Paksaan sang ibu sukses merubah 'Status Hidup' Nadilla menjadi bertunangan.
Awalnya Nadilla punya rencana untuk membatalkan pertunangan karena si pria sudah mempunyai kekasih.
Semua situasi itu berubah saat mengetahui sisi baik pria yang ingin membahagiakan kedua orang tua melalui prestasi yang akan pria itu lakukan sendiri di sekolah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Sakit Hati Nadilla
Disky turun dari motornya untuk masuk ke dalam rumah Nadilla. Ia bahkan tidak tahu-menahu kalau Nadilla sedang sakit.
Puluhan pesan whatsapp masuk. Hampir kebanyakan dari Nadilla yang meminta Disky untuk membelikan obat pereda demam.
Tapi apa? Yang Disky bawa ke rumah hanya makanan untuk Nadilla.
"Apa saya harus putar balik ke apotek?"
Sambil bicara pada dirinya sendiri, Disky akan menaiki motornya kembali menuju ke apotek.
Sayangnya, tindakan itu lebih dulu di tahan oleh Novia yang tak sengaja mendengar suara bising dari knalpot motor Disky. "BANG, TUNGGU !" Tahannya.
"Iya" Jawab santai Disky yang kemudian mendekat ke Novia. "Ada apa Nov?"
"Malah ada apa lagi kampret!. kak dilla lagi sakit bukan nya di perhatiin malah pergi sama kak Maurel" Sembur Novia.
Disky tersenyum tipis "Iya maaf nov, di pikiran saya kalau Nadilla lagi gak sakit"
"Itu bukti kalau abang masa bodo sama kak Dilla!" Mau bagaimana pun alasannya Disky, Novia selalu paham dengan jalan pikiran abang nya itu.
Disky sedang melakukan sesuatu untuk menjauhkan Farel dengan Maurel. Mengajak baikan lalu membawa Maurel makan ke tempat yang ia sukai, walaupun sadar hal itu sangat menyakiti perasaan Nadilla.
Bukti itu nyata saat Disky sudah berada di kamar Nadilla, gadis itu melihat wajah Disky saja pun enggan.
"Sayang coba liat sini, saya kan lagi nanya kamu sakit apa?" Tanya Disky sekali lagi dengan nada lembut.
"Sakit hati"
"Serius lah"
"Saya juga serius, berulang kali saya omongin kamu tapi kamu ga pernah hargai saya sama sekali sebagai tunangan"
Wajah yang kusut terpaut marah, membuat kesan bahwa Nadilla benar-benar muak dan tidak ingin bicara apapun lagi kepada Disky.
"Saya janji enggak berhubungan lagi sama Maurel" Kata Disky. Novia merespon menarik nafas panjang, sedangkan lawan bicaranya semakin kemakan emosi.
"Janji, ingkar, lalu diulangi. Habis janji nomor kontak di blokir, terus nanti kamu buka lagi. Ya percuma!" Amuk Nadilla.
"Enggak, ini saya beneran blokir terus hapus kontak maurel" Disky melayangkan layar ponsel nya kepada Nadilla.
Sayangnya gadis itu menolak untuk melihat, bahkan sudah tau kalau itu impulsnya Disky saja. "Saya lagi mau sendiri, sana pergi!"
"Ini saya udah bawakan kamu makan" Disky mengalihkan pembicaraan.
"Gak butuh! Buat maurel aja" Nadilla menolak.
"Sayang"
"..."
Disky semakin tidak tahu bagimana caranya meredam emosional dari Nadilla yang sudah di puncak itu.
Wajah mulai panik, bahkan secarik air mata yang penuh penyesalan sudah terpampang di bola matanya.
Disky benar-benar kapok kali ini.
"Saya kapok buat kamu marah, maafin saya Dilla" Kata Disky. Bahkan pria itu tiba-tiba memegang tangan Nadilla penuh harap untuk dimaafkan.
"..." Nadilla terdiam.
"Dilla, besok nanti saya enggak antar jemput Maurel lagi sumpah!"
"Sudah antar aja gak apa-apa, toh kamu juga asa puas banget hari ini"
"Enggak, mana ada puas"
"Makanan yang kamu bawa untuk saya itu saya tahu kalau maurel begitu suka sama nasi padang"
"Tapi ini bukan nasi padang" Elak Disky.
Nadilla mengalihkan pembicaraan "Novi ambil makanan itu dari kakak kamu, terus kamu yang makan itu ya"
Novia pun kaget "loh kak?"
"Kamu pasti capek Novi kesana-kemari ngurusin saya lagi sakit. Udah gak apa-apa kamu makan dulu, biarin saya sendirian di kamar ini"
"Oke siap kak, Novi makan dulu" Novia mengambil bingkisan itu. Ia peka apa yang di katakan oleh Nadilla, sesama wanita pasti ikut merasakan kalau sedang kecewa itu seperti apa rasanya.
