Siapa bilang pria dingin yang telah tumbuh dewasa itu tidak menyimpan rasa pada sang adik angkat, yang jelas-jelas dirinya hanyalah kakak angkat yang kebetulan di rawat oleh keluarga Satuan.
"Siapa suruh kamu begitu menarik, jangan salahkan kakak jika kamu selama ini jadi fantasi kakak, kamu cantik dannnn menarik Sea. " Delane menatap bingkai foto milik Sea.
Tapii, hubungan itu telah membawa keduanya ke jenjang yang seharusnya tidak di lakukan. Apalagi setelah itu mereka terpisah negara dan juga waktu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy ha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26.tak tahan
Sea yang awalnya memegang buku, buku itu langsung terjatuh dan Delane semakin mendekat dan mereka sangat dekat sekali.
"Kak? "
"Iya, ada apa kesayangan ku. " Hendak mengecup lagi.
Sungguh bi bir Sea ini menggoda sekali dan minta di lumat lagi.
"Kak, jangan begini. Aaa ku, "
Sreg.
Delane ahli sekali memasukkan jarinya di inti Sea.
"Kak, aaahh jangan uhhh. " Sea menutup mulutnya.
"Aku cepat in ya? " Sea belum respon justru Delane bergerak aktif.
Sea membuka lebar-lebar kedua kakinya.
Clon clok clok.
Sea tak berdaya, ini nikmat dan sekaligus ekstrim tempatnya. Siapa saja bisa datang mendadak dan Sea takut daddy atau mommynya tau.
"Kak aahh ahhh kita ke kamar saja aaahh. "
Delane menghentikan kegiatannya.
"Ayo." Ia membersihkan jari jemarinya.
Sea tak terkejut melihat Delane selalu begitu setelah menyentuh intinya pasti jari jemarinya di bersihkan dengan mulutnya.
Jantung sea bedebar-debar takut ada yang tau, pelayanan di kediaman ini tidak ada yang tau.
Cek lek.
Pintu terkunci otomatis dari dalam, tidak ada yang bisa buka.
"Kak."
Delane sudah melepaskan semua pakaian yang menempel pada tubuhnya, intinya sudah bangun dan terlihat mau di puaskan.
"Sea, boleh aku masuk? " Benar-benar tak kuat lagi.
Sea tak mengiyakan hal ini, usianya belum genap 17 tahun tak mungkin melepaskan hal ini untuk kesenangan semata.
"Tidak kak, "
"Kesayangan ku, aku mau banget. " Tak tahan.
Ia menyingkap dress Sea sampai ke atas benda kentalnya dan terlihat begitu cantik apalagi saat penutup itu lepas, di tambah lagi bagian bawah sudah ia lepaskan lebih dulu.
"Kak, jangan. Aku mohon, "
"Maaf Sea, aku benar-benar ingin. "
Melakukan pemanasan di bawah sana, bi bir Delane bermain dengan lincah usai puas dengan permainan bi bir kini Delane menempatkan posisi intinya di depan milik Sea.
Ia merasakan kesulitan saat masuk.
"Aahh sulit banget sih, Sea kesayangan ku. Maaf jika kamu akan menjerit sebentar lagi. "
Setelah merasa posisinya pas ia menekan intinya masuk pelan-pelan.
"Aaahh sssaakit Delane, aahhh sakit. " Saat benar-benar masuk sepenuhnya.
Delane mengecup bi bir Sea agar ia tenang dan ia membiarkan intinya sesuai dulu, ternyata rasanya seperti ini, sakit juga masuk begini.
Lalu setelah Sea tenang kini Delane mulai memompa intinya pelan-pelan.
"Sakit Delane, ahhh sakit uuhhh aahhh. "
Temponya semakin cepat tapi pelan-pelan mengingat masih pertama kali, da rahnya masih meninggalkan bekas di situ.
10 menit kemudian.
"Huft huft huft, capek banget tapi enak banget. " Ia masih menanamkan intinya di dalam inti Sea.
"Kak, keluarin? " Matanya sayu dan sangat cantik.
"Biarkan dulu, biarkan sampai milikku layu, "
"Tapi Delane, sedari tadi masih tegak begitu. Akuuu gak mau hamil kak. "
Delane meraih celananya dan memberikan pil pada Sea.
"Minum ini. "
Sea menurut.
Cegluk.
"Setelah ini, kita bebas bermain tiap hari. Siap-siap kamu terpental-pental saat bermain kesayangan ku. "
Emmm.
Sea lagi-lagi di buat teriak manja di bawah kungkungan Delane, kini mulai hari ini Sea milik Delane seutuhnya.
Gede bruk.
"Awwww ssstthhh sakit banget. "
Deg.
Ia tatap tubuhnya dari atas sampai bawah lalu sekelilingnya.
"Kok aku masih di perpustakaan sih, bukannya? "
Sial, ternyata mimpi sepanas itu dengan Delane, gila banget hari ini dan gak kira-kira mimpinya.
Delane baru datang membawakan camilan dan jus, ia menangkap ekspresi Sea yang aneh belum lagi wajahnya memerah, ada apa kira-kira.
"Sea, kamu kenapa? " Heran pasalnya baru di tinggal beberapa menit tidak sampai satu jam sudah membuat Sea seaneh ini.
Ia buru-buru duduk di samping Sea dan mengecek suhu tubuhnya, tak mungkin kan ia tinggal membuat camilan gitu saja langsung demam.
Setelah mengecek dahi dan lehernya, ternyata baik-baik saja ya gak ada masalah. Lantas apa yang membuat Sea sampai memerah begitu.
"Kesayangan ku, ada apa? Kenapa wajahmu memerah hemmm? " Meraih dagunya.
Sea tersenyum, "Habis mimpi terpanas, "
Delane curiga. "Hayooo mimpiin apa? Jangan-jangan mimpiin kita lagi hb yaaaa. "
Otaknya omes banget.
"Ish apaan sih, kenapa suka bener sih? "
"Tuhkan, pasti tebakan ku benar. Tapi siap-siap sebentar lagi akan terjadi Sea, " Membisikkan nya tepat di telinga Sea.
Mendorong dada bidang Delane, "Apaan sih kak, enggak ya. Aku gak mau melepas itu sebelum aku nikah, yang ada kakak ninggalin aku setelah mendapatkan madu milik ku. "
Delane gemas, ia mengacak-acak rambut Sea. "Aku juga inginnya setelah kita nikah, tapi sebelum itu biarkan kita bermain tipis-tipis begini ya? " Mengecup bi bir Sea.
Terkejut.
Kenapa dia ini pandai sekali membuat anak orang jatuh hati, pesonanya ini loh gak tanggung-tanggung.
"Tipis-tipis tapi sampai pelepasan apa termasuk tipis-tipis, "
"Em ya itu sih tipis-tipis Sea, gak sampai masuk juga. Cuma dua jari ku saja yang masuk bermain disini. " Menunjuk ke arah inti Sea.
Sea langsung menutupi kakinya rapat-rapat, mengingat mimpinya yang begitu panas belum lagi inti milik Delane sudah tegak di balik celananya itu, terlihat begitu menyembul dan minta di keluarkan. Benar-benar on terus dan hyper gak henti-henti, nanti saat berada di Harvard gimana coba.
"Aaa ha ha, jangan gitu Sea. Nanti di kira ngapa-ngapain kamu lagi, "
Cubit pinggang Delane.
"Awww sakit. "
Sea kesal lantaran Delane ini selalu ada ide 1000 cara untuk berbuat ulah.
"Udah sering ngapa-ngapain kamu kak, belagak gak terjadi apa-apa. Jangan-jangan setelah berangkat ke Harvard justru kakak dapat cewek di sana. " Mulai emosi.
"Eh enggak ya, satu saja bikin pusing apalagi nambah, ups, " Spontan ia menutup mulutnya.
"Ya udah kalau bikin pusing eeemmm. "
Delane menghentikan ocehan Sea dengan membungkam mulutnya dengan bi bir manisnya.
"Maaf kesayangan ku, aku dapetin kamu saja baru berani ungkapinnya. Masa mau aneh-aneh, gimana nanti tanggapan daddy dan mommy jika anak yang telah dibesarkan tidak setia dan tidak menghargai cintanya. "
Terlalu dewasa.
"Lalu? " Masih bertanya-tanya padahal sudah sangat jelas sekali.
"Belum lagi aku harus bisa berdiri tegak di kakiku sendiri, demi kita dan demi masa depan kita. Aku tidak mau istriku ini terlunta-lunta, "
"Ishhh siapa yang mau jadi istrimu sih kak. "
"Ya kamu lah, masa bukan kamu, " Ia sentuh pipi Sea tepat di bekas luka itu.
Deg.
Sepertinya bekas luka ini ada yang aneh.
"Sea, sepertinya ini bukan luka? " Ia tatap wajahnya seksama.
"Akupun merasakan juga begitu kak,"
Delane mendadak menarik tangan Sea dan mengajaknya untuk bertemu daddy yang pertama lalu mommy mereka.
"Apa tidak bisa di lepas? Ayo kita temui daddy lalu mommy Sea. "
Sea menggeleng.
Sah, ini ada yang tidak beres. Harus di selesaikan sekarang bila perlu, Sea berhak cantik dan berhak mendapatkan haknya secara utuh.