Meri menjadi berubah seratus persen setelah kematian Mama nya satu bulan yang lalu, anak bungsu ini menjadi sangat menakutkan bagi para saudara nya. tidak bisa lagi mereka mau tidur dengan tenang, di tambah kematian Mama mereka yang masih jadi misteri.
Ada apa kah dengan Meri?
Apa penyebab kematian Mama Meri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Ritual pemanggilan
Arya melihat sendiri rumah yang selama ini di tinggali oleh keluarga nya Mama Ajeng, bersama dengan Ernan dan Ervan lah dia melihat apa saja isi rumah yang sudah di tempati lama, agak ngeri memang kalau di lihat dengan mata batin. tapi sebagian orang pasti akan menganggap ini rumah biasa saja, tidak ada yang aneh.
Apa lagi saat masuk kedalam rumah untuk melihat bagian dalam, memang aura nya sungguh begitu berbeda sekali. terutama dari dua bangunan di dalam rumah, kamar paling depan milik Mama Ajeng dan yang paling belakang adalah kamar Meri sendiri yang sudah di lihat oleh Om Burhan sendiri.
"Ini kamar siapa?" Arya menatap Ernan yang ada di belakang nya.
"Kamar Mama, di sini lah beliau meninggal dan kami tidak tau juga meninggal nya karena apa." jawab Ernan pelan.
"Boleh kan kita masuk?" tanya Arya minta izin dulu agar tidak di anggap sembarangan saja masuk kamar orang yang baru ia kenal.
Masuk kamar dan di sini lah Arya melihat wanita yang sedang meringkuk dengan tubuh di balut dengan rantai yang sangat besar dan merah, dapat di pastikan itu sangat panas membara. tidak sanggup siapa pun yang akan mengalami hal seperti itu, kalau di lihat juga mungkin ini lah Mama Ajeng yang di katakan oleh anak anak nya.
"Kenapa cepat sekali hilang nya, Arya?!" Maharani yang baru mau bergerak jadi kaget.
"Pengendali nya tau kita akan mengambil, maka nya cepat di tarik lagi." gumam Arya menelisik kamar.
"Mungkin kah keluarga sendiri yang menjadi musuh?" Maharani mulai curiga satu persatu dengan anak anak dan juga keluarga lain.
"Belum tau juga apa yang sudah terjadi, selama ini berarti Ajeng ada di sini dan terus di ikat dengan rantai panas." ujar Arya.
"Mama ada di sini?" Ernan mendengar ucapan Arya barusan.
"Dia di dalam kamar selama ini, hanya saja kalian tidak tau alias tidak melihat." jawab Arya.
"Mama gentayangan kan, apa dia yang sudah membuat Meri jadi begitu?!" Ervan sudah kemana mana pikiran nya.
"Tidak, bisa jadi dia di siksa oleh seseorang dan maka nya tidak bisa kemana mana karena di ikat oleh seseorang itu." jawab Arya pelan sekena nya saja karena masih belum paham.
Sayang nya tidak bisa mau langsung di tangkap tadi, gerakan iblis ini lebih cepat dan lebih lincah sehingga barusan telat Arya mau memegang Mama Ajeng yang barusan ada di pojok kamar. sial nya mau di pegang oleh Maharani pun tidak bisa, padahal Maharani orang nya sangat lincah dan sangat tangkas.
Namun masih tetap saja kalah cepat gerakan nya sehingga lolos lah arwah nya Mama Ajeng, kalau barusan bisa tertangkap maka mereka bisa sedikit bertanya apa yang sudah terjadi. kalau dia membuka mulut agak lebih mudah untuk mengurus nya, sayang semua nya tidak bisa sesuai dengan keinginan mereka sendiri.
"Tolong carikan aku ayam jantan hitam dan juga pinang tunggal." pinta Arya menatap dua pria ini.
"Pinang tunggal?!" tanya Ernan agak bingung karena pasti sulit sekali mencari nya.
"Buah pinang yang hanya tinggal sendirian, ayam jantan nya juga harus yang hitam karena aku mau melakukan ritual pemanggilan." jawab Arya menatap Maharani.
"Ini berbahaya, apa kau yakin bisa mengatasi mahluk yang akan datang nanti? yang datang pasti akan muncul macam macam!" ujar Maharani agak cemas juga.
"Mau bagai mana lagi karena ini tidak bisa hanya menunggu saja, mau tanya yang masih hidup pun tidak bisa karena mereka tidak tau!" jawab Arya.
Maharani agak tidak setuju kalau adik nya mau melakukan ritual yang mengerikan sekali, ini berat mau mengurus kalau tidak hati hati. yang ada nanti malah nambah musuh kalau tidak bisa mengatasi, maka memang harus mempertimbangkan agar tidak jadi masalah nanti nya, mana Arya kerja nya juga cuma sendiri mengurus kasus tersebut.
"Kalau bisa tengah malam nanti sudah ketemu barang nya, sama cari kan arak putih." pinta Arya lagi.
"Bagai mana kalau sampai malam malah tidak ketemu, Mas? soal nya ini barang langka." tanya Ernan agak ragu mau mencari nya.
"Maka besok di lakukan nya, harus cari dulu sampai dapat karena ini untuk nyawa kalian." jelas Arya.
"Minta tolong pada teman teman juga lah siapa tau ada yang punya, kita tidak bisa juga mau terus begini." Ervan setuju untuk mencari.
"Baik lah, kami akan mencari nya sampai dapat." putus Ernan karena nyawa dia yang sedang di usahakan oleh Arya agar tidak ada masalah lagi.
"Kalian hanya perlu mencari pinang tunggal saja, biar ayam nya nanti Sadewa yang cari." Arya melihat ponsel untuk menghubungi besty nya.
"Baik lah, kami cari sekarang atau Mas mau melihat kamar Meri dulu?" tawar Ernan.
"Tidak usah, aku akan pulang saja karena untuk persiapan besok saat semua barang sudah lengkap." Arya pun segera pergi dari rumah sini.
Akhir nya mereka pun memutuskan untuk berpisah di sini karena mau mencari barang barang yang di butuhkan untuk acara nanti malam, andai barang langsung ketemu maka nanti malam akan di lakukan upacara pemanggilan nya. tapi ini bukan pemanggilan biasa, sebab yang di tuju belum tentu ada di sini, akan banyak arwah lain yang datang dan itu jelas bukan yang baik semua.
"Aku tidak setuju dengan ritual ini?" Maharani memang merasa tidak sanggup.
"Kakak punya ritual lain?" Arya menatap Maharani.
Tidak bisa Maharani mau menjawab karena dia memang tidak bisa menemukan apa yang terjadi di sini, memang jalan satu satu nya hanya lah melakukan ritual ini agar segera dapat jawaban walau resiko yang harus dia hadapi sangat lah besar dan juga bisa membahayakan nyawa Arya sendiri.
"Kau kerja sendiri dan sekarang malah mau melakukan ritual darah arak." keluh Maharani.
"Akan ku buktikan pada orang orang atau pun iblis lain kalau aku juga bisa kerja sendiri tanpa Kakak." gumam Arya.
"Aku takut kita gagal, bukan karena aku meremehkan diri mu." jelas Maharani takut kalau Arya akan tersinggung.
"Tidak apa apa, Kakak cukup percaya saja padaku agar aku bisa mengurus nya dengan baik." Arya berusaha meyakinkan Kakak nya.
Mau bagai mana lagi karena memang dia harus percaya pada sang adik agar tidak ada rasa takut di hati Arya, mungkin saja ada rasa tidak di hargai juga karena Arya memang sering di katai begitu oleh manusia lain atau pun dengan iblis juga karena selalu di bawah Purnama.
Selamat siang besty, jangan lupa like dan komen nya ya.
belum tahu ja kebengisan Arya gmn,, jgn macam-macam dech, kok malah nantangin 🤦🏻♀️🤦🏻♀️😤😤😤
ini siervan cari gara2 dia udh mau Arya menolong malah belok pula karna tawar orang lain ini kalu purnama yg nangani udh kn bnting dia
Arya membantu tanpa imbalan adu gmn sich cara mereka berfikir
yakin lh Arya pasti bisa menangani kasus ini
kak author nanti bikin Arya JD pangeran yg luar biasa ya hbt nya
bingung si boleh,,,tapi kan ini seolah tdak prcaya sama arya,bukan masalah brg ny susah dicari 😒
aduh Arya jgn gegabah deh,,soalnya mba pur jg lg tempur sm si asu jd blm bs bantu,,nurut aja apa kata Maharani,,🙁