Aku menatap bayangan yang terpantul dalam cermin dan tersenyum sinis pada bayangan itu.
Aku lah si itik buruk rupa itu.
Lidya Wijaya. Gadis remaja bertubuh gendut yang sering di buli teman teman nya.
Suatu hari aku bertekad untuk langsing dan cantik, tapi dengan cara yang salah.
Sekedar saran selama membaca coba sambil denger musik lagu korea Davichi "sunset" atau "forgetting you". Biar lebih seru. Soal nya Author ngetik sambil dengerin lagu itu. :)
Harap bersabar, typo bertebaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeni pebriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Maaf aku buru buru, permisi" jawab ku sambil berlari ke arah sepeda ku. Tanpa berbalik melirik ke arah nya aku pun melaju kan sepeda ku. Maaf kan aku Bimo.
Aku menghirup dalam dalam udara pagi. Segar sekali rasa nya. Angin sepoi-sepoi menggoyangkan dedaunan di atas pohon. Matahari mulai muncul menerangi bumi. Sekarang sudah jam 7.20 pagi. Tidak terasa lebih satu jam aku berkeliling.
Ini sudah saat nya jam sekolah, kok Bimo gak siap siap untuk bersekolah.
Astaga, jangan jangan ini hari Minggu?, Wah parah nih, karena kebanyakan meliburkan diri aku sampai lupa hari.
Aku sampai ke gerbang rumah ku, seperti biasa satpam(pak anton)membuka kan gerbang.
"Tumben olahraga neng, udah langsing kok" sapa pak anton.
Aku tersenyum sinis.
"Tumben peduli" jawab ku singkat lalu menyerahkan sepeda ku untuk dia bawakan ke bagasi.
Pak Anton menggaruk kepala nya yang tidak gatal. Aku memang ikut sifat papa. Kasar, hanya pada bi Minah saja aku lembut. Karena cuma bi Minah yang ku anggap sudah seperti keluarga ku sendiri, aku bahkan tidak akan membiarkan siapa pun berani menyakiti beliau.
Papa sedang sarapan saat aku masuk ke dalam rumah. Aku melihat nya sesaat lalu naik tangga menuju lantai atas kamar ku. Baru melangkah ke anak tangga ke 3 papa melirik ke arah ku.
"Gak ikut sarapan?" Tanya papa.
Tumben dia tidak bertanya aku dari mana.
"Nanti saja , gerah, aku mau mandi dulu" jawab ku.
Papa melanjutkan sarapan nya.
Aku segera membersihkan diri lalu turun ke bawah untuk sarapan. Papa sudah tidak terlihat di sana.
Aku mengambil roti dan selai strawberry. Lalu minum susu.
Aku bertenaga lagi. Aku melihat papa memakai baju olahraga. Seperti nya ia akan main golf lagi. Jika memang ini hari Minggu. Aku penasaran dan melirik kalender. Ternyata benar hari Minggu.
Aku melihat nya memakai tas golf seperti biasa. Ketika melihat papa memegang stik golf aku refleks tiba tiba mundur dari meja makan. Trauma akan kejadian saat papa hampir membunuh ku. Aku sungguh trauma. Bi Minah yang melihat ku lalu mengalihkan pandangan ku ke arah lain sampai papa benar benar pergi.
Bibi mengelus pundak ku lalu menyuruh ku untuk melanjutkan sarapan. Tapi aku sudah kenyang jadi aku memilih untuk kembali ke kamar ku.
Ku buka akun sosial media milikku.
Dan menghapus permanen semua akun seperti Facebook, Instagram dan mengganti nomer WhatsApp.
Seperti nya aku akan menggunakan Instagram saja sama WhatsApp.
Selesai, selamat tinggal Lidya yang lama.
Aku membuat akun baru dengan wajah baru.
Keadaan di sekolah.
Suasana sekolah kondusif. Reno sibuk dengan kegiatan OSIS nya, Renata sibuk untuk persiapan ujian nasional. Bimo sendiri kesepian menghabiskan banyak waktu di perpustakaan. Siska juga seperti kehilangan sosok Lidya yang selalu jadi bahan bullian nya.
Tiba tiba Reno menghampiri Bimo.
"Bim, kamu beneran gak tau kemana Lidya?, sudah hampir 2 bulan ini dia gak turun sekolah, acara Anniversary sekolah juga sudah lewat tanpa dia.
"Terakhir yang aku tau, dia bilang sakit dan berobat ke luar negeri. Itu ajja, dia mengganti nomor ponsel nya, jadi aku tidak bisa menghubungi nya" jawab Bimo.
"Kok semua nyariin Lidya sih guys" seru Siska yang tiba tiba muncul.
Bimo dan Reno seperti tidak menganggap kehadiran Siska di antara mereka.
"Aku punya berita besar loh" seru Siska lagi.
Akhir nya Bimo dan Reno tertarik mendengarkan Siska.
"Berita apa, emang kamu tau dia kenapa dan ada di mana sekarang" tanya Reno penasaran.
"Kasi tau gak yah?" Siska mulai jual mahal untuk berita nya.
"Mau kamu apa?" tanya Reno.
"Informasi ini penting jadi harus ada imbalannya donk" jawab Siska.
"Iya katakan saja apa yang kau mau" pekik Reno tidak sabar.