NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Teman Serumah

Terjerat Cinta Teman Serumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Cahaya Tulip

Kinara Kinanti seorang perantau yang bekerja sebagai tim redaksi di sebuah kantor Berita di Kota Jayra. Ia lahir dari keluarga menengah yang hidup sederhana. Di jayra, ia tinggal disebuah rumah sewa dengan sahabatnya sejak kuliah yang juga bekerja sebagai seorang model pendatang baru, Sheila Andini. Kinara sosok yang tangguh karena menjadi tulang punggung keluarga semenjak ayahnya sakit. Ia harus membiayai pendidikan adik bungsunya Jery yang masih duduk dibangku SMA. Saat bekerja di kantor ia sering mewawancarai tokoh pengusaha muda karena ia harus mengisi segmen Bincang Bisnis di kolom berita onlinenya. saat itulah ia bertemu dengan Aldo Nugraha, seorang Pengusaha yang juga ketua komunitas pengusaha muda di kota Jayra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Tulip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta 2 Pria

"Maaf bas, pagi ini aku ada rapat. Mungkin siang aku baru bisa kesana." Bastian bingung, "Tidak mungkin menunggu sampai siang, bisa-bisa sekretariat kita rusak di amuk anggota yang mendukungmu." Aldo nampak berpikir. "Atau begini saja, coba hubungkan ke aplikasi rapat online. Aku coba bicara dengan teman -teman melalui aplikasi itu. Aku bisa sambil jalan ke tempat rapatku." Bastian setuju, " Oke nanti aku kabari lagi kalau sudah siap, aku minta mereka berkumpul di ruang rapat dulu." Bastian mematikan telponnya. Aldo membawa laptop dan mengambil kunci mobilnya untuk menuju perusahaan.

Ditengah perjalanan, Bastian mengundang Aldo untuk masuk ke aplikasi meeting online. Nampak di layar, Aldo bisa melihat rekan-rekannya yang sedang duduk di meja bundar menunggu pernyataan Aldo. "Halo teman-teman, maaf aku belum bisa kesana langsung menemui kalian, aku harus ke perusahaan karena ada rapat pagi ini. Bastian sudah menyampaikan sebagian besar informasinya, kalau ada yang mau kalian sampaikan padaku, aku persilahkan." Salah satu dari mereka kemudian berbicara, "Kami dengar kamu mau mengundurkan diri dari pencalonan kandidat ketua yang baru. Bahkan mau keluar dari komunitas apa itu benar?" Aldo mengangguk, "Iya benar, pernyataan itu keluar karena sebagian rekan di pengurus inti tidak percaya dengan penjelasanku soal berita yang sempat beredar. Aku sudah mengusulkan jika diperlukan saksi teman kuliahku bersedia. Mereka masih meragukan penjelasanku. Maaf jika itu membuat teman-teman merasa aku kurang bertanggung jawab."

Pengurus inti yang disinggung oleh Aldo akhirnya buka suara, " Maaf kami juga baru mendapat kabar, terkait pernyataan Aldo dan ternyata benar. Kami mengakui telah salah meragukan integritas Aldo. karena berita itu membawa nama komunitas kita, jadi kami rasa kami sudah bertindak wajar dengan meminta Aldo bertanggung jawab. Karena masalah ini sudah diperjelas, kami bersedia menerima klarifikasi Aldo. Harapan kami kamu bisa kembali ke komunitas, dan tetap masuk dalam pencalonan ketua."

Semua yang hadir diruangan itu merasa lega. "Baiklah aku akan kesana siang nanti, kita bahas lagi untuk selanjutnya. Aku harap teman-teman tidak bertindak anarkis. Kita sudah memajukan komunitas bersama, jangan mudah terpancing dengan hasutan. Kita harus bisa bersikap bijaksana dan mencari solusinya bersama. Teman-teman aku minta maaf tidak bisa banyak bicara sekarang, siang nanti aku harap kalian bisa menunggu ku di sekretariat. Terima kasih dukungan kalian, aku mohon pamit." Semua sudah merasa tenang, " Baik Aldo terima kasih waktumu. Kami tunggu disini siang nanti." Pertemuan online itu dihentikan. Semua sudah bisa dikendalikan. Aldo masuk ke gedung kantor setelah berhasil memarkirkan mobilnya. Dia baru tersadar, bagaimana Kinara menyelesaikan masalah soal Arya. "Aku harus menghubunginya setelah rapat nanti," gumam Aldo.

Kinara bertugas dilapangan hari ini, setelah memastikan hasil wawancaranya di segmen bincang bisnis sudah berhasil dirilis. Mengelola 2 segmen bukan hal yang mudah, tapi karena mendapat kepercayaan dan kompensasi yang masuk akal akhirnya Kinara bekerja keras menjalankan tugas itu. Dari hasil rapat terakhir, Arya diminta membantu Kinara untuk membackupnya mempersiapkan jadwal pertemuan dengan nara sumber hari ini. Kebetulan yang akan mereka temui nanti, keluarga sederhana yang terlilit pinjaman ilegal. Mereka datang ke rumah kecil itu untuk membantu menaikkan isunya ke masyarakat untuk bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat lain agar tidak terjerat dan menjadi korban dan juga mengharapkan perhatian pemerintah untuk bertindak tegas mengatasi rentenir - rentenir pinjaman ilegal yang makin marak ditengah kehidupan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

Saat selesai wawancara mereka pamit untuk pulang, namun beberapa anak buah rentenir itu mencegat mereka dan mulai melakukan intimidasi terhadap mereka. "Maaf kami hanya menjalankan tugas, saya minta tolong untuk tidak bertindak sewenang-wenang. Karena kami sudah membawa ijin untuk melakukan wawancara disini," bujuk Kinara. "Kamu jangan jadi sok pahlawan disini, itu urusan mereka mau pinjam atau tidak karena kamu harusnya mengerti kehidupan ekonomi makin sulit. Wajar kami membantu mereka." Pemimpin preman itu mencoba mengancam mereka. "Bantuan yang kalian maksud itu justru membuat mereka makin terhimpit, kami hanya melakukan upaya pencegahan supaya tidak bertambah orang-orang yang menjadi korban. Kalau kalian merasa usaha ini legal kalian tidak perlu memakai kekerasan untuk melawan." ujar Kinara.

Pernyataan Kinara tadi membuat mereka makin marah, "Kamu ga perlu ngajarin kami, sini serahkan kamera dan laptopmu," ujar pemimpin tadi sambil menyuruh anak buahnya untuk merebut paksa barang yang diminta. Belum sempat mereka melakukan aksinya, terdengar suara sirine mobil polisi dari kejauhan yang makin mendekat. Preman-preman itu panik dan akhirnya lari terbirit-birit. Saat preman itu sudah tak terlihat , dari balik dinding salah satu rumah, Ben keluar dari persembunyiannya sambil memegang handphonenya ke atas. Dari sanalah suara sirine itu.

Kinara masih shock dengan apa yang terjadi, "Kamu ga apa-apa kan Kinara?" Kinara sontak tersadar. "Ah jadi itu kamu, syukurlah aku juga ikut panik. Karena aku ga bawa ijin wawancara ke sini," ujar Kinara malu-malu. "Yang penting kalian aman, kamu dari mana?" tanya Ben. "Aku baru selesai wawancara di salah satu rumah disini. Korban pinjaman ilegal. Baru keluar beberapa meter sudah dicegat preman rentenir," keluh Kinara. "Syukurlah kalian tidak apa-apa, aku juga ke sini mau silaturahmi ke rumah salah satu mahasiswa ku yang keluarganya jadi korban pinjaman ilegal. Kasihan sampai tidak bjsa kuliah." Kinara tertegun, "Apa nama anaknya Dwi?" Ben mengangguk," Aku baru mau ke rumahnya." Kinara mengangguk mengerti. " Kami dari sana, rumah paling ujung cat warna coklat. Kalau gitu aku permisi ya khawatir mereka datang lagi. Terima kasih bantuanmu." Ben mengangguk, "Maaf aku belum sempat menghubungi mu." Kinara tertawa kecil, "Oh tidak apa-apa soal itu, aku juga akhir-akhir ini sibuk. Aku pergi ya, bye." Kinara berjalan meninggalkan Ben. Arya melihat tatapan kehangatan dari mata Ben, ia menyalami Ben dan mengejar langkah Kinara.

Aldo akhirnya selesai rapat. Di dalam mobil ia teringat ingin menghubungi Kinara. Nada hubung tersambung, "Halo," sapa Kinara. "Halo Kinara, apa aku mengganggumu?" tanya Aldo. "Oh ga, kenapa?" sahutnya. "Bagaimana soal Arya dan video itu?" Kinara melirik pada Arya, "Soal itu sudah kami selesaikan langsung dengan atasan, dia dapat jaminan perlindungan. Orangnya juga sudah di kasih peringatan. Agak sulit mau diberi sanksi karena pakai jalur khusus sampai bisa di posisi itu." Arya menatap Kinara merasa kasusnya yang dibicarakan. "Syukurlah, aku juga merasa bertanggung jawab karena makin banyak yang terlibat," jawab Aldo. " Ga perlu merasa seperti itu, itu salahnya, kamu juga korban. Bagaimana dengan komunitas?" Aldo menghela nafas, "Siang ini aku mau menemui mereka, banyak yang tidak terima aku mundur. Jadi mereka sempat mau mengacaukan sekretariat. Untung saja aku sempat bicara dengan mereka." Kinara mengangguk paham, "Baiklah kalau begitu aku tutup dulu." Aldo mematikan telponnya.

Aldo bisa bernafas lega setelah mendengar cerita Kinara. Arya menatap Kinara sambil tersenyum, "Apa itu pak Aldo?" Kinara mengangguk, "Kak Kinara hebat dalam jeda beberapa menit saja sudah mendapat perhatian dari dua laki-laki, pakai apa kak?" Kinara mengernyit mendengar pertanyaan aneh Arya. "Pakai minyak penarik aura kecantikan" selorohnya. Arya tertawa terbahak-bahak mendengar celoteh Kinara.

1
Dilys
Terpesona
Cahaya Tulip: terimakasih..mohon dukungan nya☺️
total 1 replies
Hikaru Ichijyo
Alur yang menarik
Cahaya Tulip: terima kasih mohon dukungan nya/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!