Setelah terpeleset di kamar mandi, Han Sia, gadis modern abad 25, terbangun di tubuh Permaisuri Han Sunyi tokoh tragis dari novel yang dulu ia ejek sebagai “permaisuri paling bodoh”.
Kini terjebak di dunia kerajaan kuno, Han Sia harus berpura-pura sebagai permaisuri yang baru sadar dari koma, sambil mencari cara untuk bertahan hidup di istana penuh intrik dan penghianatan. Namun alih-alih pasrah pada nasib, ia justru bertekad mengubah sejarah. Dengan kecerdasan modern dan lidah tajamnya, Han Sia siap membalikkan kisah lama dari permaisuri lemah menjadi wanita paling berkuasa dan akan membuat mereka semua menyesal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26
Api menyambar semak dan dedaunan, jalur barat langsung terbakar.
Prajurit Naga Putih membentuk barisan perlindungan.
Zhi Dao cepat menarik Mei Lian ke belakang pohon besar. “Tetap di sini!”
Mei Lian tidak sempat bicara ia hanya mengangguk sambil memeluk tasnya erat-erat.
Sunyi mencabut pedangnya. “Ada lebih dari enam penyerang.”
Li Feng sudah berdiri di sisinya. “Aku dengar delapan.”
Mereka saling menatap sesaat. Untuk pertama kalinya sejak pertemuan tadi malam… tatapan itu bukan tentang masa lalu. Tapi pertempuran
Saat itulah para penyerang bertopeng hitam melompat keluar dari balik pepohonan. Mereka menggunakan pakaian ringan tanpa lambang jelas bukan pasukan resmi.
Tapi gerakan mereka cepat, terlatih, seperti pembunuh bayaran kelas tinggi.
“Mereka bukan milik Kang He,” bisik Sunyi.
Li Feng mengerutkan dahi. “Aku juga berpikir begitu.”
“Kalau begitu siapa…?” tanya sunyi pada dirinya sendiri tapi tidak ada waktu untuk menjawab.
Satu pembunuh melesat ke arah Sunyi.
Sunyi memutar pedang dan menangkis serangan dengan satu tebasan halus.
TRAAANG!
Percikan api meletup.
Pembunuh itu terpental tiga langkah ke belakang.
Sunyi menggerakkan tubuh, indah tapi mematikan. Tiap serangan dibalas dengan gerakan presisi.
Li Feng di sisi lain bertarung dengan dua pembunuh sekaligus. Meski ia Kaisar, kemampuan bertarungnya jauh dari biasa. Setiap ayunan pedangnya terukur dan berbahaya.
Yu Qian dan prajurit naga putih melawan sisanya.
Namun ada satu pembunuh yang diam-diam memutar ke arah… Mei Lian.
Zhi Dao melihatnya dari jauh.
“MEI LIAN!!!” seru Zhi Dao dengan cepat Ia melompat tanpa berpikir. Tanpa pedang, tanpa strategi instingnya hanya satu: melindungi.
Pembunuh itu sudah mengayunkan pisau kecil ke arah leher Mei Lian.
Mei Lian menutup mata, tetapi....
CLAAANG!
Zhi Dao menahan serangan dengan pedang yang ia lempar dari jarak tiga langkah, lalu menubruk pembunuh itu dan jatuh berguling di tanah. Pedangnya terlempar jauh.
Pembunuh itu bangkit duluan dan menarik belati untuk menusuk Zhi Dao yang terjatuh.
“ZHI DAO!!!” jerit Mei Lian.
Tanpa ragu, Mei Lian mengambil tongkat kayu yang patah dari tanah dan memukul pembunuh itu tepat di bahu.
“UGH!”
Pembunuh itu tersentak, cukup lama bagi Zhi Dao untuk mencabut belati kecil dari sepatunya dan menancapkannya ke lengan musuh.
Pembunuh itu mundur, lalu kabur.
Mei Lian terpeleset karena mundur terlalu cepat, tetapi Zhi Dao menangkapnya tepat sebelum ia jatuh.
Keduanya terdiam.
Wajah sangat dekat.
Napas beradu.
Mei Lian berbisik, “Kau… melindungiku?”
Zhi Dao terdiam, lalu memalingkan wajah karena gugup. “Tentu saja. Itu tugasku.”
“Tugas… atau karena kau peduli?” tanya Mei Lian pelan sembari memandang wajah Zhi Dao
Wajah Zhi Dao memerah seperti kepiting rebus. “A-aku tidak… maksudku… bukan begitu… atau—”
Mei Lian tersenyum malu.
Namun sebelum mereka semakin tenggelam dalam momen itu—
Suara teriakan Sunyi membelah hutan.
“MENYINGKIR!!”
Ledakan kecil terjadi di tengah hutan bom asap kecil buatan tangan. Pembunuh terakhir menyalakannya lalu kabur dalam kabut tebal.
Han Sunyi mengayunkan pedangnya, tapi tidak berhasil mengejar.
Beberapa detik kemudian, hutan kembali sunyi.
Namun bau minyak dan asap masih tersisa.
Setelah Pertarungan
Li Feng memandang bekas pertempuran dengan rahang mengeras. “Ini bukan serangan sembarangan. Mereka ingin kita mati di sini, bukan hanya gagal menyelidiki.”
Sunyi mengangguk. “Benar. Dan mereka sangat terlatih. Bukan prajurit lokal, bukan orang bayaran biasa.”
Yu Qian menghampiri. “Kami menemukan salah satu penyerang pingsan, Yang Mulia.”
Li Feng memberi isyarat untuk membawa nya untuk di interogasi nantinya
Tubuh pembunuh itu diseret ke depan mereka. Meski pingsan, pergelangan tangan dan bahunya menunjukkan bekas latihan bertahun-tahun. Pakaian di dalam jubahnya memiliki jahitan khas istana.
Sunyi mengamati dekat.“Ini seragam prajurit kerajaan… yang sudah dihapus lambangnya.”
Li Feng merasakan darahnya dingin.
“Paman Li Sun,” gumamnya. “Hanya dia yang punya akses penuh untuk memindahkan pasukan rahasia di luar wilayah.”
Sunyi memandang Kaisar. “Jika ini benar, maka sabotase bendungan bukan hanya korupsi… tetapi percobaan kudeta perlahan.”
Li Feng menatap jauh ke arah bendungan yang belum terlihat.“Kita harus teruskan perjalanan. Kita harus tahu seberapa dalam mereka merusak.”
Ia menatap Sunyi lama.“Kau siap?”
Sunyi mencabut pedangnya.“Aku selalu siap. Apapun itu demi kebaikan ”
Mereka melanjutkan perjalanan.
Namun kali ini, langkah semua orang terasa lebih berat.
Karena mereka tidak lagi menghadapi sekadar sabotase.
Mereka menghadapi pengkhianatan di dalam keluarga Kaisar sendiri.
Dan itu baru awal dari segalanya
Kabut pagi semakin menipis ketika rombongan meninggalkan lokasi penyergapan. Api yang sempat membakar semak-semak telah padam dengan sendirinya, menyisakan batang-batang pohon hangus dan aroma arang yang pekat. Matahari perlahan muncul di horizon, memantulkan cahaya keemasan di sela pepohonan yang menjulang tinggi.
Namun suasana hati rombongan sama sekali tidak setenang pagi itu.
Li Feng menunggang kudanya dengan tatapan tajam, rahangnya mengeras seolah marmer pahatan. Di sampingnya, Han Sunyi berkuda dengan penuh konsentrasi, memeriksa setiap gerakan di balik kabut hutan. Keduanya hampir tidak berbicara, tapi ketegangan di antara mereka terasa seperti petir yang mengumpulkan energi sebelum menyambar.
Bersambung…
emang boleh semenakutkan itu ,,, 🤭🤣🤣🤣
TUUAAAAA🤭🤣🤣🤣🤣
🤭🤣🤣
drumah ku ad bayi ta ta ,, 🤭🤣
cerita ny bnr2 bagus bgt ,,
sukaaaa ,,
sehat2 terus yx kak author ,,
seperti cerita yg udh2 ,,
waah seruu Ni ,,
semangat trus kak ,,
sehat2 selalu ,,