NovelToon NovelToon
Pesan Mini Untuk Hati Dokter Beku

Pesan Mini Untuk Hati Dokter Beku

Status: tamat
Genre:Dokter Genius / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Romansa / Pembantu / Tamat
Popularitas:46.2k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Dr. Tristan Aurelio Mahesa, seorang dokter jenius sekaligus miliarder pemilik rumah sakit terbesar, dikenal dingin, tegas, dan perfeksionis. Hidupnya hanya berputar di sekitar ruang operasi, perusahaan farmasi, dan penelitian. Ia menolak kedekatan dengan wanita mana pun, bahkan sekadar teman dekat pun hampir tak ada.

Di sisi lain, ada Tiwi Putri Wiranto, gadis ceria berusia 21 tahun yang baru saja resign karena bos cabul yang mencoba melecehkannya. Walau anak tunggal dari keluarga pemilik restoran terkenal, Tiwi memilih mandiri dan bekerja keras. Tak sengaja, ia mendapat kesempatan menjadi ART untuk Tristan dengan syarat unik, ia hanya boleh bekerja siang hari, pulang sebelum Tristan tiba, dan tidak boleh menginap.

Sejak hari pertama, Tiwi meninggalkan catatan-catatan kecil untuk sang majikan, pesan singkat penuh perhatian, lucu, kadang menyindir, kadang menasehati. Tristan yang awalnya cuek mulai penasaran, bahkan diam-diam menanti setiap catatan itu. Hingga akhirnya bertemu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Hari Minggu datang dengan udara cerah. Burung-burung berkicau, matahari menyembul malu-malu dari balik awan. Tapi di kamar Tiwi, suasananya justru penuh keluhan.

“Aduh, libur sekali-sekali malah bosan. Mau tidur salah, mau main ke mall sendirian juga males. Hidupku kok gini amat, ya?” Tiwi berguling di kasur sambil menatap langit-langit.

Baru saja mengeluh terdengar suara mama Rani memanggil Tiwi, “Tiwi, ikut Mama yuk ke restoran. Ada cabang baru yang Mama mau cek. Sekalian kamu liat-liat.”

Tiwi yang mendengar itu langsung duduk “Wah, ini bisa jadi pelarian. Kalau enggak, aku bisa mati gaya di rumah. Oke deh mah aku ikut, sekalian cuci mata!”

mama Rani hanya bisa menghela nafas melihat tingkah putrinya ini

Restoran cabang baru itu terletak di pusat kota. Bangunannya modern dengan nuansa kayu hangat, dipadukan jendela kaca besar yang memantulkan cahaya matahari. Tulisan “Restoran Keluarga Wiranto” terpampang gagah di depan.

Tiwi tersenyum bangga. “Keren juga. Gak nyangka keluarga ku punya cabang sebanyak ini.”

Mama Tiwi tersenyum lembut. “Ya iyalah, Nak. Kerja keras Mama dan papa nggak sia-sia. Kamu harus belajar juga, suatu hari restoran ini bisa kamu pegang.”

Tiwi mengangguk semangat. Tapi setelah beberapa menit hanya duduk mendampingi, ia mulai gelisah. Tangannya gatal, kakinya mondar-mandir.

“Ma, boleh nggak aku ikut bantu-bantu? Soalnya kalau cuma duduk, aku bosen.”

Mama tertawa kecil. “Boleh, tapi jangan bikin onar ya. Coba kamu bantu di kasir, biar ngerti rasanya melayani pelanggan.”

“Siap, Bos!” Tiwi memberi hormat ala tentara.

----

Dengan seragam sederhana, Tiwi berdiri di balik meja kasir. Awalnya ia kikuk, tapi cepat beradaptasi.

Restoran cabang baru keluarga Wiranto tampak begitu hidup siang itu. Meja-meja penuh, suara gelak tawa pengunjung bercampur dengan dentingan sendok dan piring. Para pelayan sibuk mondar-mandir, aroma gurih masakan menyeruak memenuhi ruangan. Di balik meja kasir, Tiwi tampak bersemangat, wajahnya cerah meski ini pertama kalinya ia benar-benar mencoba bekerja di restoran keluarga.

“Terima kasih sudah makan di sini, jangan lupa mampir lagi ya, Mas-Mbak!” serunya dengan senyum lebarnya. Seorang pelanggan yang baru saja membayar malah tertawa terbahak-bahak karena gaya Tiwi yang kelewat heboh.

“Kasir macam apa sih ini, bikin happy banget,” ucap si pelanggan sambil menggandeng anak kecilnya. Anak kecil itu melambai ke Tiwi, dan Tiwi balas dengan gaya sok seleb.

“Kasir limited edition, Mbak! Cuma ada hari ini,” kata Tiwi kocak, membuat beberapa orang lain di antrean ikut terkekeh.

Suasana penuh keceriaan itu mendadak berubah ketika pintu restoran terbuka. Seorang wanita masuk dengan langkah penuh percaya diri, sepatu hak tingginya mengetuk lantai kayu dengan ritme tegas. Tubuhnya ramping, rambut hitam panjang tergerai rapi, dan penampilannya tampak begitu elegan.

Ya, dia adalah Dokter Arina. Wanita yang kemarin terang-terangan menyatakan cinta pada Tristan, dan dipermalukan oleh Tiwi dengan pengakuannya sebagai “pacar Tristan”.

Arina duduk bersama seorang pria tampan yang tampaknya adalah kekasih barunya. Mereka memesan dengan gaya mewah, seakan restoran itu milik mereka sendiri. Tiwi yang melihat dari jauh hanya bisa mendengus.

“Ya ampun, kok si vampir betina ini nongol di cabang keluarga gue. Dunia sempit banget,” gumam Tiwi sambil menggulung matanya.

---

Selesai makan, Arina berjalan anggun menuju kasir bersama kekasihnya. Awalnya ia sibuk merapikan rambutnya sambil bicara pada si pria. Namun, begitu matanya menatap ke arah kasir…

Deg.

Ia berhenti. Tatapannya membeku. Di balik meja kasir, berdiri Tiwi dengan senyum lebar ala frontliner.

“Selamat siang, Mbak. Totalnya tiga ratus lima puluh ribu. Mau pakai tunai atau debit?” suara Tiwi riang, seolah tidak terjadi apa-apa.

Arina menyipitkan mata, lalu terkekeh sinis. “Astaga… aku nggak salah lihat kan? Kamu di sini?”

Tiwi menaikkan alis. “Ya, jelas di sini. Masa di bulan, Bu Dokter?”

Arina melipat tangan di dada, pandangannya meneliti Tiwi dari atas ke bawah. “Pantas saja. Jadi selama ini kamu cuma… kasir restoran murahan? Dan kamu berani-beraninya kemarin ngaku pacarnya Tristan? Hahaha… mimpi kamu tinggi banget, Dek.”

Beberapa pelanggan di antrean mulai melirik, suasana agak tegang.

Tiwi tersenyum, tapi matanya menyala. “Ya namanya juga hidup, Bu Dokter. Kalau aku mimpi tinggi, siapa tau sampai beneran kejadian. Beda sama orang yang sukanya cuma ngincer cowok mapan tanpa bisa bikin mereka nyaman.”

“Kurang ajar!” Arina menghentak meja. “Kamu pikir Tristan itu bisa suka sama kamu? Kamu cuma kasir rendahan!”

Tiwi membalas dengan santai, “Lebih baik kasir rendahan daripada dokter sombong yang nggak tau diri. Lagian, siapa sih yang bilang aku nggak pantas? Kamu? Halah.”

Pelanggan di belakang mulai berbisik-bisik, sebagian menahan tawa mendengar celetukan Tiwi.

bersambung

1
beybi T.Halim
secangkir kopi meluncur.,menutup cerita indah ini.,gak ada konflik yg berat2 kisahnya mengalir seperrti realita .,terima kasih cerita manisnya dan semangat buat penulisnya💝
Su Wanto
makasih ya thor karya mu menghibur sekali sukses selalu sehat dan semangat 💪💪
syora
anjrittttt gokilllll abisssss😍😍😍😍😍😍
Tiara Bella
akhirnya tamat dan happy ending....makasih Thor ceritanya sangat menghibur....😍
Ayy°{>Anesstasya}~🤍
yah udah tamat Aja 😍😍😍
inda Permatasari: terima kasih kak 🙏
total 1 replies
Supryatin 123
yaahhh sudah tamat aja ceritanya.luar biasa Thor ceritanya.d tunggu cerita selanjutnya.g da bonchap nya kah.lnjut Thor 💪💪
inda Permatasari: terima kasih kak 🙏
total 1 replies
Rohmi Yatun
aaahh udah tamat aja.. makasih Thor.. q suka cerita nya.. ditunggu karya selanjutnya ya🌹🌹🌹👍💪
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
ceritanya seru banget, berawal dari sticky note berakhir menjadi keluarga yang bahagia..

Terima kasih kak untuk ceritanya, ngikutin dari awal hingga akhir
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
wahhh, udah tamat...

seru banget ceritanya, ⭐⭐⭐⭐⭐⭐ ☕☕☕☕☕

Terima kasih untuk cerita novelnya kak, semoga sukses selalu
inda Permatasari: terima kasih kak 🙏
total 1 replies
Arin
/Heart/
Wulan Sari
yeaaah sudah tamat kah Tiwi dan dokter dingin? tapi happy end kok cip kelg yg bahagia ada pelakor di hempas cip 👍
terimakasih ceritanya salam sukses selalu ya 💪❤️🙂🙏
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪❤️❤️
Tiara Bella
ceritanya bagus
Reni Anjarwani
lanjut thor
Hari Saktiawan
romantis nya 😍😍😍😍😍
Hari Saktiawan
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 lucunya
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
/Facepalm//Facepalm/ permintaannya bikin geleng-geleng kepala/Joyful//Facepalm//Facepalm/
Supryatin 123
calon anak angkat thor.lnjut Thor 💪💪
Supryatin 123
🤣🤣🤣🤣 Lnjut thor 💪💪
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!