NovelToon NovelToon
Menikahi Mantan Idola

Menikahi Mantan Idola

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Enemy to Lovers / Nikah Kontrak
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rumi Midah

Vina sangat terobsesi diterima menjadi pemeran wanita utama di casting sebuah drama. Dia juga seorang penggemar garis keras dari seorang aktor. Suatu hari saat melakukan casting, ia ditolak tanpa di tes dan parahnya lagi, orang yang menolaknya adalah si idola. Merasa terhina, Vina pun berubah menjadi pembenci sang aktor. Belum juga mulai menabur benih kebencian, ia justru terpaksa menikah secara kontrak dengan sang Aktor.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumi Midah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak dan ayah

"Ma, kata bu guru, lusa ada audisi untuk syuting, di sekolah," adu Vano pada ibunya yang sedang memendekan gamis tetangganya.

"Oh ya?"

"Iya," sahut Vano, " mm, Mama, kalau aku mau ikut, boleh enggak?"

Vina memandang Vano. Tak jarang ia memergoki anaknya yang sedang berakting di depan kaca. Mungkin untuk sekali ini tidak apa-apa, pikir Vina.

"Tentu saja."

Vano memperlihatkan senyuman lebar khas bocahnya. "Beneran, Mama?"

"Iya," jawab Vina sambil tersenyum.

"Yes!" Mendengar nada riang dari anaknya, hanya membuat Vina terkekeh. Ia meyakinkan hati kecilnya kalau Vano tidak akan bertemu dengan Arka hanya karena ini.

****

Mobil Alphard hitam yang membawa rombongan para juri memasuki perkarangan sekolah SD Merdeka. Satu persatu orang penting di casting turun dan waktu Arka Prayudha turun dari mobil, banyak ibu-ibu dan guru yang histeris.

Bapak kepala sekolah menyambut mereka. Setelah beramah tamah, ketiga orang yang terdiri dari sutradara, penulis skenario dan pemeran utama, langsung digiring menuju ruangan yang disediakan untuk melakukan casting.

Para perserta casting berbaris, menunggu giliran. Setelah satu-persatu siswa yang memakai baju bebas masuk ke casting, kini giliran Vanolah yang masuk.

"Pokoknya Vano tidak boleh gugup ya."

"Iya ibu guru. Vano janji."

"Banggakan ibu guru dan mamamu, okey." Wali kelas Vano mengajak anak emasnya itu melakukan tos.

Setelah masuk, Vano langsung mengambil perhatian. Visual dan aura bintang sangat melekat di dirinya. Bahkan Arka yang sebelumnya memainkan pulpennya bosan, langsung fokus. Vano seperti memiliki magnet.

Sutradara menyuruh bocah itu untuk memperkenalkan diri.

"Nama saya Vano anak kelas dua B. Umur saya tujuh tahun. Hobi saya main dan menonton kartun Upin Ipin. Cita-cita saya ingin menjadi seorang aktor terkenal sampai ke penjuru dunia." Semua orang dewasa yang ada di ruangan itu terkekeh.

"Nama kepanjang Vano, siapa?"

"Tidak ada. Kata mama biar nama aku sama seperti nama mama yang tidak punya kepanjangan." Arka jadi teringat pada mantan istri pertamanya yang juga tidak memiliki nama kepanjangan.

Usai mendapatkan kandidat lima orang termasuk Vano, sutradara, penulis dan Arka melakukan perundingan untuk memilih siapa yang tepat memerankan tokoh anak Arka di film.

Sutradara mengambil satu foto dan menaruhnya di tengah-tengah. "Menurut saya yang ini bagus. Dia memiliki wajah khas orang sini."

Penulis tidak setuju, ia lebih memilih foto Vano. Menurutnya Vano cocok dengan karakter di skenario yang ia buat. Ia juga menambahkan kalau wajah Vano dan Arka terlihat mirip. Keduanya memiliki hidung dan mata yang sama.

Sutradara pun mengamati foto Vano lalu membandingkannya dengan Arka. "Astaga Arka, wajahmu dan anak ini sangat mirip. Kalian seperti anak dan ayah kandung."

"Benar 'kan kataku," kata si penulis skenario.

Arka hanya tersenyum mendengar itu. "Ibunya pasti sangat mengidolakanku saat hamil Vano," kekehnya.

"Kalau begitu saya pilih Vano saja," ujar sutradara. "Kalau kau Arka?"

Arka mengangguk setuju. "Saya juga pilih Vano."

Saat di kamar hotel pikiran Arka tersita hanya untuk memikirkan bocah kecil lucu bernama Vano. Dibilang mirip dengan si bocah, Arka menjadi sangat gembira. Kalau saja dulu ia tidak berpisah dengan Vina, mungkin kini mereka sudah memiliki banyak anak. Lelaki itu mendesah, mengingat Vina membuat kesedihan Arka kembali.

****

Keesokan paginya, demi menemui Vano dan memberikan mainan kepada anak itu, Arka rela datang pagi-pagi sekali, bahkan saat pintu gerbang SD Merdeka belum dibuka.

Setelah menunggu beberapa jam, gerbang sekolah akhirnya dibuka oleh satpam. Murid-murid sekolah pun mulai berdatangan. Tak lama kemudian seorang anak yang menjadi alasan Arka ke sekolah merdeka lewat, meski tak melihat muka bocah tersebut, Arka tahu kalau dia adalah Vano.

Bergegas Arka turun dari mobil. Sambil membawa seplastik mainan ditangannya, ia menyebrang. "Vano."

Bocah dengan tubuh kecil layaknya anak-anak seusianya, menengok ke belakang. Ia berhenti. Matanya memicing.

Berhasil menjangkau Vano, Arka berjongkok. "Masih ingat, Om?"

Dengan ekspresi datar, Vano mengangguk yakin. "Om yang kemarin ada di tempat audisi, 'kan? Ada apa, Om?" Belum juga yang ditanyainya menjawab, bocah itu tersenyum lebar. "Apa, Om mau bilang kalau aku yang terpilih." Ia mamasang wajah angkuh. "Ah, aku sih udah duga, sih, Om, soalnya mama bilang akting aku itu yang paling bagus."

Arka menghela napas berat. Cara bicara Vano mengingatkannya pada sosok wanita yang ia cintai. Lelaki itu kemudian tersenyum, lalu mengacau rambut Vano. "Hebat sekali kamu, bisa nebak dengan tepat."

Vano makin memasang wajah songong. "Jelas, Vano anaknya Mama Vina cantik gitu loh."

Deg.

Tubuh Arka membeku sebentar. Sedikit banyak ia jadi curiga kalau Vano adalah anak Vina, mantan istrinya. "Nama mamamu Vina?"

"Iya." Arka menjawabnya dengan yakin. "Oh ya, Om, aku masuk dulu ya. Mau ngabarin sama teman-teman kalau aku akan jadi artis." Ketika Vano hendak berbalik, Arka menahannya.

"Tunggu Vano."

"Ada apa, Om?"

"Om bawain Vano mainan. Nanti pulang sekolah, kamu ambil di pos satpam, paham?"

Vano yang senang bukan main langsung memeluk Arka. Mendapat pelukan dari bocah itu, hati Arka menghangat.

"Makasih ya, Om." Wajah bocah lelaki itu mendadak murung. "Mainanku sedikit sekali gara-gara mama tidak mampu beli."

Arka tersenyum, ia menepuk-nepuk pundak Vano. Masih berada di dekapan si bocah, Arka berkata dalam hati, semoga mamamu adalah Vinaku.

1
Fathi Raihan
Apa, masalah server atau apa, thor? Update dong! Semua udah pada gila nih 🤯
Decapitator
Jangan tanya deh, aku udah addicted banget sama cerita ini!
Rahman: ayo mampir kak, kali aja suka sama cerita nya
total 1 replies
Cô bé mùa đông
Bisa nggak si thor update cepat-cepat ya? Jangan biarkan kami tinggal menunggu terus.
Rahman: ayo mampir kak, kali aja suka sama cerita nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!