Ghiea Kaviani adalah seorang wanita berusia 23 tahun yg bekerja di salah satu perusahaan ternama milik keluarga Anson, yaitu Anson's Group.
Perusahaan itu di kelola oleh ahli waris keluarga Anson, yaitu Alexavier Anson (27th) .
Pria itu sangat tampan dan di gilai banyak wanita, terkenal tegas dan dingin namun sangat mempesona. Namun sayangnya, ia sudah memiliki istri yg bernama Clara Wellys.
Di suatu hari, saat Ghiea hendak ke toilet. Ia mendapati sebuah fakta yg membuatnya hanya bisa menganga lebar. Dimana dia mendapati Clara Wellys sedang bercumbu mesra dengan manager perusahaan yg bernama Jamie Wood.
Sontak hal itu menjadi bahan gosip Ghiea dan sahabatnya di kantor, yaitu Melissa dan Diana. Namun di waktu yang bersamaan, Alexavier Anson datang, menyeret Ghiea ke ruangannya.
"Aku tahu istriku selingkuh, jadi karena itulah. Aku juga akan berselingkuh, dan KAU AKAN MENJADI SELINGKUHANKU!"
"APA???!!!"
Bagaiamanakah kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27
Ghiea terbangun dari tidur nya saat ia merasa ingin buang air kecil, Ghiea menggeliat malas dan turun dari ranjang sambil sesekali menguap. Ia melangkah gontai menuju kamar mandi, saat ia membuka pintu nya...
"AAAAAAAAAAGGGHHH"
Ghiea memekik terkejut karena melihat Xavier yg berdiri di bawah shower tanpa sehelai benang pun yg menutupi tubuhnya.
Xavier pun begitu terkejut karena teriakan Ghiea.
"Apa yg kau lakukan di sini?" teriak Ghiea yg secara reflek ia menutup mata nya dengan kedua tangan nya dan berbalik badan, tentu ia tak ingin menyaksikan Xavier yg dalam keadaan sangat memalukan.
"Ghiea..." geram Xavier, melihat Ghiea dalam balutan piyama tipis nya membuat gairah nya semakin menjadi.
"Keluar, Ghiea..." perintah Xavier dengan suara serak, ia sungguh tak ingin menerkam Ghiea sekarang, belum, belum waktunya.
"Apa? Kamu mengusir ku?" seru Ghiea lantang tanpa menoleh sedikitpun "Kamu yg keluar, ini kamar mandi ku" imbuh nya dengan kesal.
"Keluar atau aku akan menerkam mu..." desis Xavier dan suara nya kini semakin parau, Xavier tak bisa menjaga kedua mata nya ketika tatapan liar nya itu menyusuri lekukan tubuh Ghiea yg menggoda iman nya.
"Ouh, aku yg akan menerkam mu lebih dulu" ujar Ghiea yg tanpa mengerti sedikit pun apa yg di maksud menerkam oleh Xavier.
Xavier semakin hilang kendali mendengar apa yg di katakan Ghiea, ia menggeram berat dan melangkah cepat mengejar Ghiea yg saat ini hendak keluar.
Baru saja Ghiea hendak melangkah keluar dari kamar mandi, tiba tiba tangan Xavier terulur dan langsung menyentak tangan Ghiea, menarik Ghiea hingga Ghiea menabrak tubuh nya dan Ghiea seketika meremang merasakan kulit Xavier yg terasa panas.
"Ap... Hmmmppp" mulut Ghiea langsung di bungkam mulut Xavier, Ghiea memberontak sekuat tenaga namun Xavier justru menekan tengkuk Ghiea untuk memperdalam ciuman nya, sementara tangan Xavier yg lain melingkari punggung Ghiea agar tetap menempel pada tubuh nya.
Kepala Xavier bergerak ke kanan dan ke kiri, mencari titik ternikmat dalam ciuman nya, perlawanan Ghiea perlahan semakin melemah. Setelah beberapa menit berlalu, Xavier dengan sangat enggan melepaskan pangutan bibir nya dari bibir Ghiea saat di rasa pasokan oksigen mereka mulai menipis.
Ghiea langsung menghirup udara sebanyak banyak nya untuk mengisi rongga paru paru nya di kala Xavier melepaskan bibir nya yg kini terasa kebas dan basah.
Ghiea melotot marah pada Xavier, namun belum sempat ia memarahi nya, Xavier justru mengangkat Ghiea kedalam gendongan nya. Ghiea yg takut terjatuh secara otomatis mengalungkan tangan nya pada leher Xavier dan melingkarkan kedua kaki nya di pinggang Xavier. Hal itu membuat Xavier dan Ghiea sama sama mengerang lirih.
"Oh Tuhan... Kamu menyiksa ku, Sweetheart..." geram Xavier dan ia melangkah keluar dari kamar mandi.
Ada gesekan yang tak terelakan di bawah sana kala Xavier melangkahkan kaki nya menuju ranjang, yg membuat kedua nya semakin mengerang lirih.
Akal sehat Ghiea memerintahkan Ghiea untuk menolak semua itu, untuk melepaskan diri dan melarikan diri. Namun tubuh nya mengkhianati akal sehat nya, Ghiea justru menempelkan kepala nya di dada bidang Xavier sebelum akhir nya Xavier menidurkan Ghiea di ranjang berukuran medium itu.
"Oh Sweetheart..." Xavier menunduk dan memberikan ciuman yg lembut namun menuntut di bibir Ghiea, Ghiea tak menyambut nya karena masih ragu, namun ia juga tak menolak karena Xavier berhasil membangkitkan gejolak hasrat nya.
"Ghiea..." lirih Xavier yg teredam ciuman nya di leher Ghiea, membuat Ghiea secara otomatis mendongak dan memberikan akses penuh pada Xavier untuk mengeksplor leher jenjang nya itu.
Xavier mengecup, mencium, menghisap dan menggigit nya dengan gemas, meninggalkan tanda kepemilikan di sana. Ghiea mati matian berusaha menahan erangan nya namun semua itu sia sia kala Xavier kembali menggigit area dada nya yg masih tertutupi piyaman nya dengan gerakan sensual, membuat kain tipis itu basah karena saliva hangat Xavier.
"Xavier..." erang nya.
"Yes, Sweetheart... I am here" lirih Xavier dan tangan nya bergerak tak sabar membuka kancing piyama Ghiea, tubuh Ghiea langsung menegang sempurna dan ia menahan nafas nya saat Xavier tak memiliki kesabaran untuk membuka kancing piyama nya hingga tuntas dan lebih memilih merobek piyama tipis itu. Ghiea memekik tertahan
"So beautiful... More beautiful" Xavier memuji dengan tatapan yg menggelap akan gairah melihat kini tubuh Ghiea ter ekspos di depan mata nya.
Xavier menatap tepat di kedua manik mata Ghiea, dan jika Xavier tak salah, Xavier melihat gairah yg sama besar nya di sana. Bibir Ghiea sedikit terbuka dengan nafas yg memburu, dada nya naik turun dan perut rata nya kembang kempis menahan gejolak gairah yg semakin meningkat seiring menggelap nya tatapan Xavier menyusuri setiap inci tubuh nya.
"Sweetheart, I love you..." bisik Xavier dan entah mengapa Ghiea melayang mendengar kata itu.
Ghiea lupa dengan status Xavier yg adalah suami orang, Ghiea lupa dengan semua kekesalan nya pada Xavier atas segala tindakan gila nya.
Nafas Xavier juga memburu dan terasa berat, ia tak sabar ingin segera berada dalam diri sang istri yg sayang nya tak mengingat Xavier sebagai suami nya. Xavier rindu rasa itu, rasa yg tak kan pernah ia lupakan dan rasa yg membuat nya tak pernah menginginkan nya dari wanita lain.
"Can I?" bisik Xavier lagi yg masih memiliki sedikit kesadaran nya, ia menatap Ghiea penuh harap, sementara kedua tangan nya kini berada di pinggul Ghiea, membelai nya dengan lembut, menggoda, menggelitik gejolak itu agar semakin bangkit, dan kemudian tangan nya memegang pinggiran celana piyama Ghiea.
Otak Ghiea berteriak agar menolak, namun alih alih menolak dan menghindar, ia justru mengangguk lemah dengan tatapan yg semakin sendu.
Gejolak Hasrat Xavier ingin merobek celana itu juga, namun ia ingin memberikan kesan yg lembut pada Ghiea nya, seperti yg wanita nya itu sukai. Lembut nan romantis.
Sementara tangan nya bekerja membebaskan celana itu dari kaki Ghiea, bibir Xavier sibuk dengan pekerjaan nya yg lain. Ia menggoda Ghiea dengan ciuman lembut di kening nya, turun ke kedua kelopak mata nya yg secara otomatis membuat Ghiea memejamkan mata. Xavier mengecup gemas ujung hidung Ghiea dan kedua pipi nya. Hingga ciuman yg menggebu dan menuntut mendarat sempurna di bibir nya.
Kali ini Ghiea menerima dan membalas nya, karena Xavier telah berhasil membuat Ghiea melayang dan melupakan segala nya. Xavier berhasil membuat Ghiea mendambakan sentuhan Xavier dan terus menyebutkan nama Xavier dalam erangan nikmat nya.