NovelToon NovelToon
Endless Journey: Emperors Of All Time

Endless Journey: Emperors Of All Time

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Misteri / Fantasi Timur
Popularitas:580
Nilai: 5
Nama Author: Slycle024

Ketika perang abadi Alam atas dan Alam bawah merembes ke dunia fana, keseimbangan runtuh. Dari kekacauan itu lahir energi misterius yang mengubah setiap kehidupan mampu melampaui batas dan mencapai trensedensi sejati.

Hao, seseorang manusia biasa tanpa latar belakang, tanpa keistimewaan, tanpa ingatan masa lalu, dan tumbuh dibawah konsep bertahan hidup sebagai prioritas utama.

Namun usahanya untuk bertahan hidup justru membawanya terjerat dalam konflik tanpa akhirnya. Akankah dia bertahan dan menjadi transeden—sebagai sosok yang melampaui batas penciptaan dan kehancuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Slycle024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Klan Mu bagian 2

Siang hari, perlahan menebarkan cahaya keemasan ke dalam aula utama keluarga Mu.

Pilar-pilar besar yang terukir naga berdiri gagah, sementara lantai marmer putih berkilau memantulkan cahaya terang. Udara dipenuhi aroma dupa halus, menambah kesan sakral dari acara penobatan yang baru saja usai.

Kepala keluarga Mu yang baru, Mu Tian, duduk di kursi kehormatan. Wajahnya tenang, namun sorot matanya menyimpan wibawa.

Namun, para tamu belum juga bubar. Justru sebaliknya, suasana aula dipenuhi suara langkah pelayan muda yang membawa nampan berisi hadiah.

Seorang wanita anggun bergaun merah muda melangkah maju. Ia membungkuk dengan sopan.

“Selamat kepada Kepala Keluarga Mu yang baru. Ini adalah hadiah kecil dari keluarga Hua kami. Semoga hubungan keluarga kita semakin erat.”

Mu Tian tersenyum tipis, menerima hadiah itu melalui seorang pelayan. “Terima kasih atas perhatian keluarga Hua. Semoga kedamaian dan kemakmuran juga selalu bersama kalian.”

Dari sisi lain, seorang pria berusia lima puluhan dengan janggut rapi melangkah maju. Dialah perwakilan keluarga Zhang. “Selamat atas penobatannya, Kepala Keluarga Mu. Keluarga Zhang turut merasa terhormat dapat hadir hari ini. Kami berharap keluarga kita dapat berjalan beriringan menghadapi masa depan.”

Mu Tian mengangguk ringan. “Perkataan Tuan Zhang membuat hati saya lega. Keluarga Mu tentu menginginkan kerja sama yang lebih erat di hari-hari mendatang.”

Suasana menjadi sedikit tegang ketika perwakilan keluarga Xu maju ke depan. Wajahnya penuh senyum, namun matanya menyimpan kilatan tajam. Ia menyodorkan sebuah kotak kayu berukir naga emas. “Selamat. Ini hadiah kecil dari keluarga Xu, beberapa fragmen teknik bela diri kuno yang telah kami kumpulkan. Kudengar putra tertua Anda sangat gemar mengumpulkannya.”

Beberapa tamu berbisik, jelas terkejut karena keluarga Xu jarang memberikan hadiah sebesar ini.

Mu Tian menatap kotak itu cukup lama sebelum berkata, “Hadiah yang sangat berharga, anak itu pasti senang. Keluarga Mu akan selalu mengingat kebaikan ini.”

Setelah tiga keluarga utama memberikan hadiah mereka, giliran keluarga-keluarga lain serta beberapa sekte yang mulai menyerahkan hadiah yang telah dipersiapkan.

Suasana aula dipenuhi bisik-bisik rendah, namun segera hening ketika Mu Tian berdiri.

Tiba-tiba, suara lantang Mu Tian bergema, memenuhi setiap sudut aula hingga semua tamu terdiam dan menoleh kepadanya.

“Saudara-saudara sekalian,” ucapnya tegas, “atas nama keluarga Mu, aku berterima kasih atas kehadiran kalian. Keluarga Mu bisa berdiri tegak hingga hari ini bukan hanya karena warisan para leluhur, melainkan juga berkat hubungan erat yang kita jaga bersama. Karena itu, aku berharap apa pun yang terjadi di kota Twilight Cloud semalam tidak membuat kita saling curiga. Justru, inilah saatnya kita saling memperkuat satu sama lain.”

Ia berhenti sejenak, menatap para tamu satu per satu, lalu melanjutkan dengan nada yang mantap.

“Dan mengenai kejadian semalam, itu tidak lebih dari seseorang dengan bakat luar biasa yang berhasil membentuk Lautan Spiritual. Tidak ada yang perlu dilebih-lebihkan.”

Aula kembali hening. Beberapa orang saling pandang, seolah ingin memastikan siapa yang akan membuka suara lebih dulu.

Akhirnya, dari barisan tamu, seorang, suaranya dalam, namun terdengar hati-hati.

“Patriark Mu… apakah benar hanya itu? Semalam, kami semua melihat guncangan energi tidak biasa. Apa mungkin hanya seseorang menerobos alam Laut Spiritual?”

Bisik-bisik kecil langsung pecah di antara para tamu lain.

“Benar juga… aku juga melihatnya.”

“Pilar itu terlalu mengejutkan… seakan ada sesuatu yang lebih besar tersembunyi.”

“Bahkan saat putraku menerobos, itu tidak layak disebut.”

“Benar, pilar cahaya itu bahkan terlihat dalam jarak puluhan kilometer.” 

Mu Tian tetap tenang, wajahnya tidak berubah sedikit pun. Ia tersenyum tipis. “Saudara sekalian, aku paham. Tapi percayalah, keluarga Mu tidak menyembunyikan apapun.”

Seorang tetua dari salah satu sekte tiba-tiba berdiri. “Kalau begitu… siapakah orang itu? Apakah berasal dari keluarga Mu?”

Suasana kembali menegang. Semua mata langsung tertuju pada Mu Tian, menunggu jawabannya.

Tiba-tiba, sebuah jalan yang terbuat dari cahaya terbentuk di udara, memanjang lurus menuju aula utama. Semua mata sontak terarah ke sana. 

Dari jalan cahaya itu, tampak seorang wanita berusia sekitar tiga puluhan melangkah perlahan. Gerakannya ringan dan stabil, seakan tiap pijakan memiliki irama sendiri. Tatapannya menyapu kerumunan tamu, lalu berhenti tepat pada sosok Patriark Mu Tian.

Dalam sekejap, Mu Tian bangkit dari duduknya. “Salam hormat untuk Utusan Wilayah, terima kasih—”

“Cukup. Silakan lanjutkan acaranya,” potong wanita itu dingin.

Dengan satu gerakan tangannya, sebuah kursi megah terbentuk. Ia pun duduk dengan tenang, sementara para pelayan segera datang menyajikan hidangan untuknya.

Suasana aula mendadak membeku. Tidak seorang pun berani bersuara.

Mu Tian kembali duduk, namun wajahnya menyiratkan kegelisahan. Ia hanya bisa tertawa getir.

“Tuan Utusan… sebenarnya, acara penobatan telah selesai. Kami hanya—”

“Oh, ternyata sudah selesai.” Utusan itu kembali memotong ucapannya, sambil memainkan makanan di tangannya. Ia lalu menoleh. “Kalau begitu, fenomena semalam… siapa pelakunya?”

Mu Tian menarik napas panjang, lalu menjawab dengan suara berat. “Menjawab tuan utusan. Itu… putri keduaku. Usianya baru sembilan tahun.”

“Ternyata hanya seorang anak kecil,” gumam sang Utusan, lalu menyuapkan makanan ke mulutnya.

Tak lama, ia menatap kembali ke arah Mu Tian. “Putrimu. Tunggu sebentar. Aku ingin merekomendasikannya pada paman untuk menjadi murid langsung. Patriark Mu, apakah kau keberatan?”

Wajah Mu Tian berubah sedikit tegang. “Tuan Utusan, dia masih terlalu kecil. Bisakah… hal itu ditunda lebih dahulu?”

Utusan itu terdiam sejenak, lalu tersenyum samar. “Baiklah. Setengah tahun. Itu cukup, bukan?”

Mu Tian menunduk tipis, mengangguk.

Dalam sekejap, sosok Utusan lenyap, seolah tertelan oleh udara. Bangku kosongnya hanya tersisa seberkas cahaya sebelum menghilang.

Suasana aula sempat tertegun, lalu para tamu satu per satu kembali ke tempat masing-masing, seakan baru saja menyaksikan mimpi singkat yang menekan dada mereka.

Bisik-bisik mulai berubah menjadi percakapan yang nyaris terdengar lantang, setiap tamu mencoba memahami fenomena semalam dan implikasinya.

---

Waktu berjalan pelan, siang berganti menjadi sore yang hangat.

Selama periode itu, banyak keluarga berdatangan, satu per satu, dengan maksud meminta pertemuan. Permintaan mereka nyaris tak jauh dari topik kerjasama, dan setiap pertemuan selalu berakhir dengan tawaran pertunangan. Namun, semuanya ditolak. Alasannya sederhana, namun tegas: semuanya masih terlalu dini.

Mu Tian berdiri, meregangkan tubuhnya, lalu perlahan melangkah menuju ruangan Zhang Feng dan istrinya.

Melihat pintu terbuka, ia langsung melangkah masuk. Di dalam, Fei Yin sedang menidurkan Zhang Mei, sementara Haofokus membaca buku.

“Saudara Feng, terima kasih telah hadir,” ucap Mu Tian sambil menawarkan minuman.

Namun, Zhang Feng tidak menanggapi. Pandangannya justru tertuju pada kerumunan di luar, yang tampak mengawasi setiap gerak-gerik mereka. Mu Tian mengerti maksudnya. Tanpa banyak bicara, ia kemudian membawa mereka ke taman keluarga.

1
誠也
7-10?
Muhammad Fatih
Gokil!
Jenny Ruiz Pérez
Bagus banget alur ceritanya, tidak monoton dan bikin penasaran.
Rukawasfound
Lucu banget! 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!