Alze adalah seorang seorang suami yang berprofesi sebagai pemanen sawit, ia bekerja demi kebutuhan sang istri, karena istrinya bergaya elit, karena istrinya adalah wanita sosialita, jadi uang yang ia cari habis untuk kebutuhan gaya elit sang istri.
Tapi balasan apa yang ia dapat? Istrinya malah selingkuh dan mendapatkan pria lain yang lebih kaya dengan terang-terangan meminta cerai di depan Alze yang baru saja pulang bekerja.
Alze frustasi, dan ia pun duduk termenung di depan rumahnya, siapa sangka tengah malam, ada cahaya menghampiri dan ia pun mendapatkan sistem.
Sistem itu menawarkan misi dan hadiahnya ada di pikiran Alze, apa yang di hayalkan Alze dan mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
...⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️...
...happy Reading...
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
Setelah panggilan diputuskan, Mandor Jio mendekati Dina dengan wajah yang tidak senang. "Dina, kata Alze kalau kamu mau, ya sudah, rumah ini untuk kamu saja. Hanya saja dia bilang, setelah perceraian ini, kau dan dia tidak punya hubungan apa-apa lagi dan yang pastinya jika dia memiliki harta lain, kau jangan pernah mengakuinya lagi," ucap Mandor Jio, dengan nada yang tegas dan sedikit emosi.
Mandor Jio tidak bisa menyembunyikan kekesalannya dengan kelakuan Dina yang sudah keterlaluan itu. Padahal Dina yang duluan selingkuh, tapi rumah juga diambil oleh Dina. Mandor Jio merasa kasihan dengan Alze, yang telah diperlakukan tidak adil oleh Dina. "Tidak tahu sekarang Alze tinggal di mana, setelah kamu melakukan ini semua padanya," tambah Mandor Jio, dengan nada yang penuh simpati.
Dina hanya tersenyum sinis, tidak peduli dengan perasaan Alze atau Mandor Jio. "Aku tidak peduli, aku hanya ingin apa yang menjadi hakku," kata Dina, dengan nada yang dingin.
Mandor Jio merasa jijik dengan sikap Dina, dan tidak bisa memahami bagaimana Alze bisa bertahan dengan wanita seperti Dina.
"Lagian emangnya Alze bakal punya harta apa lain selain dirinya sendiri? Dia itu miskin, pemalas, dan pendapatan dia itu lebih kecil dari yang lain. Toh hidup dia juga bakal hancur setelah pisah dari ku. Lihat saja nanti, dia itu sebentar lagi bakal jadi pengemis," kata Dina dengan nada merendahkan, sambil tersenyum sinis.
"Dina, apakah menurutmu kamu ini tidak keterlaluan?" tanya Mandor Jio, tidak habis pikir dengan sikap Dina. "Kamu duluan yang selingkuh dan kamu juga yang duluan menceraikan Alze, tapi kamu yang malah mengambil rumah ini. Bukankah itu tidak adil?" tambah Mandor Jio, dengan nada yang tidak setuju.
Dina hanya tertawa, tidak peduli dengan kata-kata Mandor Jio. "Alah, rumah jelek begini saja diperebutkan. Dia itu harus mengalah. Siapa suruh selama ini dia hidup miskin? Lagian, Mandor Jio, kau jangan menyalahkan aku yang selingkuh, salahkan saja dia yang miskin dan hanya menjadi buruh harian lepas," kata Dina, dengan nada yang semakin menyakitkan.
Mandor Jio merasa jijik dengan sikap Dina, yang tidak memiliki hati nurani dan hanya memikirkan dirinya sendiri. Ia tidak bisa memahami bagaimana Dina bisa menjadi begitu kejam dan tidak peduli dengan perasaan orang lain. "Kamu memang tidak memiliki hati," kata Mandor Jio, dengan nada yang penuh kekecewaan.
Dina hanya tersenyum, tidak peduli dengan kata-kata Mandor Jio. Ia merasa bahwa ia telah menang, dan tidak ada yang bisa menghentikannya.
Mandor Jio memutuskan untuk tidak melanjutkan pembicaraan dengan Dina, dan memilih untuk pergi meninggalkan rumah itu. Ia merasa tidak enak hati dengan Alze, dan ingin mencari tahu bagaimana keadaan Alze sekarang.
"Terserah kamu lah," kata Mandor Jio pergi.
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...