NovelToon NovelToon
Salah Baca Mantra

Salah Baca Mantra

Status: tamat
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Menikah dengan Musuhku / Preman / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:92.1k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Dyah Galuh Pitaloka yang sering dipanggil Galuh, tanpa sengaja menemukan sebuah buku mantra kuno di perpustakaan sekolah. Dia dan kedua temannya yang bernama Rian dan Dewa mengamalkan bacaan mantra itu untuk memikat hati orang yang mereka sukai dan tolak bala untuk orang yang mereka benci.

Namun, kejadian tak terduga dilakukan oleh Galuh, dia malah membaca mantra cinta pemikat hati kepada Ageng Bagja Wisesa, tetangga sekaligus rivalnya sejak kecil. Siapa sangka malam harinya Bagja datang melamar dan diterima baik oleh keluarga Galuh.

Apakah mantra itu benaran manjur dan bertahan lama? Bagaimana kisah rumah tangga guru olahraga yang dikenal preman kampung bersama dokter yang kalem?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Galuh dan Bagja saling melirik. Pandangan itu seolah menyimpan banyak pertanyaan yang belum pernah mereka bicarakan sebelumnya. Topik soal anak, jujur saja, tidak pernah benar-benar mereka singgung. Semuanya terlalu cepat, mulai dari lamaran, akad, pindah rumah. Kini, pertanyaan sederhana dari Bu Kania mendadak membuat udara di ruang tengah jadi lebih berat.

“E… itu sedikasihnya sama Allah,” jawab Bagja tenang, seolah sudah menyiapkan kalimat itu jauh-jauh hari.

“Iya, Bu. Jika Allah sudah berkehendak, tidak akan ada yang bisa menolaknya,” sambung Galuh, mencoba menutupi kegugupannya dengan senyum manis.

Bu Kania mengangguk, wajahnya penuh keseriusan seorang ibu. “Benar. Tapi, kita sebagai manusia harus berdoa dan berikhtiar juga, kan? Kalau memang ingin segera punya anak, berarti jangan pakai KB. Tapi kalau ingin menunda, ya harus jelas pakai KB. Jangan sampai kebobolan. Niatnya menunda, tapi buang benih di dalam, ya, kemungkinan besar malah jadi calon bayi.”

“Apa?!” suara Galuh meninggi tanpa sadar. Seketika ia melirik ke arah Bagja dengan tatapan kaget.

Ucapan itu seperti petir yang menyambar telinganya. Ia langsung teringat pada kebiasaan suaminya. Hampir setiap kali mereka melakukan hubungan, Bagja tidak pernah menahan diri. Semua selalu dititipkan di dalam. Refleks, Galuh menempelkan kedua telapak tangannya ke perut sendiri, matanya melebar.

“Apa di dalam sini sudah ada calon bayi aku dan Bagja?” batinnya gemetar.

Pipi Galuh panas, seolah terbakar. Ingatannya berlari ke malam-malam sebelumnya, bagaimana Bagja bisa dengan mudah meminta jatah, tanpa peduli pagi, sore, atau malam. Bahkan tadi ketika Bagja pulang dari puskesmas dan ia masih sibuk membereskan rumah, suaminya dengan santai bisa menarik pergelangan tangan dan mengajaknya masuk kamar.

“Ish, dasar Bagja. Dia itu, ya, enggak pernah berhenti. Kalau sampai aku langsung hamil gimana?!”

Bayangan itu membuat wajahnya makin merah. Kedua tangannya kini menangkup pipinya, berusaha menutup rasa malu yang memuncak. Semua orang jelas bisa melihat perubahan warna di wajahnya.

“Khem!” Bagja berdeham pelan, mencoba membuyarkan lamunan Galuh. Tatapannya penuh arti, "tenang, jangan dipikirkan terlalu berlebihan."

Bagi Bagja, tidak ada masalah apakah Galuh langsung hamil atau tidak. Sejak awal melamar, ia sudah menyiapkan diri. Baginya, menikahi Galuh berarti juga siap menjadi seorang ayah kapan pun waktunya tiba.

Pak Wira yang duduk di samping istrinya, pelan-pelan mencolek lengan Bu Kania. Wajahnya memberi isyarat, “jangan bikin menantu malu terlalu jauh.”

Bu Kania hanya menghela napas kecil, meski dalam hati ia tetap menyimpan harapan agar Galuh tidak menunda kehamilan. Sebenarnya, pikiran itu datang karena ia sempat mendengar obrolan di dapur kemarin.

Mih Ella—neneknya Bagja—bertanya pada Nini Ika kenapa jarang ikut kumpul para manula. Dengan nada lelah, Nini Ika menjawab bahwa ia semalam kurang tidur. Katanya, malam-malam di rumah terasa berisik sama suara Galuh dan Bagja saat melakukan malam pertama mereka. Tentu saja dua nenek-nenek itu langsung tertawa geli, sambil bergumam senang karena sebentar lagi mungkin mereka akan menjadi nenek buyut.

Waktu bergulir. Setelah salat Isya, suasana rumah lebih hening. Bagja menggandeng tangan istrinya menuju kamar. Bagi Galuh, ini bukan ruangan asing. Saat masih kecil, ia sering berlarian di sini, bahkan kadang sembunyi dari Nini Ika ketika disuruh mandi.

Begitu masuk, Galuh menatap sekeliling. “Kamar kamu tidak banyak berubah, ya? Paling cuma ranjang sama lemari baju.” Ia mengedarkan pandangannya, penuh rasa ingin tahu, seakan bernostalgia.

“Ya, begitulah,” jawab Bagja santai, tangannya menyibak gorden jendela agar angin malam bisa masuk.

Galuh kemudian menunjuk ke sudut ruangan, tepat di mana meja belajar berdiri menghadap jendela. “Oh iya, kenapa meja belajar kamu dihadapkan ke kaca jendela? Apa enggak panas kena sorot matahari saat kamu sedang belajar?”

Bagja hanya menyeringai, bibirnya terangkat sebelah. Ia tidak menjawab, hanya menatap Galuh dengan tatapan penuh rahasia. Ada alasan tersendiri yang ia simpan, sesuatu yang membuatnya memilih posisi itu. Namun, untuk saat ini, ia lebih suka membiarkan Galuh penasaran.

1
Nar Sih
kmu mesti bersyukur pinya suami seperti bagja ya galuh yg pinter msk kaya dan tampan☺️
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Nar Sih
galuh teryata msih mlu ,tenang galuh bnr kta suami mu
🌸Santi Suki🌸: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Nar Sih
jdi inggat sabrina dan akang zidan nih kak,galuh dan bagja punya pagilan sendiri nih ,yg bikin ngskak😂😂
🌸Santi Suki🌸: 😅😅😅😅😅
total 1 replies
Nar Sih
bnr,,psngan yg luar biasa kocak ,waah gimana nanti klau mereka punya ank pasti lucu juga😂
🌸Santi Suki🌸: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
ms. S
awalnya ga terlalu tertarik tapi malah jadi sng buat baca karena ceritanya real bgt dgn kehidupan kita tanpa ada ceo CEO an yg kdg ga masuk akal. suasan desa dan cita2 meraih hidup lebih baik yg bisa kita dapat disini. good job Thor
Nar Sih
psngn pengantin yg bnr,,kocak 😂
Sugiharti Rusli
bahagia itu memang sederhana, bisa berkumpul bersama orang yang kita sayangi dengan tulus, terkadang bukan sekandung tapi hubungannya bisa sangat erat yah
Sugiharti Rusli
apalagi sekarang mereka sudah jadi sahabat rasa saudara kan,,,
Sugiharti Rusli
semoga persahabatan mereka tetap terjalin sampai nanti mereka punya anak keturunan yah,,,
Sugiharti Rusli
baguslah pada akhirnya mereka sudah punya jodohnya masing" yah sekarang,,,
Sugiharti Rusli
oh ternyata panggilan anaknya Bagja dan Galuh jadi Agung yah😆😆😆
🌸Santi Suki🌸: 😁 Ya. Semua ambil nama tengah untuk panggilan sehari-hari
total 1 replies
Sugiharti Rusli
anak pertamannya laki" ternyata yah, semoga jadi anak yang sholeh, nama panggilannya Muhammad apa Agung tuh jadinya si bayik😁😁😁
Sugiharti Rusli
wah tanggal kelahiran putra pertama Bagja dan Galuh pada akhirnya sama dengan tanggal pernikahan Ryan dan Meylin nih
Sugiharti Rusli
semoga saja segera bisa menghalalkan neng Aisyah juga secepatnya yah Wa, mana tahu tiba" ada rejeki tak terduga kan,,,
Sugiharti Rusli
waduh Dewa kamu sepertinya tinggal menunggu giliran sambil menunggu tabungan cukup yah🤔🤔🤔
Sugiharti Rusli
apalagi walo tidak mewah tapi pernikahan mereka penuh khidmad dan rasa bahagia dari Ryan dan Meylin
Sugiharti Rusli
wah akhirnya si Ryan dan Meylin sudah halal juga dia yah💞💞💞
Sugiharti Rusli
apalagi sekarang ada Bagja yang jadi suami Galuh dan juga berteman dengan mereka sejak kecil,,,
Sugiharti Rusli
kalo Dewa sepertinya sudah menganggap Galuh saudara sendiri karena dia sudah dianggap anak oleh kedua ortu Galuh
Sugiharti Rusli
kalo Ryan dari dulu memang sukanya sa si Meylin kan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!