sih, tapi aku kan bisa bantuin kamu." Kata Guntur sambil mengecup singkat bibir Zee.
"Ngapain nih pasangan mesum balik lagi ke kamar gue?" Bentak Flower ketika melihat adegan mesum sewaktu dia membuka pintu kamarnya, yang kini sudah berseragam sekolah. "Jangan bilang kalian mau mesum-mesuman di kamar aku ya?" Lanjut Flower, memasang wajah sinis kepada Kakaknya.
"Kamu punya plester ga Flo?" Tanya Zee.
"Buat siapa Kak? Kakak ada yang luka? Dimana? Kenapa? Kok bisa?" Tanya Flower bertubi-tubi kepada Zee karena panik. "Bentar aku cari dulu. Kayaknya aku simpen di laci." Kemudian membuka pintu kamarnya.
Zee dan Guntur pun mengikuti Flower masuk ke kamarnya.
"Nih masih ada." Flower menyerahkan beberapa plester bergambar binatang-binatang lucu. "Emang dimana yang lukanya?"
"Lehernya." Jawab Guntur, karena Zee tidak menjawab pertanyaan adiknya itu.
"Kok bisa Kak Zee punya luka di leher? Jangan bilang Kak Zee mau percobaan bunuh diri ya!" Cecar Flower lagi, sambil memegang kedua pipi Zee dengan tangannya, sambil mencari luka yang Guntur bilang tadi.
"Pakein salep aja Kak, kayaknya ini sih bekas gigitan binatang, serangga apa ya yang bekas gigitannya bisa ampe gini!" Kata Flower dengan polosnya ketika melihat tanda-tanda merah di leher Zee.
Noh binatangnya lagi ongkang-ongkang kaki di kasur kamu. Memandang sinis wajah suaminya.
Sedangkan Guntur hanya cekikikan mendengar pernyataan adiknya itu.
"Iya nanti aku beli di apotik sekalian belanja di supermarket." Jawab Zee sambil menempelkan beberapa plester di lehernya.
Like, komen n vote dulu dong gengs... 🤗🤗